Saturday, November 12, 2011

Live Is Choice

Title       : ==”
Author  : devIL'21
Cast       :
-          Song seunghyun
-          Song Hyo In
-          - choi Jonghoon
^^ Happy Reading, Guys!!
Let’s to Begin!!
-Hana-
                                                =Dul=
                                                **SET!!!**
==================================================================================================
Seunghyun tertawa pecah, membahana seantero kelas yang telah sepi, tinggal ia dengan jonghoon, saudaranya sepupu. “Cinta?”ucap seunghyun. “apa’an tu?” tanyanya lagi, melipat kedua tangannya didepan perutnya, kali ini ia menahan tawanya.
“ish.. sudah kukatakan, jangan tertawakan aku!!” bibir jonghoon terlipat sempurna, tatapan matanya bak, singa yang kelaparan sedang mengintai mangsanya pada seunghyun.
Seunghun berdeham, mulai berhenti tertawa, padahal ia tak tahan untuk tertawa lagi. “mianhae,, hyung..” raut wajah seunghyun masih memerah, karena ia berusaha keras untuk menahan tawanya “kenapa kau bisa.. bisa jatuh cinta?” seunghyun beranjak duduk,diatas bangkunya sendiri, yang  berhadapan dengan jonghoon
“aku juga tak mengerti”jawab jonghoon polos, dari bangkunya. Amarahnya mulai menurun.
“ah? Kok? Aiesh.. kau dipelet sepertinya?!”seru seunghyun, sekenanya, tanpa memikirkan perasaan jonghoon. “tapi,, apa dia yeojha??”jonghoon mengangkat kepalanya, hingga tatapan amarahnya mengarah pada seunghyun.
Seunghyun menyeringai saat jonghoon menatapnya dan jonghoon mengangkat tangannya sejajar dengan tinggi kepalanya, hendak memukul seunghyun. “heh!! Kurang ajar kau!!”seru jonghoon membahana seantero kelas. bangun dari bangkunya, saat seunghyun sudah berlari menjauh darinya.
Alhasil, kejar-kejaran terjadi.
“Mianhae,, hyuuuuuuuung!!!”seunghyun berlari keluar kelas, dan diikuti jonghoon yang meneteng tasnya dibelakangnya secara ugal-ugalan.
Saat seunghyun yang kelelahan berlari, langkahnyapun mulai memelan,  jonghoon menghempaskan badannya ketubuhnya seunghyun yang telah melemah, sehingga seunghyun jatuh terjembab.


“eh?” jonghoon kaget sendiri, karena seunghyun jatuh karenanya, dan berangsur menyeringai.”kau itu namja,,, tapi, terlalu lemah”Jonghoon melingkari tangannya dileher seunghyun, sembari tertawa pecah, jelasnya berniat untuk mencekik seunghyun.  Sedangkan seunghyun berusaha keras melepaskan dirinya dari siskaan jonghoon.
“hei!! Hei!! Berhenti!! Aku tak bisa bernapas!!”seunghyun meringis, ia terengah-engah tersiksa.
Jonghoon melepaskan tangannya dari lingkaran leher seunghyun, sembari tertawa. “kau mati, aku bahagia” katanya, sambil menyeriangai dengan wajah yang agak memerah.
“ah? Wae?” seunghyun menatap jonghoon dengan wajah memerah, sembari beringsut bangun karena kesulitan bernapas, dan bertampang polos ”Kau tega!”serunya lagi, sambil melangkah.
“aku akan menjadi ahli waris satu-satunya dari haraboeji!!”seru jonghoon, kemudian tertawa pecah sembari melangkah yang sejajar dengan seunghyun, yang sedang meringis dan asik mengatur napasnya.
                Benar saja, mereka adalah saudara sepupu, yang hanya berbeda empat bulan, dan  mereka adalah cucu tunggal haraboejinya. Orang tua mereka sudah lama menginggal, saat mereka masih kecil karena kecelakaan sehingga haraboeji dan halmeoni mereka yang menghidupi keduanya sebagai ahli waris perusahaan terbesar diParis, sehingga jonghoon dan seunghyun adalah bersaudara sekaligus bersahabat akrab, dan termasuk mempengaruhi panggilan untuk masing-masing –jika seunghyun sedang bermanja-manja, ia akan memanggil jonghoon dengan ‘hyung, begitu juga sebaliknya, dan jika seunghyun dikelas atau sedang berkumpul dengan teman-temannya, ia akan memanggil jonghoon dengan ‘chingu’ atau nama jonghoon itu sendiri.
“ah? Jonghoon!! Akan kukatakan pada haraboeji!!”ancam seunghyun, kemudian berlari meninggalkan  jonghoon.
^^ one day later
“jonghoon,,,!!!”seru seunghyun sembari mengetuk pintu kamar jonghoon dengan penuh hasrat membunuh pintu kamar jonghoon, dan sempat berpikir, ‘kenapa harus ada pintu’ . “jonghoon!!! BUKA PINTUnya?!!!”
Setelah terlihat kenop pintu terputar, seunghyun menghentikan panggilan daruratnya itu. Tempurung kepala jonghoon muncul diantara apitan pintu kamarnya. “MWO?!”
“dia datang!! Dia datang lagi!!”seru seunghyun, tapi terdengar lirih. Kedua matanya berkaca-kaca, hendak menangis. Tubuhnya bergemetaran. Ia meraih kedua tangan jonghoon.
Jonghoon mengerti apa maksud seunghyun, wajahnya terlihat marah. Tapi, ada rasa khawatir yang membalut benaknya.”dimana dia?”tanyanya dengan nada tinggi.
Seunghyun diam, kemudian berkata “haraboeji”dan tepat setelah mengatakan itu, setetes air matanya mengalir dari pelupuk matanya, tapi ia segera mengusapnya.Tanpa pikir panjang lagi, jonghoon keluar dari kamarnya dan segera melesat menginggalkan seunghyun yang masih setengah terbelalak. Kemudian seunghyun segera mengikutinya dari belakang.
Dari kejauhan seseorang sedang berteriak-teriak, tentu saja jonghoon langsung berlarian kesana.
Tepat, ditengah tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan hijau, seorang namja sedang berteriak-teriak seray a menuding kearah seorang namja tua dihadapannya yang terduduk diatas kursi kayu coklat. Dengan langkah cepat, jonghoon menghampiri keduanya. Saat ia datang, ia mendapati seorang namja sedang menatap marah dan mengangkat kerah baju haraboejinya “LEPASKAN DIA!!”seru jonghoon dengan lantang, wajahnya penuh amarah.
Namja itu melepaskan cengkeramannya dari kerah baju haraboeji jonghoon dan beralih pandangannya pada jonghoon. Kemudian kembali melirik kearah haraboeji jonghoon “apa dia jonghoon, ah?”ia kembali  menatap jonghoon. “kau cepat sekali besar?! pembunuh!!”ucapnya dan bersuara lentang diakhir kalimatnya. “mana yang satunya lagi?” katanya, lagi sambil menyeringai pahit,
“apa yang kau inginkan??”seru jonghoon pada namja itu, dengan tatapan menantang.
Namja itu menyeringai, “kau sudah besar ya.. semakin besar kau semakin kurang ajar?! Siapa yang mengajarimu? Harabojimu ini?”katanya, dan ia melirik kearah haraboeji jonghoon, “atau appamu, ah?”
Wajah jonghoon berubah, kesal, muak, takut, membalut benaknya “JANGAN KATAKAN SEPERTI ITU!!” teriak jonghoon. Tubuhnya bergetar.
Sebenarnya, ia tak mampu berhadapan dengan namja ini. Tapi,, takdirlah yang menentukan semua ini. Dia tak bisa mengelaknya.
“aha?! Tapi, dia penakut seperti nae noona,, ottokhe, appa?”ucap namja itu, dan melirik ke haraboeji jonghoon pada kalimat terakhirnya.
Ditengah suasana memanas itu, dua namja berjas dengan perawakan tinggi dan berbadan besar, menghampiri mereka dan seunghyun berjalan dibelakang mereka. Mereka segera meringkus namja itu.
“AKU AKAN KEMBALI!!!! ANCAMKAN ITU!!”seru namja itu, saat ia susah payah melepaskan diri dari kedua namja itu.
Jonghoon terduduk diatas tanah lapang yang berumput itu, setelah sadar bahwa namja itu memang telah pergi. Ia menutupi seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Perlahan, haraboeji mendekatinya dan mengelus kepalanya. “Mianhamnida,, jonghoon”ucap haraboejinya lirih.
Jonghoon terdiam, ia masih menutupi wajahnya. Tak bergeming. Ia memeluk kedua lututnya dan terbenam dalam lipatan kakinya.
Tetapi, beberapa saat kemudian terdengar isakan tangisnya. Haraboejinya hanya mengelus kepalanya, tak ingin berkata apapun.
^^ A few days later
“sunbae,, ini untukmu”ucap seorang yeojha dengan wajah tersipu, mengulurkan setangkai mawar merah pada jonghoon, saat jonghoon, seunghyun, hongki, jaejin, minhwan sedang asik bersendau guaru dibangku depan kelas mereka.
Dan jonghoonpun menerimanya, “aw” jonghoon melepaskan genggamannya pada tangkai bunga tersebut, sehingga bunga tersebut jatuh diatas lantai keramik putih.
Seunghyun segera memungutnya, “lain kali, jangan berikan sesuatu kepada orang yang kau suka sesuatu, tetapi itu akan menyakitinya” ucapnya, santai sambil menyeringai dan tetap menggenggam hati-hati setangkai bunga mawar yang masih ada tancapan diurinya.
“nde,, sunbae”jawab yeojha itu, cepat sembari menunduk- berkali-kali dihadapan seunghyun, lalu segera berlari meninggalkan kumpulan namja itu dengan wajah tersipu malu.
Jonghoon terbelalak mendengarkan seunghyun berkata seperti itu, “hei?! Kau seunghyun, oueh?” dahinya mengerut dan tampang wajah heran tertampang diwajahnya.
“ah? Bukan?! Aku SONG SEUNGHYUN,,!! Cucu haraboeji yang paling kyeopta tujuh turunan, anaknya Park Ji Won Bin Slahuddin?! Yang akan menjadi ahli waris haraboeji”ucapnya dengan lantang, cepat dan diakhiri dengan tawa pecah.
“ai? Eh!,, anio!! Aku yang akan menjadi ahli waris dari harta Salahuddin!!!”ucap jonghoon lagi, dengan cepat dan diakhiri pula dengan tawa pecah. Jonghoon melingkari lengannya dileher seunghyun.
“aih!! Jong!! Jong!! Aku tak bisa bernapas, pabo!!”
Sedangkan ketiga namja lainnya, hanya menatap aneh pada seunghyun dan jonghoon yang asik menyeringai.
                Sejak kejadian itu, gossip-ria para murid yeojha cepat memukau tentang ‘kebaikan seunghyun pada seorang adik senior’. Setiap kali jonghoon dan seunghyun saat berpapasan dengan murid yeojha,  kebanyakan mereka menunduk kemudian melambaikan tangan.
“ah,, kau popular dengan kebaikanmu seunghyun?!” ucap jonghoon, saat mereka asik bergurau disudut kantin.
Seunghyun menyeringai, tapi tidak menjawabnya. Malah ia asik melempar senyuman kepada para yeojha yang melempar senyuman padanya, dan melambaikan tangan padanya.
Jonghoon mencondongkan kedepan tubuhnya kea rah seunghyun yang duduk berseberangan dengannya, “oh iya,, kau belajar darimana itu, oeh? Siapa yang mengajarimu?”Tanya jonghoon, dengan suara berbisik.
“ah? Maksudnya?”tanyanya polos.
Jonghoon menjitak kepala seunghyun, “aiesh,, siapa yang mengajarimu bisa berkata sepperti itu?”
Seunghyun mengusap kepalanya yang sakit. “ish,, sakit!!” ringis seunghyun, kemudian mendelik mengabaikan pertanyaan jonghoon tadi dan meninggalkan jonghoon, dengan lainnya.
==================================================================================================
Hyo in berjalan kearah kelasnya yang tak jauh dari kantin tetapi,,
#DBUK
Segelas pelastik berisi jus pirnya yang dibelinya tadi jatuh dan tertumpah hingga membuat genangan kental dilantai. Sedangkan ‘sang tersangka’ yang membuat hyo in terjatuh, malah menyeringai saat sadar hyo in terjatuh karenanya.
Hyo in segera beringsut, dan berdiri dihadapan ‘sang tersangka’. Tapi, saat ia akan membuka mulutnya untuk melampiaskan kekesalan yang sedang membalut benaknya dengan uraian kata-kata dari mulutnya, hyo in langsung terdiam, urung mengomel ria pada ‘sang tersangka’ itu.
‘sang tersangka’ menyeringai, menunduk sekali, lalu memperhatikan sekujur tubuh hyo in “mianhae,, aku tak bermaksud..”sang tersangka yang akan meraih tangan hyo in, untuk memastikan dia baik-baik saja. Hyo in malah menbungkuk sekali, kemudian melesat pergi meninggalkan ‘sang tersangka’ dengan kepalanya yang menunduk. Wajah hyo in memerah.
‘Sang tersangka’ malah kebingungan dengan tingkah hyo in seperti itu, saat-saat hyo in hilang dari balik dinding diujung lorong sekolah.
Hyo in segera melesat kearah toilet yeojha yang terdekat pada saaat itu.
Sesampainya disana, ia menengok kesegala sudut toilet itu, untuk memastikan ruangan itu sepi, tiada orang. Saat ia sudah yakin ruangan toilet yeojha itu, memang tidak berpenghuni.
#AAAAAAAAAaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!
Hyo in menjerti keras. Wajahnya yang memerah karena ‘kejadian’ tadi, mulai memutih, sesuai warna kulit putihnya dengan hidung mancung, mata berlensa cokelat, bibirnya yang mungil, yeojha yang manis. Ia mulai mengatur napasnya, karena degupan jantungnya yang tadinya tak teratur.
Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan dari luar ruangan toilet yeojha, “hei… ada apa?”seru seseorang dari luar ruangan.
Hyo in segera beranjak keluar dari ruangan dan menemui ‘sang pemanggil’ “ah,, ak-“ucapan hyoin terpotong, saat sadar, orang yang memanggilnya adalah ‘sang tersangka’ tadi.
‘sang tersangka’ menampangkan wajah bingung, ie mempertajam pendengarannya, untuk menunggu lanjutan kalimat hyo in, tetapi hyo in tak kunjung melanjutkannya.
Akhirnya, wajahnya –sang tersangka- dicondongkan sedikit pada wajah hyo in, untuk memastikan hyo in baik-baik saja. Hyo in tak bergeming. Kemudian ‘sang tersangka’ mendaratkan punggung tangannya kanannya pada kening hyoi in, sedangkan punggung tangan kirinya didaratkan pada keningnya sendiri “apa kau sakit?”katanya.
Hyo in terdiam, kemudian menggeleng pelan.
‘sang tersangka’menurunkan belaiannya dari kening hyo in, “kau kenapa?” tanyanya. “gwenchanayoo?”
“gwenchana”jawab hyo in, dengan nada canggung “mianhae, sunbae.. aku harus pergi”
“oh,, mianhae yang tadi ya,, hyo in”ucap ‘sang pemanggil’ berjenis kelamin namja itu.
Mendengar itu, langkah hyo in terhenti, karena sedikit terlonjak.
                Ia tahu namaku!!!’gumamnya, hyo in asik menyeringai tanpa sadar namja itu sudah menghadap padanya, “gwencahanayoo?”
“gwenchana” hyo in langsung berbalik, memunggungi namja itu dan segera melesat pergi. Dan kali ini, ia memastikan harus kekelasnya! Untuk mencegah kejadian-kejadian yang tak diinginkannya lagi, sambil melempar senyum kesetiap arah saking ia merasa bahagia.
===========================================================================
Yeojha yang manis, tetapi, kenapa ia bertingkah seperti itu? Aneh sekali! Dia kelas berapa? Sunbae? Aaah,, dia adik kelasku!! Kalau tidak salah, dia junior jonghoon.. gumam seunghyun. Seunghyun menyeringai, asik dalam angan-angannya yang membabi butakannya atas kesadarannya yang telah melayang.
Tanpa disadarinya, jonghoon dari ambang pintu kelas mereka memperhatikan seunghyun yang sedang berkomat-kamit, dan tatapan nya yang kosong karena lamunannya sendiri, jongoon   menyeringai memperhatikan seunghyun.
“DYAR!” jonghoon mengagetkan seunghyun, saat seunghyun berjarak selangkah dari ambang pintu kelas. seunghyun terkejut, ia salah tingkah.
“JONGHOOoooooN!!! MATI KAUU!!!!” geram seunghyun dengan hasrat membunuh pada jonghoon. Jonghoon terkekeh.
Alhasil, acara ‘begulat’pun menjadi solusi diantara mereka berdua, di depan kelas.
***
Bel sekolah menjerit menandakan waktunya pulang, waktu yang menghentikan siksaan jasmani dan rohani bagi para murid.
“seung!! Kau pulang, oeh?”Tanya, jonghoon sembari memasukkan buku-bukunya yang tergeletak diatas mejanya ke dalam tas.
“kau pulang duluan sajalah,, aku punya urusan sedikit,, anak basket mau ngumpul sebentar”tutur seunghyun, sembari asik berkutat dengan pulpennya, dan menorehkan seluruh coretan hasil karya songsaenim dipapan tulis.
Jonghoon terdiam, berhenti dari segala aktivitasnya, kemudian ia menoleh pada seunghyun yang duduk berdampingan dengannya, “jinjja?,, hm..” jonghoon terdiam sebentar, lalu berkata, “baik.. tapi, kau harus segera pulang?!”
Seunghyun mengangguk tanpa menatap kearah jonghoon. Jonghoon yang mengerti aba-aba seunghyun, ia segera pergi meninggalkan seunghyun setelah ia mengacak rambut seunghyun dan meletakkan kunci motor sportnya diatas mejanya. Setelah beberapa saat, seunghyun yang menyadari jonghoon telah pergi. Ia cepat menyelesaikan tulisannya, kemudian cepat merapikan semua perangkat belajar yang tergeletak diatas mejanya,
ia segera melesat kearah lapangan tengah sekolah.
                Jonghoon,, mianhae,,?! Ini adalah sekali umur hidupku berbohong padamu,, sebenarnya,, untuk kesekian kalinya,, hehehe,, gumam seunghyun, berjalan ditepi lapangan sambil menengok kesegala arah.
Seunghyun yang asik mencari sesuatu, tanpa sadar ia menabrak seseorang yang sedang berjongkok mengikat tali sepatunya.
#DBUK
Orang yang tertabrak dengannya, tubuhnya terhempas kelantai, sedangkan seunghyun jatuh terjembab. Keduanya meringis kesakitan.
“aw.. sakit”orang itu meringis, dan ternyata seorang yeojha. Kemudian berusaha beringsut, ke posisi duduk. Begitupula dengan seunghyun. Keduanya saling meringis, dan berhadapan.
“ah! Kau lagi.. kenapa kalau kita bertemu, selalu cidera?”gerutu seunghyun, kemudian beranjak berdiri, dan mengulurkan tangan pada yeojha itu. “mianhae,, hyo in” hyo in menerima ulurannya dan beranjak berdiri,
“gwenchana”jawab, yeojha yang bernama hyo in dengan nada canggung.
“ah? Kakimu kenapa? Membiru seperti itu?”ucap seunghyun, saat ia melihat kearah pergelangan kaki yeojha itu, yang setengah tertutup kaos kaki.
Hyo in, menarik keatas kaos kakinya. “tidak ada,, aku hanya sedikit terkilir,, gwenchana”
“tapi,, itu membiru,,”seunghyun berjongkok, sejajar dengan lutut hyo in, kemudian ia menurunkan sedikit kaos kaki hyo in dan memperhatikan rona biru dikulit halus hyo in.
“gwenchana” Hyo in menghempaskan mundur kakinya secara paksa, “aw!!” hyo in meringis.
“hm,, mau kuantar pulang?”Tanya seunghyun, tanpa pikir panjang,
Hyo in terdiam, diantara malu, bingung, ia juga kesal pada seunghyun yang membuatnya seperti ini. Hyo in mendesah, kemudian mengangguk.
Seunghyun menyeringai, kemudian cepat memapah yeojha itu dengan penuh semangat kearah parkiran motor.
“oeh,, kenapa kau berat sekali hyo in?”Tanya seunghyun, disela ia sedang memapah hyo in yang beratnya diatas rata-rata.
Hyo in terkekeh pelan, lalu menyeringai “aku makan banyak, tetapi tak pernah gemuk”katanya, mulai menikmati obrolan dengan seunghyun.
“aih,, jinjja?! Pantas, kau begitu kurus, tetapi badanmu begitu berat,,”seunghyun berdecak heran, dan diakhiri berkekeh ria.
sepanjang perjalanan, Mereka bersendau gurau sampai dikediaman hyo in. dan Hyo in mulai terbiasa dengan namja yang dikaguminya itu,
“ini rumahmu?”Tanya, seunghyun, memperhatikan sebuah tempat yang sulit digambarkan. Dari depan, gerbang hitam menjulang tinggi, dan sebuah rumah –mungkin- berdiri ditengah- tengah tanah lapang yang ditumbuhi rumput hijau, adapula deretan beberapa mobil yang berjejer, mungkin itu hanya dari sebagian sebagian, karena seunghyun hanya melihatnya dari sela-sela gerbang hitam yang menjulang tinggi itu.
Hyo in mengangguk, “seung, mau masuk?” kata hyo in polos, kemudian ia membekap mulutnya sendiri, kaget dengan perkatannnya yang barusan, “oh,, maksudku,, seunghyun, mau masuk?”
Seunghyun menyeringai, “kadang jonghoon memanggilku seung, yaaah,, dia yang membuatnya sendiri khusus untukku sebagai bukti cintanya padaku,,”seunghyun terkekeh. Jelas saja, itu kelebihan makna. “kalau kau memanggil seperti itu,, boleh-boleh saja”
Hyo in tertawa pelan, “mau masuk?”tanyanya lagi,
“lain kali saja, aku mau pulang,, jonghoon sudah menyuruhku pulang secepat mungkin” tuturnya, kemudian siap menancap gas motornya.
“ooh,, nde,, Jeongmal gomawo, seung”ucap hyo in, sembari membungkuk sekali.
“cheonmaneyo” seunghyun menurunkan kaca helmnya, lalu menancapkan gas motornya.
==================================================================================================
                Ada apa dengan bocah itu? Perasaan, Jaejin –kapten basket sekolah- udah pulang duluan?! Hm.. tapi, tak apalah,, aku bisa bertemu dengan hyo in.gumam jonghoon yang asik berkutat dengan pikirannya sendiri.
Jonghoon kesetiap sudut sekolah. kantin, menyusuri lorong sekolah, mencari – cari . Saat ia sedang berdiri didepan parkir sekolah, ia berpapasan dengan seorang namja separuh baya, dan namja itu menyapanya,
“ooh,, kau?!”serunya, mengagetkan jonghoon.
Jonghoon menoleh kebelakang, dan menemukan seorang namja yang menatapnya dengan tatapan tak ramah. Jonghoon terdiam, kemudian menyeringai tipis, dan dia mengangguk.
Apa yang dilakukannya disini!! Apa dia,, gumam jonghoon, tetapi terpotong.
Namja itu hanya ber-oh saja, kemudian melesat pergi kedalam sekolah.
Jonghoon yang bingung, sekaligus ketakutan. Ia terpikirkan pada seunghyun yang mungkin saja akan menjadi sasaran namja itu, sebagai pelampiasannya.
Akhirnya, jonghoon memutuskan untuk bersembunyi dibalik dinding diujung lorong parkiran sekolah, menunggu namja ataupun seunghyun yang lewat.
Tetapi, lebih dari lima belas menit kemudian. Namja separuh baya itu keluar dari gedung sekolahnya, tanpa seseorang bersamanya. Napas lega dihembuskan jonghoon.
Lalu apa yang dilakukan namja itu? gumam jonghoon, kemudian cepat melesat keluar area sekolah saat ia melihat sebuah mobil hitam, berhenti didepan gerbang sekolahnya, dan ia mengabaikan seluruh prasangka yang mungkin saja terjadi termasuk melupakan jika ia ingin bertemu dengan hyo in.
Semoga bocah itu baik-baik saja, gumam jonghoon.
Sesampai ia dirumah, ia segera melesat ke arah kamarnya dan melakukan rutinitas setiap pulang sekolah yakni, tidur siang.
Bangunnya dari dunia mimpi, dan mengumpulkan puing-puing kesadarannya sepenuhnya. Jonghoon beringsut, kemudian keluar dari kamarnya dan mengarah sebuah pintu yang bersebelahan dengan pintu kamarnya.
Perlahan ia memutar kenop pintu itu, dan mendorong pintu itu.
“seung!!!”seru jonghoon, saat ia mendapatkan seunghyun tergeletak diatas lantai. Secara reflek, jonghoon segera berlarian kearah tubuh namja yang terkapar diatas lantai kamarnya. Jonghoon menggoncangkan tubuh namja itu, “seung!! Bangun!! Ada apa denganmu” jerit jonghoon,
Didalam benak jonghoon, ia berpikir bahwa ‘namja’ itu telah menyakiti seunghyun.
Tetapi, tubuh yang tadinya terkapar diatas lantai, kini membuka matanya perlahan dan mengusap sudut matanya.
“apa’an sih?!” geram seunghyun, ketus.
Jonghoon menampangkan wajah lega, kesal sekaligus bingung, “kau kenapa?”
“aku kenapa?”
“aku kira kau kenapa-napa?!”
Seunghyun beringsut, dan merubah posisinya menjadi duduk, “aku dari tadi tidur!! Kau kira aku kenapa, oeh?”
Jonghoon menyeringai, “aku kira kau mati” katanya, lalu beranjak berdiri, “kenapa kau tidak mati saja! Nanti aku yang akan menjadi ahli waris,,”ucap jonghoon, sekenanya. Tanpa sadar, seluruh penghuni rumah itu, termasuk tuan rumah maupun seluruh pelayan, berada didalam kamar seunghyun yang begitu luas.
#TAK
Haraboeji yang tak jauh dari berdirinya jonghoon, menjitak kepala cucunya itu. “kau masih saja memikirkan warisan,,?! Yang jelas kalian berdua dapat warisan?!”
“heh!! Kalian ngapain ngomongin warisan, oeh?!” cela halmaeoni jonghoon, kemudian melangkah kearah seunghyun yang masih terduduk diatas lantai kamarnya, “ada apa?”
“aku kira seunghyun mati”sahut jonghoon disamping haraboeji, mereka bertiga mengelilingi seunghyun yang terduduk.
Halmeoni melirik kearah jonghoon, dengan tatapan tak bersahabat “ah? Kau ini?!”halmeoni kembali menatap kearah seunghyun, begitupula seunghyun menatap kearah halmeoni, “kau kenapa? Apa yang kau lakukan diatas lantai?”
“aku tidur?!”jawab seunghyun ketus. Karena kelelahan mendongak, seunghyun beranjak beridiri. “aku kecapek’an?! Makanya ketiduran disini?!”jawab seunghyun, santai. Kemudian melangkah kearah ranjangnya yang tak jauh dari tempat ‘tidur’nya diatas lantai tadi.
Jonghoon dan haraboejinya menatapnya curiga.
“aku jujur!!”seru seunghyun, saat sadar ia bisa menerjemahkan tatapan jonghoon dan haraboejinya.
Halmeoni kemudian menjewer kuping jonghoon, “lain kali, jangan membuat rumah gaduh”
Jonghoon meringis kesakitan –pura-pura kesakitan- “sakit halmeonni”
Karena tak tega, halmeoni melepaskan siksaan itu dari kuping jonghoon, lalu memukul bokong jonghoon. “dengar?”
Kali ini jonghoon kesakitan,. itu baru siksaan dari seorang yeojha yang sudah tua, “sakit!!”. . Tanpa ingin memperpanjang masalah, halmeonni segera melesat pergi keluar kamar seunghyun, begitupula para pelayan yang tadinya berkerumun dikamar seunghyun, ikut mundur bersama halmeonni.
Haraboeji hanya mendesah, “kalian jangan ributkan warisan, kalian sudah punya jatah masing-masing, dan jangan lupa do’akan haraboeji panjang umur.. nde?”
Seunghyun menyeringai, “kalau haraboeji panjang umur.. kapan bagi warisannya?” seru seunghyun, sekenanya.
#tak
Jonghooon menyeringai kearah haraboeji setelah berhasil memberikan ‘jitakan maut’ pada kepala seunghyun, lalu melingkari tangannya pada leher seunghyun –seperti mau bergulat- yang terduduk ditepi kasurnya, “tidak,, haraboeji,, seunghyun sedang kumat?! Ayayaya,,, semoga saja,,”, jonghoon menangkupkan tangannya lalu mengusap pada wajahnya, “Amiiiiiin”, kemudian dengan sedikit gerakan tak mencurigan, jonghoon berbisik pada seunghyun, “yang penting peredaran darah haraboeji lancar?!”
Seunghyun menyeringai. Setidaknya, bukan hanya seunghyun yang licik, jonghoon juga.
Haraboeji hanya berdecak, kemudian melesat keluar dari kamar seunghyun.
Sadar, haraboejinya telah pergi.
“kau kenapa?”
Seunghyun menggeleng, kearah jonghoon yang terduduk disampingnya. “aku baik-baik saja” jawabnya, kemudian beranjak berdiri.
“oeh,, kau berbohong,, aku tau dari jidatmu?!”
Seunghyun mengelus-neglus jidatnya, “ah? Kau kira ini papan, oeh?”
Jonghoon terkekeh. “ya sudahlah,,” jonghoon segera keluar dari kamar seunghyun. Walau ada ada sebuah pertanyaan didalam benaknya, ‘ada apa dengan seunghyun’ dan sebuah fakta ‘seunghyun berbohong padaku’.
===========================================================================
Hyo in baru saja diantar pulang oleh seunghyun, yakni namja yang selalu didambakannya. Yaah,, salah seorang member dari kumpulan group band yang sedang naik daun diantara anak-anak SMA, tentu saja bagi setiap yeojha termasuk murid sekolah hyo in, begitu sangat mengidolakan mereka.
Hyo in segera melesat masuk kedalam rumahnya, setelah melintas dijalan setapak menuju rumahnya dan mengabaikan setiap sapaan para pelayan yang menyapa. Hyo in yang hanya dibalut rasa bahagia, langsung berderap ditiap anak-anak tangga, berlarian hingga masuk kedalam kamar hingga napasnya tersengal-sengal.
“hosh.. hosh” hyo in mengelus dadanya. Hyo in melempar tas yang ditentengnya tadi ke atas kasur, lalu berjalan kearah balkon kamarnya.
Ia melentangkan tangannya, merasakan terpaan angin yang berhembus dan menyusup disela-sela pakaiannya.
“aku tak menyangka jika,, jika ia tau namaku” kata hyo in sambil tersenyum tanpa jelas, hingga wajah yeoponya terlihat.
“dan hari ini,, dia mengantarkanku tadi” kali in hyo in menyunggingkan senyum yang terlebar yang ia punya, sambil membayangkan kejadian beberapa menit yang lalu, berbincang sengan seunghyun sunbae.
#Tok tok
“hyo iiin??? Apa kau ada didalam?”Tanya seorang namja sambil menggedor-gedor pintu kamar hyo in “gwencahayoo?”
Hyo in yang mengenal suara itu, segera beranjak kearah pintu kamarnya dengan beberapa detik karena kamarnya yang begitu luas. “nde,, wae appa?” hyo in hanya memunculkan kepalanya diantara apitan pintu kamarnya terbuka membunyikan sesuatu yang ada didalam kamarnya.
“kata pelayan, kau terlihat aneh? Waeyoo?”
Hyo in baru sadar dengan tingkahnya yang tetntu saja membuat kesan aneh bagi para pelayan yang melihatnya, ia hanya terkekeh. “aku tadi,, hanya terlalu senang” katanya, menyunggingkan senyuman termanis yang ia punya.
Appanya hanya ber-oh saja. Kemudian, sadar dengan tingkah hyo in yang memang terlihat agak aneh. Appanya mendorong pintu kanan kamar hyo in, tetapi langsung didorong lagi oleh hyo in sehingga appanya tidak bisa mendorong pintu kamarnya, “wae?”
“tidak ada,,”hyo in menggeleng, dan kebingungan kini membalutnya. “ya sudah,, aku mau tidur appa”kata hyo in lalu menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
Hyo in cengir. “untung appa tidak masuk”ucap hyo in sambil mengelus dada, bernapas lega.
Yang benar saja, seluruh dinding kamarnya telah dipenuhi dengan poster wajah seunghyun dan keempat member dari group band seunghyun, termasuk jonghoon.
^^ A few days later
Setidaknya karena tragedy ‘kecelakaan’ yang dialami antara seunghyun dan hyo in membuatnya keduanya lebih akrab tentunya. Seunghyun sering mengajak hyo in, berjalan-jalan dan TANPA sepengetahuan jonghoon tentunya.
“annyeong?.. mwo?” seunghyun terdiam sebentar, kemudian merunduk sekali pada hyo in yang sedang asik mengaduk – ngaduk minumannya dengan sedotan. Hyo in membalas dengan senyuman, seunghyun segera meninggalkan hyo in, “mwo!!.. ak-ku,, sedang kumpul sama anak basket.. ya sudah,, nde,, annyeong“ selesai dengan via telponnya, seunghyun segera masuk kedalam café itu, dan menghampiri hyo in.
“hyo in,, kita pulang saja, yah,,?”
“ah? Nde,, oppa”hyo in mengangguk, lalu segera mengambil tas sakunya dan ikut beranjak pergi bersama seunghyun.
Sesampai hyo in dirumah, bukannya langsung menghadap appa yang sudah menyuruhnya cepat pulang, malah melesat ke kamar dan merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya yang empuk.
Hyo in asik membayangkan setiap detail kebersamaannya dengan namja kyeopta bernama seunghyun, sambil senyam-senyum.
^^ One day later
“hyo in,, apa kita bisa berbicara sebentar?”Tanya seorang namja yang wajahnya begitu familiar, jonghoon. Namja yang dikenalnya begitu ramah pada hyo in dan memang agak akrab sebagai senior dalam eskul ‘seni lukis’.
Hyo in yang terkejut, karena tadinya ia asik membaca novel dikantin. Ia mendongak pada jonghoon yang sudah berdiri dihadapannya, “ah? Nde,, wae sunbae?”
“ikut saja”kata jonghoon lembut, kemudian menarik pergelangan tangan hyo in.
“nde,, ada apa sunbae?”Tanya hyo in sesampainya mereka diujung lorong, bersebelahan dengan lapangan tengah sekolah, tentunya sepi tanpa ada murid yang berkeliaran disana.
Jonghoon yang ditanya malah terdiam, dan menunduk. Tetapi, beberapa detik kemudian ia mengangkat kepalanya dan menatap kearah hyo in yang bingung padanya., apalagi ia sendiri, sari wajahnya terlihat bingung!
Awalnya jonghoon yang urung berkata-kata akhirnya, ia berbicara “hyo in,, hyo in, aku menykaimu,, jeongmal saranghae”
#Deg  seperti ada bongkahan batu yang menimbun hyo in, ia tidak bisa melakukan apapun. ia terlalu lemah untuk menggunakan sarafnya apalagi memfungsikan ototnya.
Hening.
Keduanya tak berbicara apapun.
Hyo in, malah berkutat dengan seluruh pikirannya.
                Yang benar saja,, ia menyukai seorang namja! tetapi,, bukan jonghoon!! Lalu? Apakah ia akan menolak namja yang terlalu baik padanya, dan menorehkan kekecewaan untuknya? Dan diluar sana, hyo in menyukai namja lain.
Setelah berlalunya menit-permenit, hyo in menyibakkan rambut hitam yang legat. “jeongmal?”
Jonghoon yang tadinya diam dan menunduk, segera mengangguk mantap. “kau mau menjadi yeojhachinguku?”
#DEG, dan kali ini seperti ada dentuman yang mengobrak-abrik benak hyo in.
                Setidaknya jonghoon mengucapkan perasaannya, dan kini hyo in harus menjawab ‘iya’ atau ‘tidak’.
Hyo in mengirup tiap oksgen, lalu menghembuskannya. “nde”
=================================================================================================
Seunghyun yang kelelahan mencari jonghoon di seluruh tempat yang mungkin saja didatangi jonghoon, ia segera melesat ke kelas, seraya meng-omel ria, karena seharusnya jonghoon menunggunya didepan toilet.
“hei!”sapa jonghoon
“eh? Jonghoon? Kau kemana tadi, oeh?”
Jonghoon segera duduk dibangkunya, sambil senyam-senyum tak karuan. Seunghyun yang menyadari saudara sepupunya bertingkah seperti itu malah  menyikutnya.
“apa yang lucu?” Tanya seunghyun, ketus
Jonghoon hanya tersenyum,  mengabaikan setiap pertanyaan yang ditanyakan seunghyun.
***
Bel sekolah menjerit.
Seunghyun segera melesat ke kelas hyo in, setelah memberikan ‘alasan classic’ pada jonghoon. Untungnya, jonghoon pastinya ingin cepat pulang, karena memang jatahnya kalau jam pulang adalah jam tidurnya.
“hyo in!!”panggil seunghyun dari ambang pintu kelas hyo in, dan yeojha itu menoleh lalu tersenyum. Hyo in meraih tasnya lalu mengikuti seunghyun dari belakang, menuju kearah parkiran.
“waeyoo?”Tanya seunghyun, saat sadar hyo in menjadi pendiam.
“ah? Wae? Apa maksud oppa?”Tanya hyo in, gelagapan. Seunghyun hanya menggeleng,
Saat seunghyun akan keparkiran, ia malah berbelok, melewati lorong panjang sekolah menuju lapangan tengah.Seunghyun berhenti saat ia sudah berdiri dibibir lorong, dan berhadapan dengan lapangan tengah. Hyo in pun terhenti, barulah ia sadar jika ia baru sampai disitu, tempat yang tadinya,, bersama jonghoon.
“hyo in”ucap seunghyun, kemudian mengelus kepala hyo in “kau punya mata yang indah,, warna cokelat, seperti mata seseorang yang kusayang, dan ia baik sepertimu”, “jujur, kau begitu mirip dengan nae oemma”
Hyo In tak bergeming, ia hanya menikmati belaian seunghyun. Ia masih memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu, pada jonghoon dan ditempat itu.
“jeongmal saranghae.. saranghaeyoo”
#deg, kali ini ada sesuatu yang mendesir didalam hati hyo in, sejuk.
Kata-kata itu Terdengar begitu lembut saat sampai ditelinganya.
“mau kah kau menjadi yeojhachinguku?”tanyanya yang membuat hyo in agak terlonjak.
Dalam pikirannya, kini jonghoon terabaikan dalam benaknya sebagai namjachingunya.
Ia mengangguk, “nde,, nado saranghaeyoo”
Seseorang yang tadinya mengikuti seunghyun dan hyo in, tanpa disadari keduanya, segera menghampiri kedua insan itu, “bagaimana.. kau-?”katanya lirih, pada hyo in.
Seunghyun yang melihat penampakan namja itu, terkejut, ia gelagapan, “apa yang kau lakukan disini?”Tanya seunghyun, canggung.
“ingin membenarkan sesuatu disini” kata jonghoon tajam
Seunghyun yang mendengar ucapan jonghoon, kebingungan. “apa maksudmu?”
“kau Tanya saja pada yeojha ini?”katanya, lebih tajam dan menatap marah pada yeojha yang tertunduk itu.
Seunghyun yang kebingungan, akhirnya menggoncangkan lengan yeojha yang benar-benar membisu dan tak bergeming, “ada apa ini, chagii?”
“chagii?”ucap jonghoon lirih, lalu tertawa pecah yang pahit. “sepertinya itu panggilan untukmu, dari semua orang, bukan? Termasuk dari namjachingu – namjachingumu?”
Hyo in tak bergeming, dan membisu.
“dia adalah yeojha yang kukenal ter-******” leceh jonghoon, sembari menyungging senyum terjahat.
#buk seunghyun meninju pundak jonghoon, “jonghoon!! Jangan katakan seperti itu!!”
Jonghoon tersentak, dan begitupula hyo in terbelalak atas tingkah seunghyun.
“dan karena yeojha ini, kau berani menyakiti saudaramu sendiri, oeh?”
Seunghyun sendiri kaget dengan tangannya yang reflek menuinju saudara sepupunya itu, hanya untuk melindungi hyo in “aku tak bermaksud-“ seunghyun meraih lengan jonghoon, tapi segera dielakkan oleh jonghoon.
“kuberitahu padamu,, kau tau,, beberapa jam yang lalu? Aku dengannya telah berpacaran, dan DISINI!!! Dan baru beberapa menit yang lalu, kau dengannya juga berpacaran, apa kau tak mengerti seberapa buruknya yeojha ini?!”
Seunghyun terbelalak pada pernyataan yang dituturkan oleh jonghoon, seunghyun menatap kearah hyo in “jinjja?”yeojha itu tetap diam dan masih menunduk, “HYO IN?!!” kali ini, seunghyun berteriak pada yeojha itu, sambil menggoncang-goncangkan tubuh lemah yojha itu. Tapi, tetap saja, yeojha itu tak bergeming.
“HYO IN!!” panggil seorang namja separuh baya, yang membuat jonghoon dan seunghyun terkejut. Keduanya tak percaya pada apa yang mereka lihat, “sini,, chagii?!”seru namja itu lagi, lembut.
Tanpa perlu, perintah kedua kalinya, hyo in yang berdiri dihadapan antara seunghyun dan jonghoon, segera berlarian kearah namja separuh baya itu.
Namja separuh baya itu, menyeringai dengan senyuman terlicik yang pernah ia punya, “kalian menyukainya?”
Hyo in yang berdiri disamping namja itu, tetapi memunggungi seunghyun dan jonghoon, terkejut.
“appa?”, “appa mengenal mereka?”Tanya hyo in dengan suara lirih karena tangisannya tadi.
Namja separuh baya itu, melirik kearah hyo in kemudian menampangkan wajah amarah pada hyo in, “hei,, merekalah pembunuh oemmamu,, aku sudah mengatakan padamu, bukan?”
Hyo in terkejut pada pernyataan yang baru dilontarkan appanya.
“merekalah sepupumu.. seungh dan jong” kata namja itu, santai sambil menyeringai licik “bagaimana? Aku sudah mengatakan kau bisa menjadi aktris?! Peranmu begitu hebat?! Kau bisa merusak hubungan saudara mereka” sambung namja itu, sebagai ajushi jonghoon dan seunghyun. Lalu diakhiri dengan tawa pecahnya yang membahana.
Jonghoon dan seunghyun yang mendengar itu, tekejut.
Satu fakta yang baru mereka terima, kini satu lagi, hyo in adalah anak namja itu, namja yang mempunyai dendam dengan seunghyun dan jonghoon, yang pernah akan membunuh seunghyun. lalu hyo in sengaja membuat keduanya jatuh cinta pada mereka, untuk merusak persaudaraan mereka.
“kau?!”jonghoon menuding kearah hyo in yang memunggunginya.
Hyo in dengan wajah ter’tragis’ yang ia miliki, berbalik. Ia menggeleng keras, “aku tak bermaksud..”
“kau?!! SHIT!!! jangan.. “cela seunghyun, tetapi ia juga tak mampu untuk berkata apapun.
Namja separuh baya itu, menyeringai memperhatikan ketiga remaja dihadapannya ini, “oeh? Cinta segitiga rupanya, oeh?” namja itu tertawa, “alur yang hebat!!! kau pintar anakku?!”puji namja itu, menepuk-nepuk pundak anaknya –hyo in-.
“APPA!!” seru hyo in, sambil menangis dengan suara lirihnya. “HENTIKAN semua ini!!”seru hyo in, kemudian menatap bergantian kearah seunghyun dan jonghoon dengan wajah yang memelas kasihan.
“Tolong dengarkan aku.. ak-“
“sudahlah,, untuk apa kau menjelaskannya”seru jonghoon, dengan suara beratnya sedangkan seunghyun, matanya- berkaca-kaca.
“kenapa kau tidak bunuh saja aku!!!”seru seunghyun dengan suara lirih, sembari melangkah selangkah, dan menunjuk-nunjuk kearah dirinya sendiri. “aku tak tau kalau akan menjadi seperti ini!!”katanya lirih, dan kali ini, air matanya tak terbendung, akhirnya tetesan demi tetesan mengalir.
**FLASH BACK-ON**
Saat itu, seunghyun jonghoon bersama keluarga besarnya sedang berlibur divilla mereka dipulau jeju., termasuk bersama halmeoni, harabojinya, walaupun tanpa kedua appa seunghyun dan jonghoon yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan mobil.
“oemma!!! Aku gak mau tau!! Beliin anjing itu!!”rengek seorang bocah bernama seunghyun ditengah-tengah hiruk pikuk pesta keluarga besar saat itu.
“mianhae,, rei na,, aku tak sengaja menabraknya”ucap seorang yeojha pada oemma seunghyun, yang lebih muda dari oemma seunghyun, sambil mengelus-ngelus kepala seunghyun “mianhae,, chagii.. ajumma tak sengaja menabrak, inu,,”katanya lirih.
Seunghyun tetap merengek.
“baiklah,, kalau begitu, kau ikut bersama ajumma membeli anjing lagi, ottokhe?” Tanya ajumma, seunghyun segera mengangguk, dengan pipinya yang basah.
“yeobo,, aku pergi dulu sebentar,, mau mengantarkan seung membeli anjing”kata ajumma seunghyun pada seorang namja yang sedang duduk berhadapan dengan haraboeji seunghyun dan papan catur diantara mereka. Namja itu hanya mengangguk.
“jonghoon!! Kau ikut tidak?”Tanya seunghyun, berkesan berteriak diruangan tengah pada seorang namja, yang sedang asik makan cemilan favoritnya sambil menyaksikan kartun kesukaannya.
Jonghoon segera beringsut, lalu berlarian kearah seunghyun. “ikut!! Siapa saja yang ikut?”
“aku, ajumma park, oemma, ajumma song, dan kau?!”
“hyo in?”Tanya jonghoon, melirik keseorang yeojha kecil yang sedang asik berkutat dengan bonekanya.
Seunghyun menggeleng, lalu menggandeng jonghoon keluar.
Akhirnya, mereka berangkat ke pusat pulau jeju, hanya untuk membelikan seekor anjing untuk seunghyun.
Tetapi, saat diperjalanan, sebuah mobil hitam legat dan berkesan kuno, menghadang didepan jalan yang akan mereka lalui. Tentu saja, ajumma park yang mengemudikan mobil saat itu, terkejut dan reflek membanting setir mobil kearah kanan. Sedangkan dari arah kanan jalan, sebuah truk besar sedang mengangkut binatang ternak menabrak mobil hitam yang dikendarai seunghyun, jonghoon dan ketiga yeojha tersebut.
Melihat truk yang akan membantai mobil mereka dengan ganas, Reflek, Ajumma song –oemma hyo in- yang memeluk seunghyun, sedangkan oemma seunghyun memeluk tubuh mungil jonghoon dalam balutan ketakutan yang begitu mendalam.
Tragis, mobil yang mengangkut seunghyun dan jonghoon hancur! Tetapi, entah kenapa seunghyun dan jonghoon yang dalam keadaaan tidak sadar, tetap hidup walaupun luka yang mereka alami cukup parah, sedangkan ketiga yeojha itu –ajumma park, ajumma song, oemma seunghyun (rein a)- tewas seketika dalam posisi memeluk kedua bocah itu –kecuali, ajumma park-
Sejak saat itu, ajhusi song selalu menyalahkan kematian istrinya pada seunghyun tentunya.
**FLASH BACK-OFF**
“ajhusi,,”ucap seunghyun lirih.
Jonghoon meraih pergelangan seunghyun yang semakin melemah, “aku akan tetap menjagamu, bagaimanapun caranya” ujarnya, tanpa memandang kearah seunghyun yang bersisian dengannya melainkan menatap tajam kearah ajhusinya.
“jong.. aku sudah besar.. kau tidak harus selalu menjagaku, melindungiku dari apapun”elak seunghyun
“kau!! Memang kaulah biang kematian seluruh orang-orang yang kusayang mati!!”serunya sambil menuding kearah seunghyun. Tentunya membuat seunghyun sedikit menciut “orang – orang yang kusayang mati hanya karena ke-egoisanmu!”
“HENTIKAN!!!”seru jonghoon
“mianhae,, ajhusi” kata seunghyun berat.
Tanpa ingin memperpanjang masalah lagi, seunghyun berbalik badan meninggalkan jonghoon yang masih menatap marah pada ajhusinya.
“oppa,, mianhae,, jeongmal mianhamnida?! Dan, jeongmal saranghae” ucap hyo in, lirih. seunghyun mendadak terhenti, kemudian melangkah gontai.
Tapi, ada kepalan ditangan kanannya, matanya menatap tajam, ada balutan kekecewaan, marah, kesal dan yang paling besar adalah balutan kebingungan, ‘bagaimana semua ini bisa terjadi’.
Epilogue ::
“berjanjilah,,,”ucap pelan jonghoon, “berjanjilah untuk mengatakan padaku, jika kau jatuh cinta, maka tunjukkan padaku yeojha itu”
Seunghyun menyeringai, kemudian memutar tubuhnya 90 derajat, lalu memeluk tubuh jonghoon, sambil berkata, “dan jangan lupa,, siapa duluan, dia dapat, arrasso?”
Jonghoon menepuk-nepuk punggung seunghyun, “hm.. ok?!”
```THE END~~

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)