Thursday, November 24, 2011

l’ll never let u forget me [Part I]

Title       : l’ll never let u forget me
Author  : devil'21
Genre   : comedy, family, romance
Length  : One Shoot
Cast       :
-          Kim Jonghyun [Jjong]
-          Choi Re Rim
-          Choi Min Ho
-          …. Etc

Happy reading Guys,, ^^
-Hana-
                =dul=
                                -=SET!!=-
=====================================================================================
On 12th january 2011
“annyeong,, ajumma”salam re rim, saat masuk kedalam rumah yang terlihat agak mewah setelah ia mengetuk pintu tiga kali.
“re riiim… kenapa kau datang kemari?”seru seorang yeojha separuh baya, yang melongo melihat re rim yang tiba – tiba muncul begitu saja diuruang tengah.
“eh? Aku hanya mau berkunjung.. apa tidak boleh ajumma?”jawab re rim, agak kesal atas pertanyaan ajummanya.
“masalahnya,, kau tadi pagi sudah datang kemari makanya, ajumma bertanya seperti itu”ajumma melepaskan pelukannya.
“ah? Jinjja? Kenapa aku tidak ingat ya?”rutuk re rim, seraya mengingat – ngingat.
#tak
“kenapa kau pelupa sekalli??”seru ajummanya, setelah menjitak keponakannya yang tak berdosa.
“hehehe… factor genetic appa, ajumma..”tutur re rim, seraya melangkahkan kakinya kearah dapur, setelah mendengus –dengus bau makanan dan diikuti ajummanya dari belakang.

“oh iya,, disamping itu, ada yang baru pindah., ajumma?”Tanya re rim, memungut omelet dari atas piring disamping kompor.
“hmm.. jinjja? Ajumma tidak tau.. Wae,, re rim-ah..?”ajumma masih melangkah mendekati re rim.
“eeh…  jangan ambil makanan disitu!! Itu sudah basii…”seru ajummanya, saat melihat re rim telah menyantap hidangan yang dianggapnya telah basi.
“aah,,, belum!! Baunya saja masih enak”jawab re rim, santai masih menyantap makanan itu.
“ajumma.. aku menginap dulu untuk beberapa hari, disini ya?”
“nde… sebenarnya juga ajumma akan menawarimu, tapi ternyata kau sudah mengajukannya,, ya sudah lah,,, pintu rumah ajumma, terbuka kecil untukmu”
“aiesh.. kecil? Pelit amat!!”seru re rim, kesal tapi  tetap menyantap makanan itu.
“eeh… pintu rumah ajumma’kan memang kecil.. apalagi pintu samping, kecil sekali. Kau biasanya lewat situ’kan?!”tutur ajummanya, seraya merapikan setumpuk makanan yang terhidang diatas meja makan.
“hehehe”, re rim hanya membalas dengan kekehan
“well.. ajumma mau pergi sebentar.. bisakah kau menyiram diluar? Seharian ini, belum ada yang menyirami tanaman ajumma.. arasso?” tutur ajumma, seraya  melesat keluar dari dapur
“nde!!”jawab, re rim.
                Setelah menyantap habis, makanan yang bisa memenuhi hasrat para penghuni perutnya. Ia segera melesat, keluar rumah, sebelum ia bisa lupa atas kewajibannya.
“aiesh.. hampir aku lupa, dimana krannya”seru re rim, menepuk jidatnya sendiri.
^^ Re Rim POV^^
“aiesh.. hampir aku lupa, dimana krannya” menepuk jidat ku sendiri.
Aku menikmati aktivitas yang satu ini, menyiram taman ajumma yang ia rawat sehingga menjadi sebuah taman kecil tapi dipenuhi dengan berbagai tanamannya, dan banyak bunga-bunganya yang bermekaran. Yeoppo!
                Saking asiknya,rutinitas siram – menyiram, tanpa sadar aku menyunggingkan senyum yang lebar.
#DBUK
                Seseorang menyenggolku dengan tubuhnya, hingga aku hampir saja terjatuh sebelum aku dapat menjaga keseimbangan.
“ajummaa… hahahahaha”seru seorang namja, tanpa ada rasa bersalah ia malah tertawa pecah. Melihat penderitaan batinku, melototinya
“eh!! Dibilangin jangan panggil aku ‘ajumma’!! kita hanya beda seumur!!”seruku, menggenggam selang air yang terus mengalirkan air.
“aaah.. ajumma,, nggak usah marrah,,, nanti keriputnya nambah! Liat tuh!”sergah namja itu,min ho namanya kemudian mencolek pipiku, menggodaku.
“min hoooooo!!! Mati kau sana!”seruku, kesal dan reflek selang yang kugenggam mengarah padanya yang berlari menjauh dariku.
#DBUK
                Karena lantai yang ku siram, menjadi genangan air sehingga menjadi licin. Membuat min ho jatuh terjembab.
“aduh!”keluh min ho, dengan nada tinggi. Kesakitan.beranjak memperbaiki posisi terjembabnya.
“hahaha… sudah kukatakan, jika kamu membuatku marah, pasti akan terbalas”seruku, senang. Kemudian aku melesat mematikan keran air, dan membantu min ho, memapahnya kedalam rumah. Karena ternyata bokongnya memang sudah kaku.
“ajumma!! Pelan – pelan!!”seru min ho, kesal. Karena aku memapahnya secara ugal-ugalan.
“eeergh… berhenti panggil aku ajumma atau akan aku lempar kau”seruku, kesal menghentikan langkahku.
“hehehe… ekhemp!! noona, yeoppo sekallllli!!!”tutur min ho, dan senyumnya tersungging lebar disudut bibirnya.
“bagus!! Anak pintarrr”seruku, senang dan mengacak rambutnya. Sehingga, rambutnya berantakan.
“duduk!! Aku akan ambilkan minyak oles.. jangan kemana-mana, atau akan,,” seruku, yang terpotong, enggan melanjutkannya, karena aku pikir, akan melelahkan berbicara dengan makhluk yang satu inii.
 aku mendudukkannyadiatas sebuah sofa diruang tengah.
“stop!! Aju.. eh,, noona untuk  mengancamku..?! bagaimana caranya aku bisa kabur dalam keadaan seperti ini?!”jawabnya, mencibir bibirnya dan mengelus- ngelus bokongnya.
                setelah aku kembali mengambil minyak oles, dari kotak obat, lelah mendengar bunyian dari mulutnya.
“nih.. apa perlu aku yang olesin?”godaku, mengulurkan sebotol minyak oles.
“eh? noona, ternyata punya nafsu… ckckckck” tutur min ho, sembari menggeleng – geleng kepalanya, merampas minyak oles itu secara kasar.
“aiiish.. ya sudah oles sendiri”seruku, kemudian berjalan kearah kamarku dilantai atas, kamar yang sudah memang disediakan ajumma untukku dirumah ini.
Tapi, saat aku akan menghentakkan kakiku diatas anak tangga pertama, tiba-tiba..
#DBUK
                Dari luar, aku mendengar ada suara jatuh. Tetapi, seperti suara seseorang yang terpeleset dan jatuh, persis seperti saat min ho jatuh tadi. Aku pun segera melesat keluar.
aku menemukan seorang namja yang sudah terjembab jatuh diatas lantai yang tergenang air dan sebuah piring pecah disampingnya dengan makanan yang berserakan didekatnya.
“ommo… waeyoo?”seruku, terkejut. Kemudian melesat menghampiri namja itu, dan membantunya berdiri.
“aah,, pantatku sakit! Pabo!”jawab namja itu, ketus saat aku menarik lengannya, ingin membantunya berdiri dan ia  Mengelus bokongnya yang telah basah.
“eh? Dibantu, juga!! nggak tau malu ya!”seruku ketus, enggan melanjutkan misi menolongnya. Namja itu hanya menatapku dengan wajah geram, dalam posisi duduk dan nikmat mengelus bokongnya.
“aigooo… ada apa ini?”seru ajumma yang tiba- tiba muncul dari balik pintu gerbang, menyaksikan aku dan namja ini saling geram.
^^Author POV^^
“nan mollayo,, namja ini marah – marah saat aku akan membantunya berdiri”jawab re rim, ketus. Berdiri disamping namja yang masih dalam posisi duduknya.
“mianhae,, anda ini siapa?”Tanya ajumma, kemudian menghampiri namja itu, dan berjongkok disamping nya.
“saya tetangga baru rumah ini, sebenarnya aku akan mengantarkan makanan kerumah ini, dan ternyata aku terpeleset disini. Lalu…” tutur namja itu, dan melirik kearah pecahan piring besertai makanan diatasnya yang berceceran, dan kedua bola mata ajumma mengikuti arah lirikkan namja itu,
“aigoo.. mianhae,, jeongmal mianhae,,”ucap ajumma, membungkuk sedikit kemudian melirik kearah re rim yang sudah terkesiap mengancap pinggangnya.
“aku pemilik rumah ini.. panggil saja ajumma”tutur ajumma
“re rim-ah,, bantu dia masuk!”perintah ajumma, mendongak kearah keponakannya, re rim.
“anioo,, lebih baik saya pulang”cela namja itu, lembut pada ajumma
“andwe.. kau harus diobati dulu”sergah ajumma
“re rim-ah!!”seru, ajumma melotot pada re rim.
Tanpa ba-bi-bu lagi, re rim yang mengerti maksud panggilan namanya oleh ajumma ia segera  membantu namja itu berdiri dan memapahnya kedalam rumah, walau keduanya sempat berkutat. Keduanyapun ikut melangkah, dari belakang mengikuti langkah – langkah ajumma.
“oemma!!!”seru min ho, saat melihat ajumma Nampak dari balik dinding ruang tamu.
“min ho? Waeyoo?”Tanya ajumma, wajahnya berubah cemas saat melihat wajah min ho yang begitu memelas, manja. Bibir min ho terlipat sempurna, matanya berbinar – binar, kerutan didahinya terlihat. Yang jelas ia menampakkan penderitaan.
“jatuh”jawabnya, singkat. Enggan melanjutkan kalimatnya saat ia melihat sepasang yeojha-namja muncul di belakang oemmanya.
“disini.. awas min ho”ucap ajumma, menepuk bagian sofa yang dipersilakan untuk namja itu. ia enggan bertanya lagi pada min ho dan menyuruh min ho menggeser bokongnya
 Kemudian Re rim, melempar tubuh lemas itu pada sofa secara kasar, sehingga membuat punggung namja itu terhentak pada punggung sofa.
“aw”keluh, namja itu
“re rim-ah!!” seru ajumma, kesal.
“Mianhamnida”ucap, re rim singkat tetapi berkesan cuek.
“re rim,, ambil_”ucapan ajumma terpotong
“pakai ini.. tidak perlu dioleskan’kan? Jangan manja seperti min ho”tutur re rim,  dengan nada sinis. Dan mengulurkan sebotol minyak oles hasil rampasan dari genggaman min ho.
                Mata namja itupun melirik kearah min ho, menatap bingung ditambah tak percaya, apa benar yeojha ini mengoleskan minyak pada bokongnya?
“anioo… dia hanya bercanda,, jangan diterjemahkan kata-katanya,,”seru min ho, melambaikan tangannya pada namja itu, menyimbolkan tanda ‘tidak’ besertai gelengan kepala yang samar.
“dia sepertinya lagi dapet!”bisik min ho, pada namja itu. Tapi, namja itu tidak bergeming pada bisikan min ho, wajahnya tanpa ekspresi atas pernyataan min ho.
“ya sudah,, kalau begitu pakai sendiri.. “seru re rim, ketus kemudian beranjak pergi setelah melempar botol yang berisi minyak oles.
“oia,, nama kamu siapa? Kamu tinggal dengan siapa?_”Tanya ajumma pada namja itu
“hm.. jonghyun imnida, Kim Jonghyun. Atau lebih akrabnya jjong, ajumma…”ujar namja itu, seray a mengolesi bokongnya dengan minyak oles.
“aku tinggal dengan oemma.. appaku sudah lama meninggal, kami nomaden secara pertahun”tutur namja itu, namja yang bernama jjong.
^^Jjong POV^^
                Aigoo,,, pantatku benar- benar sakit. Duduk seperti ini saja sakit! Eeergh… kenapa didepan ruamhnya ada genangan air?
“min ho,, wae rumah dididepan banjir?”Tanya ajumma, yang membuatku terperanjat, apakah ajumma bisa membaca pikiranku?
“ajumma”jawab seorang namja yang duduk disampingku sejak tadi, tanpa sadar ternyata ia telah mempertikanku.
“hm.. anak itu, tidak pernah dewasa”ujar ajumma, sembari menggeleng kepalanya.
Mendengar jawabannya aku malah bingung, yang dimaksud ajumma siapa. Aah,, entahlah. Kedua bola mataku asik memantau sekitarku, seisi rumah ini.
“ajumma,, mungkin sebaiknya aku pulang dulu, kasian oemma,, lelah menungguku”tuturku, lembut, menjaga ucapanku agar tak menyinggung ajumma.
“ooh,, nde…”jawab ajumma, dan dibarengi senyuman.
“Re rim-ah!!”panggil ajumma, berkesan berteriak. Sehingga membuatku agak terkejut.
“nde”jawab yeojha itu, berteriak dari ruangan lain sehingga terdengar agak samar. Tiba- tiba yeojha itu muncul, kemudian menghampiri ajumma.
“wae, ajumma?”tanyanya, berdiri dihadapan kami
“apa kau ingin memintaku mengolesi pantatmu, ah?”tanyanya lagi, saat ia melirik kearahku yang pasrah atas keadaanku. Aku tak bergeming atas ucapannya itu, aku malah asik menikmati kegiatan mengoles bokongku yang benar- benar sakit.
“anioo,, antarkan dia pulang..”cela ajumma
“mwo? Aniooo.. aku tidak mau! Gyeolkho! [tidak akan]”seru yeojha itu, agak kesal
“jebal.. min ho sakit, ajumma? Tidak mungkin, hanya kamu yang bisa.. jebal”tutur ajumma, melipat kedua tangannya diatas diafragmanya.
“ajumma,, tidak perlu, aku bisa sendiri”celaku diantara obrolan para yeojha ini dengan lembut
“tu’kan.. dia bisa sendiri ajumma.. untuk apa mempersulit diri”jawab re rim, kesal dengan nada ketus.
“eergh.. kau telah membuat banjir didepan rumah,, lakukan saja! Itu hukumannya”tutur ajumma lembut.
                Ku lihat, yeojha itu melirik kearah namja yang duduk disampingku dengan geram, seperti ingin melahap namja itu mentah- mentah.
“oiya,, jjong-ssi, perkenalkan ini, min ho, anakku”ujar ajumma, menepuk bahu namja yang duduk disampingku dan disampingnya yang jelas namja itu duduk diantara aku dan ajumma, yang sedang asik mengeluh kesakitan sembari mengelus bokongnya.
“dan yang ini.. ini Choi Re rim.. dia keponakanku”ujar ajumma Memegang lengan yeojha yang mengesalkan itu, yang berdiri disampingnya dan aku hanya menjawab dengan manggut-manggut saja.
“baiklah.. re rim, antarkan jjong pulang, ajumma mau siapkan makan malam”tutur ajumma, kemudian pergi melesat ke suatu ruangan lewat sebuah pintu disudut ruangan itu.
#tak
Aku mendengar suara jitakan oleh jemari tepat dikening min ho
“aish.. waeee??!! Nan aphayo!”seru namja itu, namja yang bernama min ho seraya mengelus keningnya yang telah memerah.
Tetapi, yeojha itu malah menarikku, setelah membalas hasrat kekesalannya pada min ho dan melingkari tanganku pada lehernya dan memapahku, tapi aku hanya terima saja, saking ternganga melihat aksi kedua makhluk ini.
“sudah lah,, antar’kan saja aku sampai sini”seruku, saat kami tepat berdiri didepan pintu gerbang rumah ajumma, dan ia masih setia memapahku.
“mianhae,, aku yeojha yang bertanggung jawab, so, aku harus mengantarkanmu tepat didepan pintu rumahmu”tuturnya, menapaki tepian jalan yang hanya berjarak sepuluh meter antara pintu gerbang rumahku dan pintu gerbang ajumma. Dan aku hanya membungkam mulutku, menerima saja, aku lelah beradu mulut dengannya sedari tadi.
“ok! Ini rumahmu’kan? Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai disini, sisanya kau jalani saja disini,, dan berjuanglah.. terserah, kau mau ngesot, lari-lari, lompat-lompat yang penting aku sudah mengantarkanmu sampai disini. Ok?”tuturnya, kemudian membelakangiku dan melesat pergi menjauh dariku yang ternganga’ mendengar ucapannya tadi, melihatnya hilang dibalik pintu gerbang hitamku yang tinggi.
Aneh, cerewet,, itulah penilaianku untuk pertama kali pada yeojha ini.
==//==
Pagi telah menyapa, tapi bokongku masih terasa pegal karena kejadian kemarin walaupun oemma telah memijitinya.
Tapi, aku harus siap-siap berangkat sekolah. sekolahku yang baru dan… lihat saja nanti?!
Setelah memenuhi hasrat rasa laparku dengan sarapan yang sudah disediakan oemma, aku segera melesat ke garasi dengan seragam sekolah baruku.
“annyeong,, oemma”seruku, dari dalam mobil pada oemma yang berdiri didepan pintu rumah seraya melambaikan tangan padaku. Akupun segera melajukan mobil sport merahku, ke sekolah baruku. Untung saja, aku telah datang kesekolah kemarin sehingga aku tau jalannya tanpa harus terlambat pada hari pertamaku sekolah.
                Sesampaiku disekolah, setelah memarkir mobilku. Aku segera melesat ke ruang kepala sekolah. dengan setiap pasangan mata yang memantauku terus saat berjalan, menapaki koridor sekolah.
^^Author POV^^
“annyeong,,, baik!! Kita akan memulai pelajaran, tetapi izinkan bapak untuk_”
“tidak diizinkan!!”celetuk seorang murid namja yang duduk santai terpojok dikelas.
“onew,, berhentilah melakukan itu pada mr. Lee”bisik teman sebangkunya, min hyuk.
“baik.. kita kedatangan murid baru,, dari jepang.” Tutur Mr. Lee setelah melihat onew telah membungkam mulutnya dan mengalihkan perhatiannya pada objek lain,
“kesini”ucap Mr. Lee kearah pintu, pada sesosok  dari arah pintu tetapi, para murid tidak bisa melihatnya.
                Seorang namja muncul dari balik pintu kelas dengan wajah tanpa ekspresi. Ia menyapu pandangannya kearah seluruh kelas, tanpa memperhatikan satu per satu wajah penghuni kelas.
“ok. Perkenalkan dirimu”pinta Mr. Lee,
Kemudian dengan santai, tangannya disisipkan pada saku celana seragamnya, dan dengan tatapan tanpa eksperesi, ia memperkenalkan dirinya.
“baik.. kau mau duduk dimana jonghyun?”Tanya Mr. Lee, dan kedua matanya menyapu seluruh ruangan setelah mendengar serentetan singkat tentang biodata namja itu, murid baru bernama jonghyun, kim jonghyun.
“duduk denganku saja”pinta seorang yeojha sembari mengacungkan tangannya.
“nde,, sillyehamnida, jonghyun”ujar Mr. Lee, tersenyum kemudian memperhatikan jonghyun melangkah kearah bangku yang memang tersedia untuknya.
^^Re Rim POV^^
“apa’an sih! Berisik banget, dari tadi. Memangnya ada gossip apa hari ini?”tanyaku, sambil menyedot leci fluteku
Sedari tadi, keempat chinguku ini, asik berbicara sesuatu. Tak jelas, karena pikiranku sedang pecah sehingga suara-suara mereka hanya masuk ke telinga tapi tak bisa dtransfer ke otakku untuk diinterpretasi. Aku masih sibuk terpikirkan kejadian tadi pagi, aku merasa sangat kesal pada Mr. Park. Dan Aku juga merasa was-was karena kami mencuri waktu pelajaran dari Mr. Kim untuk ke kantin, sekarang.
“aish.. re rim!! Mati sajalah kau!!?” celetuk chinguku, rey na, ketus.
“kau selalu tidak tau tentang gossip seperti ini”celetuk lagi chinguku, hyo na menatapku dengan wajah kesal dan bibir yang terlipat separuhnya.
“hm… kau tau tentang murid pindahan itu?”
“siapa?”tanyaku, polos
“aaaaaaaargh… KIM JONGHYUN!!”seru Hyo na, gregetan, menekan kata ‘kim jonghyun’
“dia itu, sunbae.. lumayyyan,, kyeopta!”sambungnya lagi, tapi dengan nada genit, ditambah alisnya yang naik turun.
“oh”
Karena tanggapanku yang kurang memuaskan itu pada mereka, membuat keempat chinguku mendelik kesal dan kembali melanjutkan desas desus mereka.
“hei.. aku duluan yah.. sejam lagi pulang,, nggak enak ama Mr. Kim”seruku, kemudian melesat setelah menyesap habis minumanku,
                Aku yang berjalan tapi setengan berlari, cepat melesat kearah kelasku dengan penuh semangat karena aku telah mengisi energiku barusan.
Tapi, tiba-tiba..
#DBUK
                Badanku telah menabrak tubuh seseorang hingga ia jatuh terjembab dihadapanku.
“hei.. matamu kemana?!”seru seorang namja yang geram padaku, seraya bangun dari posisi terjatuhnya.
“ini!”jawabku, canggung. Seraya menunjuk kearah kedua bola mataku
“pabo!! Lalu, apa guna_”ia berseru lantang, dan tiba-tiba perkataannnya terpotong saat ia menatap kearahku.
“mwo?”tanyaku, kesal karena mengtaiku ‘pabo’ sekaligus bingung karena kalimat yang ia ajukan padaku terpotong. Tapi, namja itu diam, membungkam mulutnya dan terlihat agak terperangah.
Tapi, tiba- tiba perhatianku hilang darinya dan mengalihkan perhatianku, saat..
“ajummmaaaaaa…”panggil seorang namja, yang berlari mengarah padaku, seraya melambaikan tangan padaku. Aku tahu,, min ho. Satu-satunya makhluk yang suka memanggilku seperti itu adalah min ho, eeergh.. Choi Min ho.
saat min ho telah berdiri tepat dihadapanku,
#tak
“aish.. ajum,, oh,, mian,, mian.. Re rim!! Eonni,, eonni tau tidak kalau key hyung datang besok?”tutur min ho padaku
“jinjja?”
“nde.. eon..”jawab min ho, semangat. Dan saat ia ingin melanjutkan kalimatnya, reflek matanya menoleh kesampingnya, kearah namja yang menjadi lawan adu mulut denganku, alias korban kecerobohanku.
“jjong hyung?”tanyanya, dengan wajah agak bingung, matanya disipitkan pada namja itu.
                Memangnya siapa namja itu? Ah,, entahlah
Tapi,, Jjong? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu.
“nde…”jawab namja itu, agak canggung.
 “ada apa disini?”Tanya min ho pada namja yang aku tidak tau itu, tetapi min ho mengenalnya.
“jatuh”jawab namja itu singkat dan melirik kearahku.
“eh? Ckckckck.. eonnie, kenapa kau sering membuat orang jatuh? Dan orang yang sama pula?!”seru min ho, menggeleng – geleng kepalanya samar – samar dengan lirikan padaku.
“ah? Maksudnya?”tanyaku, tidak mengerti, bingung! Dan menampangkan wajah sedang berpikir.
“aish.. ini lagi, penyakitnya.. pelupa!! Maklum,, factor umur, pantas nama ‘ajumma’ cocok untuk eonni”seru min ho, kesal dan pura-pura meninju bahuku.
Aargh,, aku yang masih bingung, mengabaikan pernyataannya karena aku masih asik berpikir siapa namja yang ada dihadapanku ini. Sepertinya aku memang pernah melihatnya tetapi.. aku lupa.. aku tidak mengingatnya.
“begini Yah,, eonnieku yang yeoppppppooooo,,, dia ini jjong hyung, tetangga baruku, kemarin eonni membuat tragedy menjatuhkan dua namja kyeopta lewat banjir yang eon buat kemarin…”tutur min ho, agak lembut dan pelan-pelan. Yang jelas dengan nada ingin mempermainkanku. Dan melirik namja itu saat menyebutkan ‘kyeopta’.
                Hanya beberapa detik berlalu,, dengan jerih payanh berpikir, dan mengingat-ngingat seluruh kejadian kemarin akhirnya aku baru mengingatnya.
“ooh… kalian yang pantatnya sakit itu ya?  jatuh didepan rumah ajumma?”tanyaku, ceplos. Saat aku bisa mengingat kejadian kemarin dengan wajah ter-innocent
“nde”jawab min ho, seraya manggut-manggut.
“oh”jawabku.
“ya sudah,, karena pantat kalian sudah berfungsi sebagaimana mestinya, berarti aku sudah tidak punya utang bersalah pada kalian, ok? Aku mau kembali kekelas.. Mr. Kim ada dikleas”seruku, serayaberanjak pergi sebelum mendengar min ho membalas ucapanku dengan nada amarah atau apalah, yang jelas aku lelah mendengar ocehannya sejak tadi pagi.
^^Jjong POV^^
                Gadis yang aneh! Dasar.. baru kemarin dia membuat masalah denganku, dan dia melakukannya lagi dan anehnya lagii…  tiba-tiba dia sudah melupakan kesalahannya padaku. Ish…
Setelah min ho, pamit padaku untuk segera kembali kekelas, aku juga segera melesat kekelasku.
#Teeeet Teeeeeet Teeeet
                Huuuft.. hari pertama aku sekolah sudah terlewatkan.
Setelah aku menyandang tas ransel yang sudah berisi tumpukkan buku , aku Segeramelesat cepat, kearah parkiran mobilku. Penghuni perutku sudah meratap dengan bunyian, tanda ingin diisi. Tetapi, perhatianku tiba-tiba buyar saat melihat seorang yeojha sedang duduk menggemas perutnya, melingkari perutnya dengan kedua tangannya dan suaranya terdengar merengek kesakitan.
                Akhirnya, setelah ma berpikir aku memutuskan pergi, untuk apa membantunya, aku sangat lapar. Perutku dari tadi mengumandangkan suara tanda kelaparan.
Setelah aku melangkah sepuluh langkah, dan didalam benakku merasa janggal karena msih terpikirkan oleh yeojha itu, akhirnya aku memutuskan kembali kearah yeojha yang duduk merengek kesakitan itu.
“waeyoo?”tanyaku, berdiri disampingnya yang kesakitan dan membungkukkan badannya, sehingga aku tidak bisa melihat wajah yeojha itu.
“nan aphayo”jawabnya, berat
 Dan ternyata dia sedang menangis karena aku sadar lantai pijakannya telah menjadi genangan kecil, dan terlihat tetesan jatuh dari wajahnya.
“oh,, baiklah,, kita ke UKS”ajakku, masih berdiri disampingnya tetapi tanpa melakukan sesuatu, masih memperhatikan tingkah yeojha ini.
“sudah tutup,, bisakah kau mengantarkanku, pulang?”tanyanya, masih merengek kesakitan dengan suara parau,
Karena hari ini aku tidak terlalu tega, ya, tak apalah. Lebih baik membantunya, kasian.. sekolah ini sudah sepi.
“nde..”jawabku, kemudian menarik lengannya.
“sakit”jawabnya, saat aku menarik lengannya.
                Sakit? Yang sakit sebenarnya apa sih? Eeergh.. merepotkan sekalli!!
#Brrrt
Aigoo,, lambungku sudah meminta jatah,, bagaimana ini.. aku bingung setengah mati, diantara memilih mengantarkan yeojha itu pulang atau aku pulang untuk mengisi perutku. Akhirnya aku memutuskan membantunya saja, mungkin nanti aku akan diberikan ongkos membantunya.
“naiklah cepat”pintaku, berjongkok dihadapannya. Hanya beberapa detik kemudian, ia menaik, menempel diatas punggungku.
 Hanya lima menit, aku sampai dimobilku yang terparkir, dan cepat memasukkan yeoja itu, dan ia duduk dikursi penumpang dengan manis walau rengekkannya tak henti.
“jjong?”tanyanya, canggung saat ia menatap kearahku, matanya sayu, sepertinya ia benar-benar kesakitan.
                Ah? Re rim? Yeojha ini lagi.. kenapa seharian ini aku merasa dipersulit karena yeojha ini? Aaargh.. tak apalah.. untuk sekali ini, sifat tegaku belum kumat. Aih? Dapet pahala, sekalian bisa cepat mengisi perutku. Untung, rumahnya disebelah rumahku.
Aku hanya membalas dengan senyuman, dan segera melajukan mobilku. Pulang.
“annyeong”salamku, saat tepat sudah berdiri didepan rumah ajumma, seraya memapah re rim yang benar-benar terlihat lemas dan ia masih setia menggemas perutnya sembari rengekkannya yang tak kunjung-kunjung berhenti.
“annyeong haseyo..”jawab seorang yeojha yang kukenal sebagai tetangga sekaligus ajumma yeojha ini dari balik pintu rumahnya yang besar.
“aigooo.. masuk.. masuk.. wae dengan re rim?”Tutur ajumma, dengan nada agak terperanjat dan membukakan pintu untukku agar dipersilakan masuk saat ia melihat yeojha yang kupapah ini.
“nan mollayo, aku menemukannya didepan kelasnya”tuturku, seraya mengapah yeojha ini.
Dengan langkah pelan, aku mendudukkan yeojha itu diatas sebuah sofa, sofa kemarin yang aku duduki.
“nan aphayo, ajumma”tuturnya, dengan nada berat. Melingkari peruthnya diatas sofa seraya merengek kesakitan yang tak henti.
#ring ding dong ring ding dong
                Ponsel didalam saku celanaku berdering dan bergetar,
“annyeong? Wae? Ah? Nde aku pulang.. tunggu!” aku yang benar- benar marah, kesal, sedih, terkejut setelah menerima panggilan ponselku, dengan cepat aku pamit pada ajumma, tanpa menerima ajakan ajumma makan siang.
kemudian aku segera kembali pulang, pulang kerumah yang jauhnya hanya sepuluh meter dari rumah ajumma.
Ku tekan kenop pintuku, dan aku mendapatkan sesosok yeojha terduduk diatas lantai dengan wajah tanpa eksperesi, tetapi ia meneteskan air mata, meratap, dengan posisi terduduk menghadap kelantai. dan disekelilingnya, berbagai barang yang biasanya tersusun rapi dirak , berhamburan dimana mana dan pecah. Berantakkan!
Dengan langkah cepat, aku memeluk yeojha itu, erat.
                Dan tiba-tiba muncul seseorang dari balik pintu sebuah kamar, yah,, pintu kamar oemma.. dan ia tersenyum pahit saat aku memeluk yeojha itu., walau jelas dari matanya terlukis rasa ingin membunuh.
“jjong.. annyong haseyo?”ucapnya, dengan senyum.. senyum yang paling kubenci! Sembari ia menghampiriku yang duduk memeluk yeojha itu.

====To Be Continued====

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)