Monday, November 7, 2011

You don't know my feelings [Chapter IV]

Title : u don't know my feelings
Genre : #cari sendiri XP
Cast :

- choi hye sun
- lee hong ki (Ft Island)
- key (SHINee)
- song seunghyun
- lee jonghoon
- lee jaejin
- choi minhwan

part 1

Wajah lesu lelaki itu, menatap bergantian kepada seunghyun lalu ke arah hye sun.

Hye sun terkejut saat mendapatkan sosok hongki yang telah mendobrak pintu.

Ia kasar sekali, pikir hye sun.

Hongki mengalihkan pandangannya dari sosok hye sun.
Kenapa manusia ini ada disini! Bukannya dia sudah pergi daritadi!, pikir hongki. ia menatap murka pada seunghyun.
Padahal, jelas-jelas seunghyun tidak berdosa.
Hongki hanya ingin melampiaskan kekesalan, kemurkaan, penyesalannya lewat marah-marah sembarangannya seperti itu dan pada siapapun yang tak berdosa kecuali pada hye sun.
Karena Dialah tersangka utamanya.

"saeng! Sekarang piketmu bersamaku pergi belanja jadi siap-siaplah" ucap hongki dengan nada mengerikan lalu berbalik dan pergi.
Tapi, seunghyun menyahut, "hyung! Aku tidak bisa... Aku sakit perut!" tuturnya mengelus perutnya.

Sifat malasnya, sedang menyampirinya.
Alhasil, bohong untuk kebaikannya sendiri. Ia lakukan.

Hongki berbalik lalu menatapnya ganas, "lalu siapa yang akan membantuku?!" seru hongki. Tanpa sekalipun memandang ke arah hye sun.



Seunghyun melirik ke arah hye sun lalu beralih ke hongki, "noona hye sun!"

hye sun terkejut saat namanya disebut oleh seunghyun, dan menatap ke arah seunghyun dengan wajah yang sulit di jelaskan.

Hongki akhirnya menoleh ke arah hye sun, "oh.. Ya sudah... Biar aku sendiri"
hongki berlalu pergi.

Seunghyun berpikir, kalau aku tidak pergi pasti suatu saat nanti, hyung akan menyuruhku yang macam-macam.

Seunghyun melotot ke arah hye sun, lalu menaik turunkan alis kirinya.

Hye sun menghembuskan napas panjang.
Ia mengerti.

Mau tidak mau. Ia harus menemani hongki, kalau tidak... Seunghyun bisa macam-macam! Pikirnya

Ia lekas mengejar hongki."oppa.. Biar aku temani"seru hye sun dengan canggung.

Wew! Aura hongki mengerikan, walau di lihat dari belakang?!

Aura kecemburuannya telah merasuk jiwanya, sampai-sampai ia bersikap dingin pada hye sun?!
Padahal, hari - hari yang lalu, ia resah... Ingin bertemu dengan hye sun.

Hye sun menunduk sambil mengekori tiap langkah hongki.

#jder
hye sun yang terlalu 'khusyuk' pada perasaannya, sampai-sampai ia tak sadar akan keberadaan pintu lift yang bergeser untuk menutup.

"aw!" hye sun meringis, ia mengelus keningnya.
Dengan perasaan campur tapi yang mendominasi adalah rasa malu!

Dalam batinnya, Hye sun ingin membantai seunghyun, lalu membakarnya hidup-hidup, kemudian abunya ditebarkan di empang! Biar di telan oleh para penghuni empang!

Ia benar-benar malu, karena merasa memalukan di depan seorang hongki.

Awas, bocah itu!!, dendam kesumat menggema di hati hye sun.

Hye sun langsung masuk ke dalam lift dengan canggung, tanpa memandangi ke arah hongki
bagaimana responnya saat aku melakukan yang melakukan seperti ini!?, pikir hye sun.

Keningnya Benar-benar perih.

Padahal diseberangnya, hongki menahan tawanya dengan membekap mulutnya sendiri.

part 2

Sampai di supermarket,
Hongki berjalan serabutan dengan troli yang digiringnya seenak hatinya, dan hye sun mengekorinya dengan kikuk.
Hongki sudah siap dengan penyamarannya, yakni.. Masker plus kacamata dan topi bertengger di kepalanya.
Sedangkan hye sun...
Ckckck
di lihat dari sudut pandang manapun, ia terlihat seperti lelaki.
Hanya saja, jalannya lenggak-lenggok layaknya wanita biasa.
Tapi, kalau di lihat orang awam, mereka pasti menganggap hye sun adalah waria.
'kekek'

penyamarannya hanya ditambah kacamata yang lensanya hampir menutupi sebagian wajahnya.

Hye sun memandangi lelaki itu dari belakang sambil mengutuknya.

Manusia ini! Apa tidak lelahnya ya?! Aku disuruh jalan kaki dari apartemennya sampai kesini. Dan kini!! Dia jalan tak tau arah seperti itu!! Sebenarnya apa maunya, ah?!

Hye sun benar-benar kelelahan, kedua kakinya tak sanggup menjejaki jalan yang di tuju hongki, sampai akhirnya hye sun berani bersuara"oppa.. Aku tunggu disini ya.. Aku kelelahan" hye sun berjongkok di antara rak snack.

Hongki berbalik dengan aura keganasannya yang masih menyelimutinya.
Hye sun bergidik.
Ia langsung berdiri.

Mereka melangkah lagi, menjelajahi supermarket yang luasnya... Lebih luas dari lapangan sepak bola.. Menurut hye sun.

Akhirnya, pilih-memilih selesai... Mereka berdua ke arah kasir dan melakukan kewajiban sebagai pembeli yakni membayar!

Transaksi bayar-membayar selesai.
Dan kinilah, tugas hye sun yang sebenarnya... Membawa barang muatan belanjaan para lelaki yang... -sulit dijelaskan- tapi, tepatnya.. Mengesalkan!

Hye sun membawa tas plastik itu serabutan.
Sedangkan hongki? Muatannya lebih sedikit.
Katanya sih, karena dia yang milih-milih, jadi hye sun lebih banyak mendapat muatan.

Kalau begini, lebih baik aku yang pilih!, pikir hye sun.

Angin malam menerpa keduanya, dan saat itu hye sun baru sadar kalau hari telah gelap.

Hye sun menerawang ke langit-langit. "yeoppo" ucapnya dengan terkesima.

Hongki yang sedari tadi murung entah kenapa, hanya mengatupkan mulutnya, menatap hye sun "apa?"tanya dengan lembut, ia merasa kalau hye sun sedang berbicara dengannya.
"apa?!"hye sun sewot.
"kau tadi mengatakan sesuatu" hongki berseru, mengerikan.
"aku tidak mengatakan apapun!" hye sun membuang muka, dari tatapan hongki.

Yeojha aneh! Jelas-jelas dia mengataiku yeoppo!, hongki gemas sendiri.
Tanpa di sadarinya, "awas!"
#bruk

hongki, tong sampah dan belanjaannya jatuh, ke arah depan.

"sudah ku katakan! Lihat jalan!" hye sun mengomel tanpa tahu arah, padahal jelas-jelas sedari tadi ia dan hongki tak bersua apalagi memberi saran.

Hye sun langsung membantu hongki berposisi duduk. Karena ia jatuh telungkup.

Kalau ini, ada di berita infotainment aku pasti kaya! Hahahaha, pikir hye sun sambil tersenyum iblis.

"kau menertawaiku ya?!"
"siapa yang menertawaimu! Aku hanya tersenyum, emang salah?!" timpal hye sun lalu berdiri tanpa membantu hongki berdiri.
Toh, ia berangsur berdiri.

Lelaki ini, gak ada malunya ya! Gak ada makasihnya!

Akhirnya, hongki bisa berdiri dan tepat di hadapan hye sun.
Saat itupun, hye sun melihat ada tempelan! Eh, itu plester yang menutupi keningnya.
Hye sun teringat kejadian di taman, saat hongki menabrak tiang listrik.

Hye sun tersenyum sendiri.
"jangan tertawakan aku!"bentaknya.
"itu.. Luka?" hye sun tak membalas pernyataan hongki
"ah?" hongki tak mengerti yang mana di maksud hye sun.
Hye sun menyibakkan poni yang menutupi kening hongki yang di tempeli plester.

Deg-deg-deg
Hongki ternganga saat melihat wajah penasaran sekaligus prihatin dari hye sun.

Wanita ini selalu membuat imanku goyah. Kau membuat degupan jantungku tak beraturan...
Kau terlihat manis saat dekat.

lalu hye sun tiba-tiba menekan kening hongki dengan kuat-kuat.
"ini!"
"aw! Sakit pabo!"
hye sun terkekeh.
"benar ternyata... Separah ini ya... Tiang listrik itu saja sampai karatan?!" hye sun terkekeh. Lalu ia memungut plastik muatannya lalu melangkah lagi.
"bukan! Ini kare-" hongki berlarian setelah memungut barangnya dan mengejar hye sun.
"bohong"

hongki tersentak mendengar satu kata yang terlontar dari bibir hye sun.

Wanita ini!

"kita sama.. Sama-sama sombong, menyebalkan, keras kepala... Jadi aku tahu sifatmu?!"

hongki terkekeh ragu.

Wanita ini.. Berkarakter!

Sampai akhirnya, tujuan pulangpun tampak yakni gedung apartemen.
Hye sun langsung semangat, ia berlarian menuju lift saat masuk ke lobi.

Karena perasaannya begitu bahagia, ia dan hongki bisa mengobrol secara 'normal' tanpa 'kericuhan' yang terjadi, walau sempat beberapa kali terjadi. Tapi, dengan topik jonghoon.
Awalnya bukan tentang jonghoon, tapi, hongki menyinggung tentang jonghoon alhasil pembicaraan itu menjurus tentang jonghoon. Terutama tentang keburukan sang leader.
Dari ia yang suka ngupil sembarangan, orangnya jorok, dan lain sebagainya... Yang jelas kejelekan jonghoon?!
Ckckck
hongki, teman yang menyesatkan.

Hye sun membuka pintu apartemen, bersamaan dengan seunghyun, minhwan, jaejin yang sedang berderet duduk di sofa tepat di hadapan tv, menoleh ke arahnya dan membentangkan senyum iblis mereka masing-masing pada hye sun.
Hye sun bergidik.


part 3

Aaargh!!! Bocah sialan!! Ia benar-benar mempermainkanku! Rutuk hye sun.
Memandang ganas ke arah tiga magnae itu.

"letakkan disana"
hye sun mengerti. Ia lekas ke dapur lalu kembali lagi ke ruang tengah setelah meletakan barang belanjaan tadi dengan berlarian kecil.
Ia segera menghampiri ketiga lelaki itu.

Aish... Ketiga lelaki itu terkekeh.

Hye sun menyeret seunghyun, masuk ke dalam kamar seunghyun.

#jder

hye sun menutup pintu kamar, lalu beralih menatap seunghyun dengan murka.

"bagus! Apa yang kau lakukan?! Kau menceritakannya pada mereka semua ya?!"
seunghyun tersenyum canggung.
"aku cuman bilang..."

#jder

sosok minhwan muncul diantara apitan pintu kamar "seungi..! Hyung gak bisa masak... Katanya badannya pegel.. Punya koyo?"
seunghyun berdiri dari posisi duduknya diatas meja belajarnya, "jinjja? Gak punya.. Aargh!! Aku lapar!" seunghyun menampangkan wajah prihatin lalu berubah menjadi tragis.

Mungkin karena tabrakan ama tong sampah... Jadinya pegal-pegal kayak gitu, pikir hye sun

Seunghyun mengelus perutnya, suara gemuruh di perutnya berbunyi, hye sun saja bisa mendengarnya.

"noona bisa masak?" seunghyun beralih pandangan ke arah hye sun.

Hye sun terkejut, kemudian menggeleng canggung.

Seunghyun memandangi hye sun dengan kasian, "wanita apa yang tidak bisa masak!?"

"aku bisa! Tapi, masak nasi?!"

seunghyun pasrah, "bagaimana ini?!"

"aku bisa membantu... Tapi, bisa menunggu?" hye sun merasa kasihan, sejak mendengar gemuruh perutnya dan wajah lesu, tragis itu.
Ckckck

"ah?"
"tunggu yah?!"

hye sun langsung merogoh kantungnya dan mengeluarkan ponselnya.

************

" i'm done!... Silakan makan" seru key, setelah menghidangkan seluruh masakannya di atas meja makan dadakan.

Seunghyun dan minhwan sudah dari awal duduk mengelilingi meja makan, setelah membuat meja makan dadakan yang berbentuk lingkaran itu.

Hye sun duduk berhadapan dengan minhwan, jaejin dan seunghyun dan Ia duduk diantara key dan jonghoon.
Sedangkan hongki duduk disamping jonghoon, jaejin.

Acara makan memakan dimulai.

"wa! Nasinya empuk, noona! Kapan-kapan masakkan nasi lagi disini yah?!"seru minhwan, dengan wajah sumringah dan
Tersenyum manis pada hye sun.

hye sun melotot pada seunghyun lalu melempar senyum terpaksa.

Dasar bocah! Kalian Seenaknya saja! Hwaaa!! Hidupku ada di tangan kalian! Dan beban hidupku akan semakin tragis!

Sesekali, seunghyun, jaejin, minhwan tersenyum iblis dan mengangkat alis -menggoda hye sun-

hye sun bergidik sampai ia tersedak berkali-kali.
Dan ketiga lelaki itu terkekeh senang.

************

sejak hari itu, hye sun sering mampir ke apartemen mereka. Terkadang bersama key, tapi lebih sering sendiri.

Dan itu semua, demi membungkam ketiga mulut lugu 'ketiga sang magnae' dengan melakukan apapun yang mereka inginkan.

Kalian lebih mengerikan dari iblis! Hidupku begitu tragis...
Oh Tuhan.. Kapan semua ini akan berakhir? Dan kumohon happy ending!
Tapi, bagaimana?! He doesn't know my feeling and i don't know his feeling of me!
Eergh!!


part 4

Untuk ke sekian kalinya, setelah menyelesaikan rutinitas kesehariannya, yakni manggung, menghadiri acara, di wawancarai... Dan bla-bla... Hye sun datang ke apartemen Ft Island sambil membawa kemasan buah.
Karena hari ini, sang magnae sakit!

Betapa syukur, dan sumringahnya wajah hye sun saat mengetahui kabar itu.
Tapi, dibalik kesenangannya itu.. Penderitaan menunggunya.. Yakni, Menunggu minhwan selama yang lainnya pergi.

Hye sun masuk, lalu menemukan jasad yang mungkin masih bernyawa terkapar di atas sofa ruang tengah.
Sekujur tubuhnya tertutupi selimut pink.

Aiesh... ==" Hye sun jijik dengan warna pink.

Hye sun dengan gontai menghampiri jasad itu.
Hanya wajahnya yang tampak.

"gwenchanayoo?" hye sun menyentuh kening sang magnae itu.
Minhwan tak menyahut, matanya masih tertutup rapat.

Panas!
Astaga!!

Hye sun langsung panik, ia segera ke dapur lalu kembali membawa sehelai kain dan air dingin.
Hanya benda-benda itu yang bisa dilihat hye sun dan menurutnya itu berguna.

Hye sun lekas meletakkan kain basah itu di kening minhwan.

************

jam 10 p.m para personil ft island belum juga menampakkan dirinya di apartemen.
Sampai akhirnya, hye sun tertidur di samping minhwan yang mulai membaik.
Dan mangkuk bubur tergeletak kotor dengan bekas bubur menghiasi mangkok itu di atas meja tengah, tepat disamping sofa.
Dan beberapa bungkus tablet obat penurun panas juga tergeletak di meja yang sama.

************

sinar pagi mentari menghujam ke arah jendela - jendela kamar yang ditiduri hye sun semalam.

Hye sun pun terbangun, karena terganggu dengan pencahayaan pagi itu.

Hye sun menguap, merenggangkan otot kedua tangannya.

Saat itu pula, nampaklah sosok seunghyun yang sumringah, menyambut hye sun di pagi itu dengan tersenyum lebar.

"noona! Gwenchanayoo?"
hye sun tidak terlalu terkejut, karena kesadarannya belum pulih seutuhnya.
"hm..."
hye sun menerawang kamar yang ditidurinya semalam.

Warna kuning paling mendominasi...
Dan beberapa corak tengkorak sebagai temanya pada berbagai barang yang ada di kamar itu.
Aah,, ini kamar wanita yang tomboy! Pikir hye sun.
Ia bernapas lega.
"noona... Gwenchanayoo?"ulang seunghyun, akhirnya seunghyun menghampiri hye sun, tepat dihadapan hye sun.

"ne.."
"bagaimana minhwan?"
"dia sudah sembuh total! Dia baru pulang jalan-jalan pagi dengan jaejin."tuturnya

dia itu manusia apa siluman! Semalam dia panas sekali! Airpun bisa mendidih kalau diletakkan diatas jidatnya semalam! Kok bisa udah sembuh, pikir hye sun.

"kalian kemana saja sih?! Tidak berperikemanusiaan! Magnae sakit kalian pada ninggalin!"seru hye sun menaikkan tiap oktaf ditiap suku katanya
"kan ada noona"ucap seunghyun sekenanya

hye sun menghembuskan napas.
Berusaha menelan bulat-bulat rasa kekesalannya itu pada seunghyun.

"oia.. Ini kamar siapa? Kok aku bisa di sini?"tanya hye sun sambil beranjak berdiri dari ranjang 2x1 meter itu.

"hyung"

satu kata itu membuat hye sun bergidik, hyung! Ya! Siapalagi kalau 'hyung' yang dimaksud seunghyun adalah sang leader!! jonghoon!!
Dia yang menggendongku kekamarnya!! Hwaaaa!! , hye sun memberontak dalam batinnya sendiri.
"benarkah????!" hye sun menampangkan wajah pasrah sekaligus penasaran.
Tapi, seunghyun malah menilai wajah hye sun yang seperti itu hanyalah sandiwara semata.

Seunghyun mulai tersenyum iblis pada hye sun.

Apa dia pikir, aku berharap di gendong dan ada di kamar hongki, oeh?!
Eeergh...
Tapi, Di sisi lain benaknya, ia memang mengharapkan itu.

Seunghyun tertawa pecah sehingga Membuat hye sun terkejut setengah mati.

"kalian benar-benar cocok?! Yang satunya penurut, satunya sulit di atur?!"

penurut? Aku atau hongki?
"penurut?"
"noona mau melakukan apapun demi kami.."

PENURUT!!
aku begini karena kalian selalu mengancamku!

Tapi, apa benar ya.. Hongki seperti itu? Pikir hye sun.

Hye sun menatap seunghyun tajam, lalu lelaki itupun hilang di telan waktu (?) #author gaje
=ralat=
hilang di balik pintu.

part 5

Hye sun melangkah keluar kamar, ia berjalan ke ruang tengah.

Kok ada yang aneh ya? Pikir hye sun
berasa semalam... Ada.. Ada apa ya?!

Hye sun bingung sendiri dengan kondisinya.
Ia memperhatikan sekujur tubuhnya, tapi.. Tak ada yang janggal.

Di sofa ruang tengah, jaejin dan minhwan duduk di ruang tengah sambil memasang sepatu untuk menutupi kaki mereka.

Lalu jonghoon keluar dari sebuah ruangan.
Ia mengenakan serba hitam, sehingga aura kegelapan makin pekat menyelubungi sekujur tubuhnya.
Dan saat itulah, seunghyun muncul dengan jaket biru bercorak kotak-kotak dan topi hitam bertengger di kepalanya. Keduanya adalah hadiah hye sun, jelasnya bukan hadiah!! tapi.. Permintaan seunghyun yang harus di penuhi oleh hye sun sebagai cara membungkam mulut lugu seunghyun.

"keren'kan?!"
seunghyun dengan bangga memamerkan pakaiannya itu.

Jaejin dan minhwan mengangguk-ngangguk setuju.
Lalu memandang ke arah sosok hye sun.
Mereka bersamaan tersenyum iblis.

Hye sun menghela napas, mengabaikan ketiga magnae itu.
Dan ia berjalan ke arah jonghoon yang sedang berdiri di sudut ruangan.
hye sun mendekati jonghoon, "oppa... Kamsahamnida ya.." ucap hye sun malu-malu pada jonghoon.
Jonghoon melirik hye sun, dan itu membuat hye sun bergidik takut.
"buat apa?"
"karena... Karena..."
hye sun bingung merajut kata-kata yang akan di katakannya pada jonghoon.
Ia hanya ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan jonghoon telah mempersilakannya tidur dikamarnya, dan mau menggendongnya ke kedalam kamarnya sendiri. Sedangkan jonghoon terpaksa mengungsi ke kamar lain.
"ah.. Tak ada... Aku hanya ingin mengucapkan makasih aja" akhirnya hye sun hanya mengatakan itu, daripada ia kebingungan mencari kata-kata.

"noona... Kamsahamnida..." minhwan menceletuk, sehingga hye sun berpaling dari sosok jonghoon.
"ah.. Ne.."
"gwenchanayoo?"
"ah, aku baik-baik saja kok?! Kenapa?"

kenapa semua orang berkata 'gwenchanayoo' padaku?!
"oh.. Baguslah... Semalam itu noona sakit! Membuat repot saja?!"
"eh?" hye sun bingung dengan pernyataan akhir minhwan"heh! Semalam itu aku menjagamu! Apa maksudmu!"
"noona tidak ingat, oeh?" celetuk jaejin
"maksudmu?"
eeergh! Aku bingung! Apa maksud kalian!
"semalam noona mengerang kesakitan pada perutnya... Katanya key hyung, noona sakit mag.. Katanya sih dari pagi sampai kau datang kesini belum makan?!" seru jaejin.

Ah iya juga.
Pantas saja, aku merasa ada yang janggal. Ternyata magku kumat. Aiesh..., pikir hye sun

"habis... karena minhwan sakit aku lupa makan dan langsung tertidur pada malamnya... Aku kelelahan"
"memang iya.. Tapi untung saja ada hongki hyung yang rela-rela pulang duluan... Semalam, Ia khawatir pada minhwan" tutur jaejin kemudian berdiri.

Hongki? Maksudnya!!
Aargh!! Dasar bocah!! Aku bingung!

Seorang penyanyi muda seperti hye sun, sulit mencerna ucapan jaejin.

"nah.. Sekarang kami mau pergi... Noona ada jadwal hari ini?"
"ya iyalah ada?! Wae?"
jelas-jelas hye sun tidak tahu kalau ada jadwal untuk hari ini.

Jonghoon menghampiri mereka, "kau bisa menjaga hongki? Selama kami pergi untuk wawancara sebuah majalah?"

eh, hongki? dia bilang HONGKI!!

"memangnya ada apa dengan oppa?" tanya hye sun sambil mencoba menenangkan diri atas kepenasarannya tentang hongki.

"dia sakit! Gara-gara ia menjaga noona semalam! Sewaktu itu minhwan sudah sembuh... Tapi, ia masih istirahat... Dan saat itu, hongki hyung pulang dan menemukan jasad noona tergeletak di atas lantai sambil meraung kesakitan pada perutnya. Lalu ia yang merawat noona..." celetuk seunghyun, yang entah dari mana asalnya.

Eh? Berarti dia yang menjagaku?!
Dan ia sakit karena aku!!

Hye sun mendesah, merasa bersalah. "baiklah... Aku akan bilang pada key oppa... Kalian pergilah.." ucap hye sun, kemudian keempat manusia itu melangkah keluar setelah berpamitan pada hye sun dengan caranya yang masing-masing, "tapi.. Oppa dimana?"
"dia di kamarku.." seunghyun berseru lalu hilang di balik pintu bersama yang lainnya.

<< CHAPTER III << or >> CHAPTER V >>

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)