Monday, November 7, 2011

My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love? [Part 2]

Title       :  My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love?
Genre   : romance, family
Author  : devIL'21
Cast       :
= Kang Min Hyuk
= Park Hyo In
= Song Hyo In
HAPPY READING, GUYS!!DON’T FORGET  TO LEAVE COMMENTS FOR ME!!

Let’s Begin!!
Ah iya,,,
Simbol “*****” itu menandakan peralihan waktu, tapi dengan POV cast yang sama..
Simbol “#####” itu menandakan peralihan waktu tapi dengan POV casy yang berbda..
=hana=
                                         =dul=
                                                                “SET!!!”

Before :
Hampir, setengah jam hyo in berusaha, akhirnya berhasil! walaupun ia masih bergantung pada pegangannya.
Ia mulai melangkah keluar kamarnya, setelah memutari setengah kamarnya untuk keluar dari kamarnya.
Sampailah ia di depan pintu,dan lekas membuka pintunya.
Ia bernapas lega, akhirnya ia bisa melihat bagaimana suasana di balik pintu yang selalu tertutup untuknya.
#####
“huufth..” min hyuk menghembuskan napasnya, kepenatan benar – benar membelenggunya.
“tinggal satu pasien lagi, dok”
“baiklah..”
Akhirnya, min hyuk pergi bersama perawat yang mengekorinya ke salah satu kamar pasien.
*****
Sudah selesai untuk hari ini. Min hyuk keluar dari ruangannya setelah mengganti pakaiannya.
Ia beranjak keluar ke arah pintu utama rumah sakit, sebelum ada sedikit keributan kecil di salah satu lorong rumah sakit.
Sejujurnya, min hyuk ingin sekali keluar! Ingin  cepat – cepat mandi dan terbuai di atas tranjang empuk kamarnya. Tapi, ada sedikit rasa penasarannya yang membuncah dan memaksanya untuk melihat apa yang terjadi.
Suara keributan atas teriakan minta tolong seorang yeoja mengunggahnya untuk pergi. Akhirnya, min hyuk berlari ke arah suara teriakan itu.
*****
“dok.. pasien ini terjatuh disini.. mungkin dia pingsan”
Min hyuk berdiri dengan tatapan yang tak bisa terdefinisikan. Ia begitu syok, pada siapa yang di lihatnya.
“dokter!!” perawat yang di sandarkan dirinya oleh seorang pasien itu begitu kesal, saat ia melihat sang dokter terpaku begitu lama.


Min hyuk syok, lalu mulai menarik tubuh sang pasien ke dalam penguasaannya. “biar  aku membawanya, di mana kamarnya?”
“sebentar dok, aku akan memeriksanya”
Sang perawat itu lekas pergi. Min hyuk terpaku pada wajah sang pasien. Wajah yang paling ia sayangi, ia rindukan dan yang paling sering membayangi kehidupannya. Wajah yeoppo. Wajah Park Hyo In.
*****
Min hyuk menggendong tubuh mungil sang pasien ke arah kamarnya, yang telah di beritahu oleh sang perawat tadi.

Ia merebahkan tubuh mungil itu diatas ranjang putih, di dalam sebuah kamar yang begitu.. begitu luas! Begitu banyak perabotan dalam kamarnya.
“ada apa denganmu, chagiya?” min hyuk berkata dalam suara yang berbisik, dan lirih.
Tak ada jawaban.
Min hyuk terpaku pada sosok sang pasien.
“kau meninggalkanku.. apakah saat itu, keadaanmu seperti ini?” min hyuk tak bergeming.
Ia menggenggam tangan mungil, putih dan mulus itu.”mianhae, chagiya..”
Min hyuk  terbuai bersama perasaannya, ia menyandarkan kepalanya di atas perut sang pasien bersamaan itu aliran air matanya mengalir perlahan dan tatapannya hanya tertuju pada wajah sang pasien. “ada apa denganmu, hyo in?”
#####
Hyo in membuka matanya, walau sempat mengerjab – ngerjabkan matanya, beradaptasi dengan pencahayaan di sekitarnya.  ia menemukan wajah song sedang terpaku menatapnya. “unnie?”
“ah, saeng!! Gwenchanayoo??” song terbangun dari posisi duduknya.
“ada apa denganku?” tanyanya, polos sambil memijit pelipisnya. “sepertinya semalam aku baru terjatuh,,”
“hm? Jinjja? Kau ingat?”
Hyo in mengangguk. “semalam ada seseorang yang menggendongku.. dia benar  benar kyeopta.. tapi, setelah itu aku lupa.. mungkin aku tidur,, ia benar- benar hangat,,, dan saat ia menggendongku, rasanya sesak disini..” hyo in menyentuh dadanya yang menutupi jantungnya.
“jinjja? lalu?”
Hyo in mengangkat kedua bahunya. “ah. Unnie! Aku lupa...” wajah hyo in yang seperti anak kecil itu, begitu menggemaskan. Begitu polos. “unnie... kepalaku sakit” kata hyo in sambil memijit pelipisnya.
“jinjjayoo? Apakah begitu sakit?”
Hyo in menggeleng pelan.
Song tersenyum ragu. “ah iya.. hari ini kita bisa pulang, kerumah,,”
“rumah?” hyo in antusias.
Song mengangguk – ngangguk. Walaupun ia merasa aneh pada apa yang di ucapkan sang saeng.
*****
“waaaaaah... ini rumahku unni?” hyo in tercengang.
Sejujurnya, rumah ini bukanlah rumahnya, ini adalah apartemen song yang di belinya sendiri hasil dari kerja kerasnya, saat di Amerika.
“ne..”
“mana oemma?” wajah hyo in begitu polos, dan tanpa memandang ke arah wajah sang kakak.
“oemma pergi, kau ingin tinggal bersama oemma atau unni?”
“kenap tidak tinggal bersama – sama?” hyo in berkata sekenanya, padahal mood sang kakak sudah hancur, untuk membahas sang umma.
“tidak bisa..”
“sama unnie!”
Song mengangguk, “disana kamar hyo in, ne?”
#####
Min hyuk masih saja seperti saat itu sejak ia datang, duduk terpaku dan bertopang dagu dalam ruang kerjanya.
Min Hyuk’s POV

dia telah kembali ke dalam kehidupanku, tapi.. ia berbeda.
Tubuh lemah, wajah pucat.
Aku tak sanggup melihatnya di perlakukan seperti itu oleh Tuhan
Tuhan.. inikah jalan cintaku?
Cinta yang dulu kupendam padanya, cinta yang harus ku nyatakan sejak dulu, kini berakhir seperti ini?
Cinta yang selalu membuat hatiku damai.. cinta yang membuatku merasakan sedih, bahagia..
Andai..
Tapi, apakah dia mencintaiku?
Aku tak mampu tenggelam bersama asaku untuk memilikinya, sedangkan ia tak ingin bersamaku.
Tapi.. tak adakah sedikit celah untukku, agar aku bisa memiliki dirimu? Menaklukkan hatimu?
Tapi, apalah dayanya aku inii.. tubuh sang yeojha terebah di atas ranjang Rumah Sakit. Dan itupun, aku tidak mengetahuinya sama sekali.
Aku berjuang keras melupakan dirinya, melupakan kisah ini.. tapi, ia malah tertidur dengan nyawa yang bisa kapan saja terebut oleh sang malaikat dan terbang bersama penghuni surga.
Apakah aku harus? Harus berusaha mengembalikan semua ini? Mengembalikan kisah cintaku.. dan biarkan aku yang menjadi pemeran.. pemeran lelaki yang berusaha merajut kisahnya sendiri.. kisah cintanya.
Hyo in,,  balaslah cintaku ini, walau aku terlambat untuk menyatakannya dan menyangka dirimu.. telah melupakanku, walau aku tak tahu juga, apakah dirimu menginginkan diriku muncul di hadapanmu lagi.
*****
Author’s POV
Min hyuk berjalan, ia telah meneguhkan hatinya.
Kisah cintanya haruslah berakhir dengan jelas.
Entahlah.. happy ending, ataukah sad ending. Ia akan menerimanya apa adanya, berusaha menerimanya se-iklas mungkin!

Belum saja, ia masuk ke dalam ruangannya. Ia mendapatkan sosok seorang yeojha sedang duduk di bangku tunggu, di depan sebuah ruangan. Kalau tidak salah.. “poli jantung”. Min hyuk memicingkan matanya, berusaha mempertajam indera penglihatannya.

Benar! Ia hyo in.., seru min hyuk dalam batinnya.

Min hyuk tersenyum sambil berjalan ke arah sang yeojha yang duduk di atas bangku tunggu. Tak luput, ia menyisipkan kedua tangannya di tiap saku jubah putihnya sebagai seragam dinasnya.

“sillyehamnida..” ucap min hyuk, berusaha mencari perhatian dari yeojha itu.
“ne..” jawab yeojha itu dan ia benar- benar acuh, ia tak memandang ke arah min hyuk sama sekali.
Min hyuk terdiam sebentar. Tak berkutik ataupun mengucapkan sesuatu.
Sampai beberapa saat kemudian, dan yeojha di samping min hyuk mengacuhkan keberadaannya “annyeong?” tanya min hyuk, duduk di samping sang yeojha.
Sang yeojha mengangguk, mungkin karena ia merasa terganggu, akhirnya sang yeojha menoleh ke arah min hyuk “annyeong?” jawab yeojha itu dengan ragu.

Dan tatapan sang yeojha bertemu dengan tatapan min hyuk.Keduanya terdiam, dan tatapan itu tak beralih kemana pun.

“Hyo In-ssi” tiba – tiba ada yang menyeru menyebut nama sang yeojha. Yeojha itu pun beranjak berdiri, lalu meninggalkan min hyuk.
Min hyuk tak bergeming. Tatapannya tak beralih kemanapun, hanya memandang ke arah yeojha itu pergi.
*****

Min hyuk mencari perawat yang kemarin menemukan tubuh hyo in. Menurutnya, perawat itu mungkin mengenal hyo in.

Tak sampai menghabiskan waktu ekstra, min hyuk menemukannya.
“sillyehamnida,, mianhae.. aku boleh bertanya?” kata min hyuk hati – hati pada perawat itu.
Perawat itu terdiam sebantar dan memicingkan matanya memperhatikan min hyuk. “ah.. bukankah anda yang kemarin menolong hyo in ssi? Jeongmal gomawo.. ternyata anda seorang dokter disini..”
Min hyuk tercekat.
Penantian “sang cinta”nya berakhir! Ia telah menemukan hyo in.
“ne. Aku baru disini.” kata nin hyuk, ramah.
Perawat itu tetap tersenyum, “ada apa dok?”
“yeojha yang kemarin aku tolong itu, memang hyo in’kan?”
Perawat itu mengangguk polos.
“aku ingin bertanya.. ada apa dengan yeojha itu? Dia sakit apa?”

#####

Lelaki aneh, pikir song.
Ia masih terbayang lelaki tadi, lelaki yang tadi menyapanya di ruang tunggu.
Tapi, bukankah itu wajar  saja? Toh, dia seorang dokterkan?

Song berusaha menenangkan hatinya. Walaupun ia merasa ada yang janggal pada namja itu.
Song tercengang setelah menutup pintu apartemen.
Karena ia mendapatkan sang yeodongsaeng sedang duduk manis di depan televisi, menikmati tontonan pada layar televisi.
Song tersenyum lalu menghampirinya, dan mengelus rambut yeodongsaengnya, “waah.. saeng sudah bisa nonton tv?”
“em!” jawab hyo in, dan tatapannya masih menjurus ke layar.
*****
“hyo in... makan malam sudah siap..” song berseru dari ruang makan.
Hanya dalam beberapa detik, sang yeodongsaeng sudah muncul lalu mengambil posisi.
Song sedikit agak terkejut, ‘kenapa ia begitu hafal.. dengan tempat ini?’
Walau agak curiga.. toh, itu sia-sia saja.. “siapa yang bisa menjawab pertanyaannya itu?”
“enak?”
Hyo in menganguk cepat.

Ia benar – benar menikmati makan malamnya dengan antusias.
*****
Seminggu berlalu, sejak song harus menjaga yeodongsaengnya.
Dan seiring itu, ‘ajal’nya semakin mendekat.
Yang jelas, penyakit itu telah menggerogoti tubuhnya.
Entah kapan, roh-nya akan meninggalkan jasadnya.

Kini, song duduk di ruang tunggu, menunggu gilirannya di panggil. Pasalnya, ia harus check-up di rumah sakit.
“annyeong?” tiba – tiba saja seorang namja muncul di hadapan song.
song mendongak ke arah wajah namja itu.
Sang namja menyunggingkan senyum, dan songpun membalasnya walau agak sedikit canggung.
Namja berseragam layaknya dokter itupun lekas duduk di samping song.
“gwenchanayoo?”
“ne..” jawab song dengan sedikit rasa kecanggungan.
Namja di samping song itu, tiba – tiba saja, menjadi diam. Ia hanya menunduk .
“hyo in ssi..” seorang perawat menyebut nama song, perawat yang sudah mengenal lama dengan song.
Song lekas berdiri, walaupun ia merasa janggal pada namja di sampingnya itu.
“mianhaae... jeongmal mianhae..” namja itu berbisik.
Song yang merasa namja itu berkata sesuatu. Ia hanya sempat menoleh sekali, dan saat itupun!
Ia tahu, bahwa sanga namja telah menangis. meneteskan setetes air matanya yang jatuh ke atas lantai.

Sesungguhnya, song ingin menghampiri namja itu lalu menanyakan ada apa dengannya. Tapi.. ia harus check-up dulu.
Mungkin nanti saja, pikir song.

#####
MIN HYUK’s POV

Lupa ingatan? Koma selama tiga tahun?
Jawaban perawat itu terus menggema dalam pikiranku.

Rasa bersalah terus menghantui tanpa ampun.
aku pergi meninggalkan korea saat itu dengan kebencian atas ‘seorang yeojha yang tak menepati janji untuk bertemu di bandara’

Cinta yang pernah ku anggap sebagai beban dan ku lepaskan begitu saja.. kini datang lagi.
Memburu rasa “nafsu”ku untuk mendapatkan cinta itu lagi.

Lupa ingatan? Benarkah ia melupakan diriku?
Lupa saat – saat kita bersama? Lupa tentang diriku? Jika iya, aku memang harus menerimanya! Jujur, aku tak sanggup.. jika ia melupakanku!!
Shit! Kenapa harus seperti ini!!
Koma selama tiga tahun?
selama itu ia berjuang untuk hidup dalam keadaan tubuh lemah seperti itu, aku tak ada di sampingnya. Mungkinkah.. saat ia tak menepati janjinya, ia memang..

Aaaargh!!!
kegilaan memikirkan tentang’nya’ terus mengelabui kehidupanku untuk menjalani kehidupan nyataku.

Rasa bersalah memang telah menyergap hati kecilku!
Aku memang bersalah!
Aku bersalah! Menyimpulkan bahwa ia membenciku!
Aku harus membuatnya bahagia.. dan.. membuat ia bisa merasakan cinta dariku!
Hanya cara itu yang bisa mengurangi dosaku atas dirinya.
*****
AUTHOR’S POV

Dia memang hyo in, itulah yang di pikirkan min hyuk.

Hari ini, dia duduk di bangku tunggu sejak setengah jam yang lalu.
Dia sedang menggenggam sesuatu, wajahnya seperti sedang panik karena sedang mennggu sesuatu.

Penantian min hyukpun berakhir, saat seorng yeojha duduk di sampingnya.
“annyeong,,“sapa min hyuk, min hyuk tersenyum ramah, sedangkan yeojha itu merasa agak tersentak dan agak risih dengan senyuman itu. “annyeong” jawab yeojha itu, Sambil melempar senyumnya yang agak canggung.
Min hyuk hanya menyunggingkan senyumannya pada sang yeojha. Dan itu membuat yeojha itu benar – benar merasa risih!

MIN HYUK’S POV

Ku tahu.. dia membenci jeruk. Tapi, ia paling menyukai stroberi.
“ini untukmu” kataku.
Menyodorkan beberapa buah stroberi dengan warna merah merona, yang sedari tadi ku genggam sehingga menggoda siapapun untuk menyicipinya.
Tanpa pikir panjang, sang yeojha menerima buah manis-kecut itu dengan wajah termanis yang ia tampang.
“gomawo” ia menjejalkan buah stroberi itu paksa ke dalam mulutnya.
“bagaimana dengan jeruk?”Tanyaku memutar buah orange itu dalam tanganku.
Cepat. Ia menggelengkan kepalanya, menolak jeruk yang kuberikan, “anio, gomawo”

Pandanganku habis hanya untuk memperhatikan wajah song yang asik menelan buah merah merona yang menggiurkan itu.

“Hyo in-ssi,,” tiba – tiba saja, seorang perawat mengaggetkanku. Ku dongakkan kepalaku untuk melihat sang perawat, Perawat itu menyunggingkan senyuman ramah padaku.
“dok.. gomawo..” kata yeojha itu padaku, lalu mengekori sang perawat sebelum aku menyunggingkan senyum padanya “cheeonmaneyo..”

Sesaat kemudian, hyo in telah hilang dari balik pintu, dan sang perawat kemudian keluar.
“suster.. bolehkah aku bertanya?”
“ne?” sang perawat menampangkan wajah ramahnya.
“dokter siapa yang menangani yeojha tadi?”
“dokter kim..”
“oh..” aku hanya ber-oh, kemudian  membiarkan perawat itu pergi.

Dokter kim?
*****
AUTHOR’S POV

Min hyuk berjalan gontai.
Tatapannya kosong. Tak memperhatikan apa yang ada di hadapannya.
Kini, ia di landa kegalauan tak terkira.
‘penyakit jantung?’
Penjelasan dokter tadi masih terngiang dalam pikirannya.
Min hyuk tak bisa menerima kenyataan, apa yang di dengarnya.

Rasa bersalah segera mengerubunginya.

Kematian hyo in, akan segera datang!

#####
“unnie!”
Song terkejut, saat mendapatkan hyo in sedang duduk di atas sofa tepat di depan televisi dan memegang remote control.
Song menutup pintu di belakangnya lalu segera menghampiri hyo in.
‘hyo in banyak perubahan belakangan ini..’
Pasalnya, hyo in bisa mengambil cemilan di lemari, mandi sendiri, makan sendiri, buang air kecil atau besar sendiri, tanpa harus meminta di temani song ataupun meminta izin pada song.
“saeng, sudah mandi?”
“ne..” jawab hyo in seperti biasanya dengan wajah polosnya.
*****
Setelah makan malam bersama dengan hyo in, dan meniduri hyo in. Song duduk di tepi ranjangnya.
Ia masih terbayang dengan tingkah seorang dokter yang sering ia temui di rumah sakit belakangan ini. Baik, memang.. tapi, itu membuat hyo in semakin bingung dengan semuanya.
Namja itu selalu menatapnya dengan wajah memelas.
Memprihatinkan!

Song membuang pikiran tentang namja tadi. Ia segera menarik selimut untuk menutupi sekujur tubuhnya.
*****
“saeng.. unni harus pergi dulu yah..”
Hyo in mengangguk setuju, lebih jelasnya dengan wajah acuh.
Ia lebih tertarik memperhatikan tontonan pada layar televisi.
*****
song menggiring troli yang berisi belanjaannya untuk seminggu ini.
“annyeong?”
Saat song akan memilih buah stroberry, seorang namja muncul di sampingnya. ia tersentak pada siapa yang di lihatnya.
“kau masih ingat dengankukan hyo in?”
Song mundur. Ia ketakutan. “apa yang kau lakukan di sini?!”
“hyo in.. tak bisakah kau memaafkanku, dan kembali padaku?” namja itu maju selangkah, mencoba lebih dekat dengan song. Sambil mengulurkan tangannya, berharap song menggapai tangannya.
“anio! Pergi kau!” wajah song memucat.
Degup jantungnya karena reaksi ketakutan pada namja itu, membuat semakin kencang.
Sehingga, itu membuat song melemah. Tumpuan kakinya, tak mampu menanggung berat tubuhnya lagi. Ia hanya mampu menekan dada yang menutupi jantungnya, berharap degupan jantungnya akan menormal.
Song mengacungkan tangannya, entah untuk menggertak namja itu atau memang akan memukulnya. Malah, namja itu menangkap tangan song lalu menarik tubuh song dalam pelukannya.
“saranghae..”
“lepaskan aku” song memberontak dalam pelukan namja itu.
Entah para penghuni supermarket itu tidak melihatnya atau mengabaikannya. Tak ada yang melerai keduanya.
Tiba – tiba saja, seorang namja muncul lalu melepaskan song dari pelukan paksa namja itu yang bernama yong hwa. #jangan cemburu ama song yak! *plak
Namja itu membelakangi tubuh song, tapi tetap menggenggam lengan song.
“apa yang kau lakukan padanya?” tanya namja itu.
Song tak sanggup berkutik.
Rasa trauma mulai lagi menyergapnya.
“siapa kau?!” seru namja bernama yong hwa itu.
“aku?” min hyuk tercekat. “Aku suaminya!” entah dari mana ide itu. Hanya kata itu yang terbesit dalam otak min hyuk saat itu.
Yong hwa tercekat.
*****
“gomawo, dok..” akhirnya, song bersuara.
Wajah song yang tadi memucat, kini mulai menjadi lebih segar.
Song menyeruput teh yang tadi di belikan min hyuk, hati – hati.
“eum.. gwenchanayoo?”
Song mengangguk.
“dia,, namja tadi siapa?”
Song menatapnya curiga.
‘Kenapa namja ini, selalu ingin tau tentang diriku?’
*****
Song merasa risih dengan keberadaan namja alias dokter yang sedari tadi bersi keras mau mengikutinya.
“dok..”
“ish.. sudah kukatakan..?! panggil aku hyuki saja?!”
Song malah merasa semakin risih dengan tingkah, ucapan namja itu. “ne.. hyuki.. aku harus pulang.. kau pulang saja..”
Min hyuk menyungging senyum, “baiklah..”
Tapi, min hyuk tak berkutik ia hanya tetap memandangi song.
Song kesal setengah mati. Saat mendapatkan jawaban yang di berikan min hyuk, tapi ia tak kunjung pergi.
“pulanglah sana!!!” akhirnya, song naik pitam.
Min hyuk tersentak.
Nyalinya menciut mendapatkan yeojha yang ia sukai itu berteriak mengusirnya.
Ada rasa keanehan tersendiri yang di rasakan min hyuk. Kenapa yeojha ini menjadi galak?
“baiklah..”
Kata pasrah yang harus di pilih min hyuk! Pasalnya, sang yeojha melototinya galak. Dan itupun Sebelum yeojha ini menjadi lebih mengganaskan!
Tanpa ba-bi-bu lagi, min hyuk dan song mengambil jalan yang berbeda. Walaupun, min hyuk sesekali menoleh ke arah song pergi.
Tetapi,  song selalu menangkap tatapan min hyuk padanya. Dan itu membuat min hyuk terkekeh,lalu mengalihkan pandangannya dari song.
 ia merasa ada yang “lain” pada yeojha yang di sukainya itu. Tapi, ia merasa bahagia, dengan yeojha itu seperti itu.
Min hyuk tersenyum sampai akhirnya terkekeh, mendapati sang yeojha telah hilang dari pandangannya.
#####
Song berjalan gontai.
“eergh! Kenapa sih ada namja seperti itu! Mengesalkan! Terlalu protektif denganku..” song komat kamit sendiri sambil terus berjalan.
Ia menghentakkan kakinya sampai berbunyi derapan, yang menandakan song benar – benar kesal pada min hyuk.
“dia itu siapa sih!”



 =To Be Continued=
 <<< PART I <<< or >>> PART III >>>

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)