Monday, November 7, 2011

Today’s My birthday!!! Do you know??? (Celebrate seungi's birthday)

Title       : Today’s My birthday!!! Do you know??? [Fanfic] // @21-08 (seungi’s birthday)
Author  : Song Hyo In / dieynha_21
Genre   : [Baca aja.. ntar juga tahu XXXP]
Cast       :
-          Song Hyo In
-          Song Seunghyun [Ft Island]
-          Kim ki bum [Super Junior]

Note :
FF ini author lahirkan (?)  khusus buat seungi oppa seorang #hallah
 yang tanggal 21 08 hari kelahirannya, dan kebetulan!! Sama dengan tanggal-bulan kelahiran author ama ki bum oppa [SuJu] ?! #bangga + applause ‘prok’ ‘prok’=> promosi ==”
s’prti.a author,, bner’an jodoh ama seungi.. #plak *author nyari masalah
Hehehe.
 y udehlah.. author males berkicau lagi ==”, maklum, lagi puasa.. [apa hubungannya coba’?]
OK!!
Let’s begin?!
                Happy Reading, ^^
HANA
DUL
SET!!!

@21st August 2011
Sepulangnya dari sekolah, Hyo in lekas masuk ke dalam kamarnya, sambil mengomel dalam batinnya.
Kita ini sebenarnya pacaran ya?!!, batin hyo in menyeruak kesal.
Pasalnya sang namjachingunya tak sekalipun! Menelpon atau menghubunginya di hari specialnya. Setidaknya mengirim pesan untuk mengucapkan ‘selamat ulang tahun’ minimal.
Ya! Tanggal 21 Agustus, tanggal-bulan dimana ia di keluarkan dari rahim seorang malaikat yang berwujud seorang wanita yeoppo.
Berbagai prasangkapun ia lahirkan yang didominasi prasangka negatif, diantaranya, apa mungkin sang namjachingunya tidak tahu sekarang hari ulang tahunnya? apa memang sang namjachingu mencintainya? Tapi, kalau ia tidak tahu tanggal-bulan lahir hyo in, apa itu tidak membuat kecurigaan bahwa sang namjachingu, sebenarnya tidak mencintainya? setidaknya, seorang namjachingu pasti tahu kapan tanggal-bulan kelahiran kekasihnya? Atau..  Apa mungkin dia sedang sibuk manggung?
Dan kelahiran prasangka ciptaannya itu akan usai, jika kejelasan yang sebenarnya terkuak.
 “apa sebenarnya yang dia pikirkan, oeh!! Jangan bilang ia tidak tahu sekarang... eeergh?!”
Hyo in membanting tasnya tanpa tau arah kemana melesat tasnya itu. Malah ia langsung duduk di tepi ranjangnya.
#dbuk
Tasnya yang bisa di samakan dengan karung beras - pasalnya ia adalah seorang siswi yang paling rajin membawa muatan extra berat, Menurutnya, jika tas yang di bawanya tak berat (menurut orang lain), sama saja ia tidak membawa tas. *pikiran apa itu ==”- mendarat dengan sukses diatas jasad seseorang di atas ranjangnya yang terselimuti oleh selimut hitam hyo in.
“aw!” jasad itu meringis, lalu menyibakkan selimutnya.
Terlihatlah sosok yang bersembunyi di balik selimut hyoin, “hwa! Siapa kau?!” teriak hyo in ketakutan.
Dan dengan reflek, ia berdiri dan menghadap ‘sang jasad’sedangkan si jasad masih bertampang lesu, sambil menyeka sudut matanya.
Sang jasad pun beranjak mengubah posisinya menjadi duduk. “sakit, pabo ya?!” keluhnya, sambil mengelus keningnya. “kau itu bawa batu, ya... kesekolah”ucapnya sekenanya.
Hyo in menyipitkan matanya, sambil mengacap pinggang.
“oppa!! Keluar sana!!!” seru hyo in dengan ganas. Ia menuding oppanya, lalu mengibaskan tangannya dan berhenti menunjuk ke arah pintu kamarnya, “KELUAR!!!”
“kau ini.. setidaknya di hari ini kau sedikit ramah pada oppamu.. tapi, hari ini.. kauu tetaaaaaap saja ganas?! Apa kau tidak takut ubanan, oeh?!” kibum beranjak menepi ke tepi ranjang lalu turun dari ranjang.
“ha!! SHUT UP!! I’m in bad mood. Get out!!”
“ne..” sang oppapun beranjak keluar dari kamarnya, “ha.. saeng?! Nanti malam ikut denganku.. kita rayakan hari ulang tahun kita dengan nae yeojhachingu, ottokhe?”
Kibum adalah oppa kandung hyo in, dan entah kenapa.. keluarga mereka, dari appa-oemma, dan mereka berdua memiliki tanggal yang sama dan di bulan yang sama. Sang oemma pada tanggal 1 agustus, sedangkan sang appa lahir pada tanggal 31 agustus. Dan kedua bersaudara itu pada tanggal 21 Agustus.


Bukannya menjawab, hyo in malah melempari sang oppa dengan bantalnya.
Kibum langsung menepisnya, ia membentangkan senyumnya yang ‘==”’ lalu  kabur. “ini hari ulang tahun kita..”
*****
Malampun telah tiba.
Sang pemancar cahaya malam menyombongkan dirinya, memperlihatkan keanggunan dirinya sebagai penerang satu-satunya malam yang memancarkan cahaya sehingga gelap’pun takut padanya, dan menyembunyikan dirinya.  Ditemani para kawanan bintang, memberi kesan bahwa malam ini begitu terang dan damai.
Yeoppo.
Tapi, hyo in masih tetap di kamarnya.
Pintu kamarnya terkunci rapat, itu demi mengantisipasi sang oppanya yang suka melampiaskan kejahilannya pada hyo in.
Sesekali, ia menatap ganas pada benda kotak yang tak berdosa miliknya yaitu ponselnya, sambil berharap sang namjachingunya akan menelponnya atau mengirim pesan setidaknya.
Tapi, NIHIL!!!
Hyo in pasrah dan kecewa.
Apa aku harus memutuskan hubungan ini?, pikir hyo in dalam benaknya.
*****
Seunghyun duduk menyendiri di backstage, sedangkan yang lainnya sedang heboh-hebohnya meladeni para primadonna yang tak puas hanya dengan menatap wajah para personil group band tersebut, tapi dengan antusias meminta tanda tangan, foto bersama, dan a-b-c lainnya.
Benar-benar merepotkan. ==”
Walaupun, event meeting hari ini dengan primadonna adalah untuk merayakan hari ulang tahun seunghyun. Tapi, seunghyun malah menyembunyikan dirinya.
Tapi, bagaimana mungkin, jika seunghyun hanya menampangkan wajah tak bergairah di depan primadonna? Sedangkan hari ini adalah hari ulang tahunnya?
Tidak mungkin ia bersandiwara di depan para primadonna. Membentangkan senyum, tertawa bersama.. toh, ia bukan aktor  profoseional.
Keempat personil lainnya mengerti kondisi kalbu seunghyun, kalbunya telah pekat oleh aura ‘kecewa, sedih, kesal’. Senyumnya saja, sulit di definisikan oleh jonghoon, dan lainnya sehingga ia pun di persilakan menghilang dari hadapan para primadonna yang kebalikan dengan kondisi seunghyun, sangat antusias. Demi mentralisir perasaannya yang kini membuncah tak karuan diantara perasaan kecewa, kesal, sedih.
Pasalnya,  sang yeojhachingunya tak mengucapkan ucapan ‘sangeil chukahamnida’ padanya.
Apa ia tidak tahu, hari ini adalah ulang tahunku?, pikir seunghyun.
Ia melirik ke arah ponsel hitamnya, lalu memungut ponselnya dengan perlahan.
“tak ada panggilan..” ucapnya lirih, lalu ia sibuk mengklik keypad beberapa saat, “ia tak mengirim pesan sama sekali” ucap seunghyun lirih, ia kecewa.
Lama merenung, akhirnya seunghyun mengklik keypad ponselnya lalu menempelkan ponselnya pada daun telinganya.
Tak ada jawaban.
‘Ia’ tak menjawab teleponnya.
*****
Seunghyun berjalan gontai, menerawang ke langit – langit angkasa.
Sang bulan menyudut, memberi pancaran sinar yang mengindahkan malam ini. Begitu pula, para penghuni angkasa, tak luput dari tugas mereka, memberi keindahan di malam ini bersama sang bulan.
Seunghyun menyelipkan tangannya ke dalam kedua kantung jaketnya.
Berusaha memberi sedikit kehangatan untuk tangannya yang mulai mendingin.
Terkadang ia menunduk, kadang ia berjalan tanpa melihat jalan yang di tapakinya sehingga terkadang ia hampir terjatuh dari trotoar.
Pikirannya tak lain, hanya memikirkan yeojhachingunya.
Mempertanyakan ‘apakah sang yeojhachingunya tak tahu tanggal lahirnya?’
Tapi, di sisi lain, ia berharap yeojhachingunya akan mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Dan  tanpa harus ia beritahu!
Ottokhe?
Seunghyun telah terbuai bersama pikirannya, tanpa sadar ada yang mengawasi dirinya.
Sang pengawas itupun, menghampiri seunghyun setelah lama memperhatikan seunghyun dari kejauhan.
Seunghyun terkejut setengah mati, siapa yang menghampirinya.
*****
“hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Oppa!!! Saranghaeyoo oppa!!” hyo in berteriak dengan membenamkan wajahnya pada bantaknya, sehingga suaranya tidak terdengar jelas. Lebih tepatnya, teredam. “but, I H.A.T.E. U. Sooooo much!!!!”
Hyo in mengepalkan tangannya lalu meninju – ninju kasurnya. Melampiaskan amarahnya.

Tiba – tiba saja, ponselnya berdering.
Refleks, hyo in langsung memungut ponselnya dengan keganasan tingkat atas.
“annyeong?” seru hyo in terdengar panik, tapi, lebih penasaran.
“op-pa?”
*****
Setelah sukses, mengganti bajunya dan bla-bla layaknya seorang yeojha yang akan ‘nge-date’ , kurang dari lima mnit. Hyo in keluar dari rumah, dengan kepanikan tingkat atas Berlarian keluar kamar, dengan menghasilkan bunyi derap lantai yang menjadi bising serumah.
Sempat ia memperhatikan ke arah jarum jam tangannya yang menggelangi di lengannya.
Jam 9 p.m., untung saja hari ini, hari sabtu, pikir hyo in.
“tapi, kenapa aku yang harus ba-bi-bu?! ‘kan aku yang ulang tahun!! Mana ada cerita seperti ini?!” hyo in kesal.
Ia merasa di permainkan, tapi, itu sekedar tuduhan saja. Bukan memvonis.
“noona.. ini untukmu” hyoin yang dari tadi mengacap pinggang di depan gerbang rumahnya, di kejutkan oleh seruan anak kecil.
Ia begitu gendut, tapi.. menggemaskan!! Hyo in merasa ingin mencubit pipi namja kecil itu. Lalu menggilasnya dengan cobe’ (?)
Eh?, tapi.. hyo in merasa mengenal namja kecil ini.
“eh!! Kau shindong’kan?” hyo in menunjuk ke arah hidung bocah lelaki yang bertampang begitu polos itu.
“hehehe... aku disuruh memberikan ini pada noona.. jika, aku memberikan ini tanpa memberitahu siapa pengirimnya, aku akan mendapatkan lolipop ekstra big” shindong menjilati bibirnya sendiri. “jadi, noona jangan menanyakan dari siapa!! Nanti ‘dong tidak dapat lipop.. ara?!” namja itu seperti sedang menghardik hyo in.
“ne.. “ hyo in manggut – manggut lalu mengambil sepucuk lembaran dari namja kecil itu, sepupunya.
Hyo in mengacak rambut bocah yang menggemaskan itu, lalu menyubit pipinya.
Dan itu, berhasil membuat shindong memanyunkan bibirnya. Lalu pergi tanpa pamitan.
 Anak kecil cepat tersinggung.
Ckck
Hyo in membuka lembaran itu, lalu membaca isi lembaran itu dengan perlahan.
*****
Seunghyun termangu sebentar.
Ia harus bisa mengumpulkan seluruh puing-puing kemantapan dirinya untuk pergi.
Dan langkah kakinya, mulai melangkah.
Seiring, membuat prasangka positif tentang ini semua?! Kenapa YEOJHACHINGUnya bisa melupakan hari ulang tahunnya.
*****
Hyo in terhenyak. Ia berhadapan dengan tong sampah.
“eh?” hyo in kembali menatap lembaran dalam penguasaannya itu, lalu membacanya dengan hati – hati. “maju lima langkah..” ia mendongakkan kepalanya menatap sekitar.
“apa langkahku saja yang panjang?” hyo in menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Saat hyo in menyapu pandangan ke seluruh sudut,  Ia melihat ada sesuatu yang berkelap – kelip.
Ia semakin memicingkan matanya, menambah ketajaman indera penglihatannya.
Hyo in penasaran.
‘apa itu?’ hyo in berjalan beberapa langkah lalu berhenti tiba –tiba. Ia teringat pada misinya, untuk mengikuti seluruh petunjuk pada lembaran yang di beri shindong tadi.
“aiiish!! Oppa sepertinya ingin mempermainkanku?!”
Hyo in merogoh ponselnya, lalu menempelkan ponselnya pada daun telinganya setelah ia mengelik keypad ponselnya.
Tapi, tak ada jawaban.
Hyo in gemas saking kesalnya. Kalau bisa, ia mau melempar ponselnya itu untuk mengusir anjing, SEKARANG JUGA.
“eeergh!!” hyo in mengacak rambutnya, ia frustasi.
Hyo in terdiam sebentar.
Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, menandakan ada pesan yang masuk. Dengan sigap, ia membuka pesan itu lalu membacanya.

From : My Seungi Oppa
Cepetan!! Aku lelah menunggumu dari tadi?! Aku tidak akan mengangkat telponmu, tapi.. kita harus bertemu langsung?!
Aku mulai kelelahan.. :-(

Hyo in terhenyak.
Di antara rasa keriangan yang membuncah dalam hatinya, tapi, ada perasaan kesal setengah mati.
Ia merasa riang karena namja itu ternyata begitu romantis, tapi.. apa mungkin namja itu terus mempermainkannya untuk melakukan semua ini.
 “hmmm.. baiklah, demi seungi!!!” hyo in memperkukuh pendiriannya untuk terus mengikuti petunjuk yang ada pada lembaran yang berdasarkan lembaran itu dari seunghyun.
Angin malam menerpa tubuh mungil hyo in.
Hyo in makin mengecangkan balutan jaketnya untuk menghadang angin malam yang dingin itu menghujam kulitnya. Dan terus melangkah lagi, tapi.. kerlipan cahaya yang berkelap – kelip di salah satu sudut taman itu terus menggoyah pendiriannya untuk terus melakukan apa yang sesuai dalam petunjuk pada lembaran itu.
Yeoppo.

“ya! Ada sepeda..” hyo in girang setengah mati. Saat ia melihat, sepeda bersandar di sebuah pohon yang tidak di standar.
Bukannya hyo in mengabaikannya, ia malah melangkah ke arah sepeda itu.
Ia nyengir – nyengir. Ide liciknya terbesit di otaknya, ‘daripada lelah berjalan... kenapa tidak?’
Hyo in celinngak – celinguk.
Aman.
Hyo in bergegas menaiki sepeda itu lalu mulai mengemudikan sepeda itu dengan lancar. ‘sudah sepuluh tahun.. aku rindu bersepeda’
Belok kanan, kiri, ke toko bunga.. dan bla-bla.. sampailah hyo in pada petunjuk terakhir.
Gilanya, sisanya dari petunjuk terakhir ia harus menapaki jalan yang di hadang oleh seekor anjing.
Hampir setengah jam, ia menunggu anjing itu pergi. Tapi, sang anjing bersikukuh di tempatnya.
Sampai pada akhirnya, sang anjing di panggil sang majikan untuk makan malam.
Hyo in yang menyadari sang anjing telah pergi, ia segera mengendap – ngendap dan langsung mengencangkan kecepatan larinya.
Peluhnya mulai bercucuran.
Daaaaaaaan... betapa gilanya hyo in. Saat ia mendapatkan sebuah kenyataan, kenyataan apa yang dilihatnya.
Ya! Dia ke taman.
ya! tempat awal., bedanya, ia datang dari sisi lain taman.
Lebih gelap.

Hyo in frustasi tingkat atas!! Bayangkan!!
Melewati anjing, hewan yang paling di bencinya, pergi ke tempat penjualan bunga, tempat yang paling ia anti – apalagi, seorang hyo in yang alergi dengan bau bunga- , dan.. yang paling parah keliling lapangan atletik, untuk menemukan beberapa petunjuk.
Kemudian,,, yang terakhir.. ia kembali ke tempat awal!
Bukankah itu ‘sebuah permainan’?
TAPI!! Itu demi mendengar, seungi oppa mengatakan ‘sangeil chukahamnida’

Pasrah, sabar.
Hyo in melangkah lagi, mengikuti petunjuk terakhir sambil mengatur napasnya menjadi beraturan.
Barulah ia sadar, kerlipan tadi berasal dari sebuah pondok.
sebuah pondok kecil tak berdinding hanyalah batangan kayu sebagai penumpu berat atapnya yang beratap genteng.  Pondok yang melingkar.
Hyo in mulai menapaki jalan setapak yang mengarah ke pondok itu.
Tumbuhan bunga tumbuh di tiap tepi jalannya.
Baunya saja bisa tercium oleh hyo in.
Wangi.
Hyo in terbuai dalam keindahan malam ini, malam di hari specialnya, di hari yang selalu terjadi di tiap tahunnya.
Hyo in menghentikan langkahnya, tepat berjarak selangkah dengan pondok yang di tujunya dari tadi.
Sebab, ia melihat sesosok namja sedang berduduk manis, dan saat ia melihat hyo in, ia tersenyum.
Hyo in dan seunghyun saling membentangkan senyuman andalan mereka, walaupun hyo in membentangkannya dengan agak canggung.
‘akhirnya..’ ada kelegaan tersendiri buat keduanya.
Yang satu, lega setelah melakukan penjelajahan yang gila-gilaan, dan satunya, merasa lega setelah penantiannya kini berakhir.
Hyo in tersipu, dan semakin tersipu saat seunghyun beranjak berdiri dan melangkah ke arahnya, tak luput senyum sumringahnya terbentang lebar pada bibirnya.
Hyo in tak mampu bergerak. Tapi, degupan jantungnya yang berdegup kencang tak karuan.
Ia bisa mendengarkan Hembusan napasnya.
Rasanya ia ingin lari, lalu bersembunyi dari seunghyun untuk tidak melihat bagaimana ‘keromantisan’ sang namjachingunya. Itu sih menurutnya.
Dadanya semakin sesak. Layaknya, kadar oksigen telah menipis.
Seunghyun menghentikan langkahnya, dan kini.. tepat berdiri di hadapan hyo in.
Hyo in tak berani menatap sang namjachingu yang kini berhadapan dengannya, ia hanya mampu menunduk. Walaupun, kakinya tak lagi sanggup menopang berat tubuhnya.
“chagi...” akhirnya, seunghyun bersuara.
Bulu kuduk hyo in berdiri. *==”
Hyo in masih tetap menunduk, ia tak mampu bertatapan dengan tatapan seunghyun yang berhasil menaklukkan waktu. Serasa, hanya mereka berdua.
“eum?”
Seunghyun mengangkat dagu hyo in dengan telunjuk dan ibu jarinya perlahan, sehingga ia bisa menatap wajah yeoppo hyo in.
Tapi, hyo in malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. Yang penting tidak bertatap langsung dengan mata seunghyun.
Seunghyun terhenyak.
‘ada apa dengan yeojha ini?!’
“chagi.. lihat mataku..”
Hyo in menggeleng.
Ia tersipu, saat kedua telapak tangan seunghyun menempel di kedua sisi kepalanya.
Barulah tatapan hyo in bertemu dengan tatapan seunghyun.
Tatapan yang damai, sejahtera, adil dan makmur #plak *author ngaco’ ==”
Keduanya terdiam. Tatapan itu masih tetap berlangsung, seiring tatapan itu tetap memancarkan kedamaian untuk keduanya.
Seunghyun mendaratkan telapan tangannya pada pipi hyo in, lalu mengelusnya dengan lembut.
Ia menyungging senyum lembut.
“yeoppo.. kau tetap yeoppo..”
Seunghyun memeluk yeojha itu.
Hyo in hanya tercengang dengan tingkah namja itu. Dan seruan dalam batinnya menyeruak, ‘inikah kejutan darinya?.. ia benar – benar romantis’
“saranghae.. neomu –neomu – neomu saranghae..” seunghyun berkata lirrih, ia mengelus lembut rambut hyo in.
Hyo in tak mampu bersua, hanya ‘nado’ dalam batinnya.
Seunghyun melepaskan pelukannya, tapi, kedua tangannya memegang pundak hyo in.
“ada yang ingin kau katakan?” tanya seunghyun sekenanya.
hyo in yang masih setengah sadar, atas perbuatan seunghyun barusan, “eum?”, bukankah.. oppa, yang mau mengatakan sesuatu?”
“eum?” seunghyun mengatup mulutnya, wajahnya menunduk lalu mengangkat lagi, “kau tidak ingin mengatakan atau mengucapkan sesuatu untukku?”
Hyo in terdiam. ‘apa maksudnya, apa...?’
“saranghae, oppa...” hyo in berkata dalam kecanggungan luar biasa.
“nado...” jawab seunghyun walaupun ia hampir oleng. Bukan itu yang ia ingin dengarkan dari bibir hyo in. “yang lain?”
Hyo in menggeleng canggung, “bukankah op-ppa..”
Seunghyun kesal setengah mati, ia murka. “kau tidak mengucapkan selamat ulang tahun padaku?!”
Seunghyun mengalihkan tatapan wajahnya dari hyo in.
Hyo in terhenyak. “eh? Hari ini adalah ulang tahunku?!”
Seunghyun menatap hyo in dengan tatapan yang sulit di definisikan, “ayolah chagi.. aku serius.. kau yang mengundangku ke sini.. dan sekarang kau ingin mempermainkan ku lagi?”
“op-pa!! Aku lelah bercanda?! Aku sudah keliling dari tadi, ke sana kemari?! Tapi..”
Sosok ki bum tiba – tiba muncul di belakang seunghyun datang dari sisi lain pondok itu.
“op-pa?”
seunghyun berbalik.
“kenapa kalian bersiteru?” dengan tampang polos ia berdiri di hadapan kedua sejoli itu, sambil mengacap pinggang.
“dia tak mengucapkan selamat ulang tahun padaku..!” hyo in berseru dalam nada kesal.
“ah? Itu masalahnya?”
Seunghyun mengangguk
“kalian berdua.. memang lahir di tanggal dan di bulan yang sama.. 21 agustus’kan?”
Seunghyun berbalik, sehingga ia berhadapan dengan hyo in, “jinjja?”
Hyo in mengangguk.
“ini bukan drama’kan?” seunghyun curiga.
Ia merasa seperti di permainkan.
Bagaimana tidak? Yeojhachingunya adalah seorang pemeran wanita yang paling sering pentas di sekolahnya sebagai pemeran antagonis. ==”
“haruskah aku membawa akta kelahiranku??” hyo in mulai murka.
“kau ingat.. kado yang tadi ku beli bersama,, nae yeojhachingu,, adalah kado untuk hyo in”

===FLASH BACK===
Seunghyun telah terbuai bersama pikirannya, tanpa sadar ada yang mengawasi dirinya.
Sang pengawas itupun, menghampiri seunghyun setelah lama memperhatikan seunghyun dari kejauhan.
Seunghyun terkejut setengah mati, siapa yang menghampirinya.
“hyung” ucap seunghyun, saat mendapatkan ki bum hyung -oppa dari hyo in- ada di hadapannya.
“apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya, sekenanya. Tanpa basa – basi lagi.
Personil Super Junior itu, menepuk pundak seunghyun lalu mengamati sekujur tubuh lelaki di hadapannya itu.
“aku.. aku sedang..” seunghyun kelabakan mencari kata – kata.
seunghyun terdiam,  Saat seorang yeojha berlarian ke arahnya.
“ya!! Seungi!!” jerit yeojha itu, dan rileks ia meremas sesuatu.. seperti bingkisan pada tangannya.
“ya! Pabo-ya!! Jangan kau remas kadonya!!” ki bum menatap miris ke arah bingkisan yang di pegang sang yeojha yang kini memperhatikan bingkisan di tiap sudutnya dengan prihatin.
“mianhae...”
“hyung.. apa yang kau lakukan di sini?” tanya seunghyun hati – hati.
“ah? Membeli kado, kau?” kibum menoleh lagi ke arah yeojha di sampingnya, “kau masih juga menyukai seunghyun? Kau itu sudah menjadi yeojhachingu seorang personil Super junior yakni aku!! Seharusnya, kau itu ELF!! Bukan primadonna lagi?!” kibum memprotes kelakuan yeojhachingunya itu. Karena, tiap kali yeojhachingunya melihat biasnya, pasti ia akan histeris tak terkendali. Contohnya, yang terjadi dengan seunghyun.
Seunghyun terkekeh dalam benaknya, ‘kenapa memaksa?! Toh, yeojhacingunya mencintai hyung’
Seunghyun hanya ber-oh, manggut – manggut, “aku sedang jalan-jalan.. ah, iya.. ke mana hyo in?”
Ki bum menatap seunghyun yang sulit di artikan, “oh.. kenapa kau tidak jalan-jalan dengannya? Ia seharian ini mengunci dirinya di dalam kamar. Aku juga tidak mengerti kenapa.. yang jelas, ia seperti induk harimau yang sedang mengeram telurnya (harimau bertelur? *author ngaco’!) ia mengerikan! Mungkin saja, kau bisa di telan mentah – mentah olehnya”
Eh? Oppa mana yang suka buka aib saengnya sendiri. Ckckck #jangan di tiru XP
“ah?” belum saja, seunghyun angkat bicara, yeojhachingu’s kibum menyeletuk, “ah!! Seungi!! Sangeil chukahamnida?!! Aku hampir luppa...” ucap yeojha itu dengan wajah sumringah. Seperti anak kecil yang baru di beri mainan baru.
Yeojha itu menepukkan kedua telapak tangannya, lalu menyalami seunghyun.
“ah,, ne, noona,, kamsahamnida..” ucap seunghyun sambil menunduk sekali.
Ki bum mengangkat alisnya sebelah “berarti.. kita sama..”
“ne?” seunghyun tak mengerti apa yang di maksud hyung.
Kibum terdiam sebentar. Ia sepertinya sedang merenungkan sesuatu, jelasnya sedang mengingat – ngingat sesuatu.
Dan sesaat kemudian, ia manggut – manggut. Seperti seorang siswa yang berusaha keras mengerjakan soal fisika, dan pada akhirnya ia bisa memecahkan caranya.
Ia menjentikkan jarinya lalu tersenyum lebar.
“ah.. seunghyun?! Aku akan menghubungimu nanti.. ara?” ki bum memperhatikan arah jarum jam tangannya dengan seksama.
Seunghyun tak mengerti tingkah hyung di hadapannya itu, yang tiba – tiba berubah menjadi panik. tapi, pada akhirnya ia menggut – manggut setuju, “ne”
Sesaat kemudian, ki bum menyeret yeojhachingunya dan hilang dalam kepekatan malam yang semakin menggelap.
===FLASH BACK [END]===

“kau ingat.. kado yang tadi ku beli bersama,, nae yeojhachingu,, adalah kado untuk hyo in”
“jinjja?”
“iiiish...” kini ki bum juga mulai kesal, kenapa kedua manusia ini menjadi begitu menyebalkan? Tidak bisa mempercayainya?! Padahal.. semua ini sudah ia lakukan demi hyo in, agar hyo in bisa menjadi ‘normal’ lagi.
Tapi.. kalau begini ceritanya,, ki bum merasa menyesal melakukan ini semua.
Masalah utama bagi kedua manusia ini adalah.. ‘mungkin ini hanyalah kejutan lainnya..’
“kau tahu ulang tahunku kapan?” seunghyun pada hyo in.
Hyo in menggeleng canggung, ada sedikit rasa malu menyelip dalam hatinya, pasalnya ia tak tahu sama sekali, kapan namjachingunya ulang tahun.
Seunghyun menghembuskan napas panjang.
“oppa..?”
Seunghyun tercekat.
“nado.. molla,,”
Sedari tadi, ki bum yang hanya menyaksikan sepasang manusia itu akhirnya angkat bicara, “terserahlah?! Ini kwitansi semua yang harus kalian bayar?!” ia menyodorkan selebaran kepada seunghyun dan seunghyun menerimanya secara Cuma - cuma, “Terserah bagaimanapun kalian menggantinya?! Menyesal aku melakukan ini untuk kalian?!” ki bum berbalik lalu melangkah pergi ke seberang pondok itu. Dan beberapa saat kemudian, punggungnya telah hilang.
Hyo in dan seunghyun hanya terbuai memperhatikan ki bum menghilang dari pandangan mereka, yang di telan oleh kegelapan malam yang semakin suram (?)
Mereka terdiam sebentar.
Hyo in termenung.
Mencoba berpikir, secara kronologis yang terjadi padanya hari ini.

Yang mengenal shindong, ki bum oppa!!
Dan, anjing?! Hanya oppa yang tahu, aku phobia anjing?! Yang menelponku untuk bersiap-siap, oppa juga!!!
Eeerggh?!
“huuft.. berarti oppa.. yang mempermainkanku..” rutuk hyo in terdengar berbisik pada dirinya sendiri.
Ternyata, ini rencananya!! Aku di suruh keliling?! Sedangkan seungi oppa, menungguku?! Aku melakukan a-b-c.. melakukan apa yang tidak aku sukai!! Dan ini semua rencana oppa!!  Eeergh!!!!, batin hyo in menyeruk kesal bersamaan tatapannya yang ganas.

“oppa!!! Mati kau!!!” teriak hyo in ke arah ki bum pergi. Dan saat itu pula, terdengar suara ranting yang patah dari arah kibum menghilang dalam kegelapan.
Seunghyun berbalik lagi, sehingga ia berhadapan dengan hyo in lagi.
“wae?”
Hyo in menggeleng.
“kukira kau tahu ulang tahunku..”
“oppa juga..”
Seunghyun mendesah, lalu menyeret lembut hyo in ke tengah – tengah pondok itu.
Tiba – tiba lampu meredup, dan mati!!
Berikutnya, gelap.
Hyo in terkejut.
“op-pa..” hyo in menarik lengan baju seunghyun.
Tak ada yang bisa di lihat, kecuali cahaya bulan yang hanya sedikit menembus kegelapan malam di sekitar pondok.
Seunghyun yang phobia dengan gelap. Mencengkeram genggaman tangan hyo in keras. Tapi, ia berusaha setenang mungkin.
Sedangkan hyo in, walau ia tidak takut gelap. Tapi, ia paling takut jika sendiri. Sehingga ia bergantung pada sosok seunghyun.  Berlindung padanya.
Seunghyun memeluk hyo in.
“u’re safe” katanya setenang mungkin, padahal ia berusaha setenang mungkin dengan menutup rapat kedua matanya. Lagi, ia mengelus rambut hyo in.
“chagi..”
“eum?” hyo in hanya cengir dalam dekapan itu. Jelas – jelas, ia tahu bahwa namjachingunya itu ketakutan setengah mati.
“sangeil chukahamnida,,,”
Dua kata.. hanya dua kata!! Cukup membuat kelegaan tersendiri buat hyo in mendengar dari bibir lugu seunghyun.
“ne.. kamsahamnida, oppa.. nado, sangeil chukahamnida, oppa.. saranghaeyoo, oppa...”
Saat itupula,
#jedyar
Malam indah itu semakin sempurna saat langit – langit berwarna warni saat semburan kembang api melesat ke langit.
Ya! Yeoppo.
Keduanya terdiam, memandang langit.
‘kamsahamnida, oppa...’ ucap hyo in dalam benaknya, ia tersenyum manis tanpa terlihat oleh seunghyun yang masih terkesima oleh warna langit yang menjadi indah. ‘jeongmal.. saranghae, oppa?!’ hyo in begitu riang mendapatkan kejutan ini.
Benar – benar romantis!!
Menyaksikan keindahan dunia, dalam pelukan sang kekasih..
Siapa yang tidak mau?? *author gak XP

Sunyi kembali menyapa keduanya.
Tiba – tiba saja, Seunghyun mendaratkan kedua tangannya pada kedua sisi kepala hyo in dan..
Hyo in menutup rapat matanya.
Ia tak mampu berkutik sedikitpun! Menatap mata tajam sang namja pun ia tak sanggup,, ia pasrah!

Berikutnya,,,
bibir seunghyun mendarat lembut di kaki hyo in #plak
^^RALAT!!!
Berikutnya, bibir seunghyun mendarat lembut dikening hyo in.
*sapa yang ngira kissu- kiissuuu tuu... ==” #yadong!
=THE END=

Sangeil chukahamnida,, seungi oppa?!
Wish U all The Best!!
Wish u luck, oppa?! ^^

Romance-nya kurang’kan????
Hehhhehehee.. MAAP!! *author b’lum b’pngalaman
Oia,, mianhamnida, jika ff.a rada”..==” sebenarnya, author mau buat yang sad.. tapi, cocoknya yang berseries.. dan author, kurang ahli.. l’ buat ff yang 1shoot... karena incident.a kurang ^^  Tapi, yang berseries jga gak ahli..==” #maklum,,, amatiran
*curcol
Dan kamsahamnida..yang udah baca ^^

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)