Sunday, November 6, 2011

My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love? [Part 1]

Title       :  My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love?
Genre   : romance, family
Author  : devIL'21
Cast       :
= Kang Min Hyuk
= Park Hyo In
= Song Hyo In
 HAPPY READING, GUYS!!
DON’T FORGET  TO LEAVE COMMENTS FOR ME!!

Let’s Begin!!
Ah iya,,,
Simbol “*****” itu menandakan peralihan waktu, tapi dengan POV cast yang sama..
Simbol “#####” itu menandakan peralihan waktu tapi dengan POV casy yang berbda..
=hana=
                                         =dul=
                                                                “SET!!!”
SINOPSIS ::

Ini adalah kisah, saat seorang namja yang menuntun kehidupannya sesuai apa yang selalu ia citakan. Sampai ia bisa mewujudkannya.
Tapi, saat cinta yang pernah ia jadikan sebagai penuntun kehidupannya dulu hingga sampai kini, datang..
Selalu ia berusaha melupakan cintanya itu, semakin ia kesulitan melupakannya.
Cintanya terus memburu dalam benaknya.
Menggoyahkan keteguhan hatinya untuk melupakan sang cinta tapi.. sama saja.
Ia tak sanggup!
Sang cinta telah kembali!
Membelenggu rasa kebencian yang pernah ia ciptakan sendiri.

Cinta yang mungkin saja, menggoyahkan pendiriannya yang ia tanamkan sejak perpisahan itu.





**
“oppa..!”
“eum?”
“jika suatu saat nanti, aku terlebih dulu meninggalkanmu, ottokhe?”
“mencari seseorang yang sama sepertimu”
**
“oppa.. jeongmal saranghaeyoo”
“nado.. chagiya”
Min hyuk mengecup kening sang yeojha.
“i’ll always by your side”
///// ===/////

Saat kau telah merasakan cinta.. ia akan membelenggu hatimu sampai kau lupa tentang kehidupan yang pernah membuatmu merasakan ‘kebencian’.
 Dan suatu saat, seketika dirinya dan bersama cinta yang pernah ia tunjukkan padamu, pergi mencampakkanmu..
Meninggalkanmu..
Ia hanya meninggalkan puing – puing kebencian untukmu..
Tetesan air mata tak luput menetes, membasahi pipimu..
Cinta selalu datang tanpa bisa kau duga, dan cinta pergi tanpa bisa kau duga..

==================================================================================
/// FLASH BACK///
Min hyuk P.O.V.
“beri aku sedikit waktu..”
“hm?”, “baiklah.. tapi,jebal.. saat itu kau harus datang”
“ne..”
“jeongmal mianhae, hyo in.. jebaal.. aku menunggumu.. aku akan tetap menunggumu sampai saat itu akan datang”
“ne..”
**********
Aku terus menunggu, menanti sosoknya.
Tapi, ia tak datang.


Sepuluh menit lagi, pikirku.
Mempertahankan kesetiaanku tuk tetap menanti dirinya.
Tapi, waktu terus berjalan.
“chagi.. sekarang.. apalagi yang kau tunggu?!”
Aku yang sedari taddi terbuai oleh waktu untuk menunggu sosoknya muncul, terkejut saat oemma menegurku.
“ah? Anio.. eobseo..” kataku terbata, tapi pandanganku tetap menyapu pandangan ke sekitar, sambil berharap sosok yeojha itu akan muncul.
Tapi.. NIHIL!
Ia tak muncul.
“baiklah oemma” dengan gontai, aku berdiri lalu berusaha seteguh mungkin melangkahkan kakiku, mengekori eomma.
Menetapkan pendirianku, bahwa langkah – langkah kakiku ini akan menyeretku ke asa yang dari dulu ku junjung, yakni menjadi seorang dokter.
Bagaimanapun harus ku wujudkan!
Aku telah berusaha keras melakukan apapun, tapi.. apakah aku harus tetap menunggu yeojha yang kusukai, yang kucintai itu sedangkan ia tak tahu aku berharap atas dirinya, menunggunya di sini?
ANDWE!!

Ku bentangkan senyuman terpaksa, berharap senyuman ini akan membuat kalbuku semakin tenang, damai.
Tapi, tetap nihil! Senyuman ini TAK BERGUNA!!
AKU BERHARAP DIA DATANG!!
Sehingga, pertemuan ini akan menjadi awal kisah cinta kita.. ataupun bukan kisah cinta?! Yang jelas, aku ingin menyatakan cintaku ini!!
Lelah membantin, akhirnya aku masuk ke lorong check in.
Setelah, sempat menoleh kebelakang sekali.
Tapi, sosok itu tak ada.
AKU BERHARAP KAU DATANG!!!!!
/// FLASH BACK END///
Huuft...
Kini korea tujuanku...
Yah! Lama membayangkan bagaimana bentuk korea yang ku tinggalkan beberapa tahun! Tepatnya, 3 tahun.
Great! Mendapat gelar ‘dokter spesialis penyakit dalam’ hanya dalam 3 tahun berjuang mati-matian.
Dan itu adalah masa yang penuh kerja keras, kesedihan, dan tentunya.. masa – masa merindukan ‘dirinya’.

“hwaaa!!! Oppaaa!!!” teriak seorang yeojha kecil, dan berlarian ke arahku.
Reflek, semua orang yang mendengar teriakan itu, menolehkan kepala mereka ke arah yeojha kecil itu datang, dan tentunya aku.
Aku hafal suara yeojha kecil itu.
Melengking, bisa – bisa menulikan telinga dalam beberapa saat ==”
Ya! Minny. Nae yeodongsaeng.
Aku bangkit dari bangku dudukku, melentangkan tanganku, mempersilakan yeojha kecil itu memelukku.
Yeojha kecil itu semakin bergegas berlarian ke arahku.
Ya.. dan refleks, aku semakin melebarkan lentangan tanganku, dan tak luput pula, senyumku terbentang manis menyambut dirinya.
Tapi? Tepat, dihadapanku! Ia malah berbelok langsung ke arah koperku?
“oppa!! Ada oleh – oleh?” ia mengamati koperku secara seksama dengan tatapan ingin memangsa.

Bocah ini, mengabaikanku!!
Padahal, bocah ini,, selalu aku rindukan di sana.. ==” aku rindu tangisannya.
Hweee.. ToT

Ya? Apa? Oleh-oleh?
Dengan rasa kesal yang muak, aku melampiaskannya dengan menjitak kepalanya.

“ya!! Pabo-ya!! Oppa..! sakit!!” ia meringis, mengelus kepalanya.
“ai! Kau tidak rindu pada oppa, oeh?”
Yeojha kecil itu cengengesan menatapku.

Mungkinkah, wajahku memelas? Mengenaskan? Karena saking rindunya pada yeojha kecil ini?

Tanpa pikir panjang lagi, aku lekas memeluk yeojha kecil ini.
“ya!! Boghosipoyo, chagiyaa...”
Setetes air mataku hampir menetes saking menghayati pertemuan yang mengharukan ini sebelum, “ya!! Oppa... lepaskan aku!! Aku malu di lihat orang!!” ia memberontak dalam pelukanku.

Eissh!! Kenapa aku bisa punya yeodongsaeng seperti ini!!
Aku memeluknya, dia malu!! Giliran, ia berteriak di bandara.. sampai orang lain serangan jantungpun ia tak malu.. sebenarnya, dia ini yeodongsaengku apa bukan.. apa dia siluman? ==”

Karena ia semakin memberontak dalam pelukanku, akhirnya aku melepaskan pelukanku.
Ia menghembuskan napas lega.
“ya! Oppa!! Mana.. oleh – oleh untukku dari inggris!!”
**********
“huuufth..” kini ku duduk di atas ranjang berseprai biru, rapi, bersih.
Semuanya masih seperti dulu.
Ku amati satu persatu seluruh perabotan kamarku.
Seketika itu, tatapanku mengarah ke sebingkai photo.
Ya.. ada seorang namja dan seorang yeojha. Bahagia. Kata itu yabg bisa menggambarkan perasaan mereka.

Aku segera merebahkan tubuhku di atas ranjangku. Rasa muak mulai mengerumuni kalbuku.
Mataku menerawang ke langit – langit kamarku, tapi pikiranku tetap melayang tentang diri-‘nya’.

Semakin aku berusaha memungkiri, bahwa diriku telah tak mencintainya. maka, semakin aku akan menginginkan cinta itu.

******
Author’s P.O.V.

Hari pertama bekerja.
min hyuk berjalan melewati lorong rumah sakit, seperti tak terbebani apapun. Tangannya tersisip dalam saku jas putihnya, lensa  kaca matanya berposisi di depan matanya. Bukankah ia terlihat seperti orang yang sangan jenius dan ‘KYEOPTA’???
“annyeong,, min hyuk-ssi?” tanya seorang perawat pada min hyuk
Tanpa ragu sedikitpun, min hyuk mngangguk, “ne..” sunggingan senyumnya bersisi di bibirnya.
“kita punya pasien”
#####
“oemma!! Berhentilah menyuapiku.. aku seperti anak kecil.. selalu di suapi” ucap hyo in pada ibunya. Ia memanyunkan bibirnya maju.
ia masih tetap bertahta di atas ranjangnya.
Ranjang berseprai putih, dalam ruangan putih, yang harus selalu steril. Tepatnya, di dalam kamar pasien kamar rumah sakit.
“ah.. andwe.. kau harus selesai makan?!” oemma hyo in menghardiknya. Semakin memaksa hyo in agar suapannya masuk ke dalam mulut hyo in.
Tapi, hyo in bersikukuh tidak ingin di suapi.
Hyo in oemma menghela napas, berusaha sesabar mungkin sambil menyunggingkan senyumnya pada anak yeojhanya itu.
Walau, dalam hatinya, ia menyeruak, ‘kenapa Tuhan memberikan cobaan seperti ini??’
“oemma.. mana eonni?” tanya hyo in dengan memelas, tentunya dengan wajah yang telah memucat.
“baiklah.. oemma akan menelpon song eonni, ara?”
Hyo in mengangguk setuju dengan antusias sambil tersenyum bahagia.

Belum saja, hyo in eomma bangun dari tempat duduknya seorang yeojha muncul dari balik pintu. “annyeong saeng? Bagaimana keadaanmu?” tanya yeojha itu, dengan wajah yang benar – benar membangkitkan semangat hyo in.
“ya!! Eonni!!” tepat, saat song berdiri di samping hyo in. Hyo in memeluk song dengan keriangan tak terkira, layaknya seorang miskin tiba – tiba menjadi milyarder dadakan.
Song mengelus rambut hyo in.
Ya.. park hyo in. Adik kembar “identik”nya –song Hyo In-.
Keduanya sejak lahir telah berpisah. Pasalnya, sang oemma dan appa mereka bercerai. Alhasil, mereka berdua terpaksa menjadi korban bisu saat itu. Sang appa yang bermarga “song” tinggal ke amerika. Sedangkan, oemmanya yang mendapatkan marga “park” dari suami barunya, bersama tiga anak lainnya termasuk hyo in tetap menetap di seoul.
“hyo in.. unnie, membawakanmu apel.. ottokhe? Do you want it?”
“ne!!” jawab hyo in dengan antusias, sambil menepuk – nepuk telapak tangannya. Menatap rakus ke arah apel yang akan di tumbalkan untuk lambung hyo in.
Sejak kejadian kecelakaan yang benar – benar tragis itu. Telah menghapus seluruh memory hyo in, dan di tambah ia koma hampir selama tiga tahun!
Walaupun ia sadar dari komanya, antara hidup-mati. Tapi, pikirannya layak seorang anak kecil.
Seperti.. jasad tak bernyawa.

Sejak kecelakaan itu, song hyo in dengan baik hati mau membantu oemmanya dan tentunya yeodongsaengnya itu untuk memulihkan keadaannya. Bukan karena hyo in eomma! Tapi, tulus dari dalam lubuk hatinya, itu demi yeodongsaengnya!
Ia tak akan melupakan kejahatan oemmanya, yang telah mencampakkan appanya. Walaupun, ia adalah eomma kandungnya!
Dan kini song hanyalah sendiri, tanpa elusan lembut tangan sang oemma dan tanpa ketulusan kasih sayang sang appa. Ia di tinggal olehappanya sejak ia berumur  16 tahun.
Hyo in eomma menyeka sudut matanya, tetesan air matanya hampir menetes membasahi pipinya sebelum ia bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan.

“hyo in.. enak?” song, menyuapi sepotong apel yang telah dikuliti dan dipotong.
Hyo in mengangguk – ngangguk.
“unnie-unnie.. adakah sesuatu selain apel yang manis?” wajah hyo in menampangkan wajah penuh tanda tanya. Polos.
Song mengangguk sambil berpikir sebentar, “ne.. bagaimana dengan jeruk?”
“anio... aku benci jeruk! Kecut!!” hyo in menggeleng tegas
Song manggut – manggut juga, “unni juga tidak suka..” song terus menyuapi potongan apel ke dalam mulut hyo in, “bagaimana kalau... strawberry? Merah? Manis?”
Hyo in menampangkan wajah sedang berpikir, “manis? Jinjja? Besok bawa yah!”
Song mengangguk lembut dan terus menyuapi potongan apel tersebut.
“unnie...” wajah hyo in memelas
“eum?” song mengangkat kepalanya dan mendongak ke arah hyo in, “waeyoo?”
Bibir hyo in terlipat, “pipiiis....”wajah hyo in menampangkan wajah bersalah tetapi memelas.
Ranjang yang telah menjadi singga sana hyo in, kini telah basah karena cairan berwarna kuning bening membercak di ranjang.
*****
Dari balik jendela kamar hyo in, terlihat jelas suasana di luar telah menggelap.
“saeng.. unnie pulang dulu yah.. ottokhe?” ucap song dengan wajahnya yang jelas telah kusut, mungkin karena kelelahan menjaga hyoin seharian.
“andwe!!! Unnie gak boleh pulang sekarang...” ucap hyo in merajuk “aku takut sendiri,,” wajah hyo in memelas.
Song menghela napas. “tapi, kau harus istirahat... ne?”
Hyo in mengangguk, layaknya anak kecil yang baru di hardik oleh orang tuanya.
Akhirnya, dengan semangat yang masih tersisa. Hyo in merebahkan tubuhnya di atas ranjang putihnya, ranjang yang baru di ganti ranjangnya beberapa saat yang lalu karena hyo in buang air kecil di ranjang.
Mata hyo in mulai mengatup, dan berkat elusan lembut jemari tangan sang kakak, akhirnya hyo in bisa tertidur.
Song bernapas lega, beranjak berdiri lalu mengemasi barang – barangnya yang harus ia bawa pulang.
Song mengecup kening sang adik yang telah tertidur lelap dan bentangan senyum manis hyo in menjadi tanda bahwa sang adik sedang bermimpi manis.
Tiba – tiba, saat song akan keluar dari kamar, “hyukie oppa.. jangan tinggalkan aku.. oppa..” song mendengar rintihan hyo in,  rintihan yang sama di tiap tidur hyo in yang lelap.
Kadang song berpikir, “siapa hyuki?”. Tapi, ia buang pertanyaan itu jauh – jauh. Karena sia – sia, memikirkan hal itu di saat sang adik dalam keadaan “sakit” seperti itu.
*****
Song keluar dari kamar hyo in, berjalan ke arah pintu keluar rumah sakit, sambil mengelik keypad ponselnya untuk mengirim pesan pada ibunya.
Oemma.. aku pulang.
selalu seperti itu. Hanyalah 3 kata! Yang biasanya, ia kirimkan pada ibunya. Kalaupun jikaibunya membalas, kadang song tidak membalasnya.

Song berjalan dengan langkah agak cepat.
#####
“huuufth...” min hyuk bernapas lega. Setelah ia melalui hari pertamanya sebagai dokter.
Ia mengemasi barang – barang yang harus di bawanya pulang.

Ia berjalan keluar dari rumah sakit. Dengan celana jeans, baju kemejanya, dan lengan kemejanya terlipat sampai sikunya, dari beberapa perawat yeojha, yang jelas para penghuni rumah sakit terkesima saat sang dokter berpapasan dengan mereka. Di tambah, ia memakai kacamata. Ia benar – benar kyeopta + manis #hallah, author aja mah yang lebay.

Tiba – tiba saja, ponsel min hyuk berdering. Dan reflek saja, min hyuk segera merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.
Klik.
“annyeong...?” ternyata yang menelponnya adalah minny, ia memelas untuk meminta di belikan cemilan. Dan, kebetulan saat ini, penyakit jahil min hyuk sedang kumat.
“anioo,,, ada syarat!!” ucap min hyuk, menggertak sang adik sambil ia melangkahkan kakinya menuju keluar rumah sakit.
Saat min hyuk asik bernostalgia dengan melampiaskan kejahilannya pada sang adik, tiba – tiba langkah kakinya terhenti.
Stok oksigen secara tiba – tiba mengurang.
Dan tentunya, ia juga berhenti menjawab pernyataan sang adik yang sedang merajuk dalam teleponnya.
Bola matanya seperti akan mencuat keluar.ia berhenti memandang ke arah lain, hanya menatap satu wajah! Wajah seorang yeojha yang kini berjalan sejajar dengannya, tepat di sampingnya! Sesaat kemudian, sang yeojha sudah dulu keluar dari pintu utama rumah sakit. Tetapi, min hyuk tetap berdiri dalam keadaan seperti itu.
Tatapannya hanya menuju satu. Ya! Yeojha itu. Sampai sang yeojha pun hilang dari pandangannya, tetapi, ia masih tetap bersikukuh dalam posisi berdirinya, dan suara minny terdengar berteriak sedang merajuk, menunggu sang kakak akan menjawabnya.
Tapi, sang kakak masih dalam keadaan syok.
*****
Kini minhyuk duduk di atas ranjang kamarnya. Tatapan matanya yang lesu, menatap ke bawah.
Entah, apa yang sedang di pikirkan oleh min hyuk.
“oppaa!!! Kenapa kau tidak membelikan cemilan untukku, oeh!!” minny menggedor – gedor pintu kamar min hyuk.
 Tapi, min hyuk sama sekali tidak mengindahkan perbuatan minny. Ia masih saja tetap seperti itu.
*****
Hari kedua, min hyuk bekerja membanting tulang dan menyengatkan syarafnya untuk berpikir mati-matian.
Ia melangkah gontai dan tak luput kebiasaannya, menyisipkan tangannya ke dalam saku jubah putihnya.
Sejak ia melihat yeojha itu kemarin, mulutnya mengatup secara otomatis. Ia tak banyak berbicara. Senyuman yang biasanya ia sunggingkan jika bertemu dengan orang lain di rumah sakit, secara otomatis tak tersungging lagi. Dan kepalanya hanya menunduk dan sesekali melihat ke depan.
“dok.. kita ada pasien hari ini.. kenapa dokter terlambat?”
#####
“unnie.. strawberry enak sekali!! Besok belikan lagi yah,,,” ucap hyo in sambil menjejalkan buah strawberrry yang di berikan song ke dalam mulutnya.
“ne...”
Hyo in bangun dari posisi tidurnya, “unni.. kenapa kita tidak pulang kerumah?”
“kau rindu pada rumahmu?”
Hyoin mengangguk antusias. “rumahku seperti apa?”
“indah,, seperti istana”
“jinjjayoo?” wajah hyo in benar – benar antusias, bak seorang anak kecil yang baru di beri lolipop.
Song mengangguk dan tak luput bersama senyumannya.
*****
“sudah malam.. unni pulang dulu yah..”
“ah...” hyo in yang tadinya merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kini bergegas bangun dari posisi tidurnya menjadi posisi duduk. “baiklah.. tapi.. besok unni bawa strawberry lagi, ne?”
Song mengangguk. Ia merasa ada yang janggal pada hyo in, “jinjjayoo?”
Untuk pertama kalinya, hyo in membiarkan song pulang. Walau, song biasanya meninggalkannya dalam keadaan tidur terlelap.
“ne.. jangan lupa, bawa strawberry!!” wajah hyo in memelas.
“baiklah.. nanti, unni bawakan buah - buahan yang manis juga.”
Hyo in semangat, “ne! Yang penting unni, besok datang yah..”
Song mengangguk. Ia lekas mengecup kening hyo in dan mengelus rambut hyo in.
Song melambaikan tangannya pada hyo in. “bye, chagiya.. unni akan segera kembali, ne?”
“ne! Jangan lupa bawa strawberry yah..” hyo in membalas lambaian tangan song, sambil tersenyum lebar pada song. “hati – hati unnie!”
Akhirnya, song menghilang di balik pintu.

Lama, setelah kepulangan sang kakak, hyo in termenung sebentar. Entah, apa yang sedang dipikirkannya.
Ia menerawang ke setiap sudut ruangannya.
Ia beranjak turun dari ranjangnya, walau sempat oleng dan hampir terjatuh.
Saat ia menginjakkan kakinya yang tak beralas di lantai, ia mencoba untuk berdiri. Karena selama 3 tahun yang tak di sadarinya, otot – otot kakinya tak terbiasa untuk berdiri lagi, apalagi berjalan.
Akhirnya, setelah berjuang untuk berdiri tegak secara normal, ia berhasil. Dan kini ia mulai lagi melangkahkan kakinya, walau sambil berpegangan pada ranjangnya agar ia tak terjatuh.

Hampir, setengah jam ia berusaha, akhirnya berhasil walaupun ia masih bergantung pada pegangannya.
Ia mulai melangkah keluar kamarnya, setelah memutari setengah kamarnya untuk keluar dari kamarnya.
Sampailah ia di depan pintu,dan ia membuka pintunya.
Ia bernapas lega.

=TO BE CONTINUED=
PART II  >>

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)