Monday, November 21, 2011

My Love Is Gone [Chapter III]

Title       : My Love Is Gone/YAOI/2Min
Author  :Song Hyo In aka AudIeynha AzIs SaLam
Genre   : Romance, comedy (find out by ur self ^____^)
Cast       :
-          Lee Taemin
-          Choi Min Ho
-          Kim Jonghyun
-          Choi Hye Yoo


Happy Reading ^^
-Hana-
                =dul=
                                -=SET!!=-
====================^^====================^^====================
Aku merasa ada yang berbeda darinya
Apakah ia telah menemukan seseorang yang dicintainya?
Kemana janji manismu, yang selalu membuatku begitu tersipu saat kata - kata manis itu terucap dari bibir manismu?
Tapi. Kini..
aku menemukan kau adalah bukan sosok yang selama ini kukenal,,
aku begitu merindukan sosokmu
Ku rindukan sosokmu..
 Choi Min Ho
“======///======”“======///======”“======///======”“======///======”“======///======”
Before on 2ST Part
Aku yang asik celingukan heboh. Menyapu pandangan sepanjang jalan yang aku pastikan bahwa ia baru melewati jalan itu. Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku
“apa yang kau lakukan disini, taemin?”kata seseorang dibelakangku, pelan.
On the 3RD Part
“apa yang kau lakukan disini, taemin?”kata seseorang dibelakangku, pelan.
Suara itu membuatku terkesiap. Sempat aku Berpikir, antara aku menoleh kebelakang atau berlari? Tapi, tanpa dikomando tempurung kepalaku sudah reflek menoleh kebelakang tanpa harus berpikir memilih antara menoleh atau segera berlari.

aku berbalik dan  mendapatkan sesosok mengenakan serba hitam, dan dia tersenyum, senyuman yang kuhafal dan wajah yang paling sering kukenang dan tatapannya curiga.  Jjong Hyung.
“apa yang kau lakukan, min?”Tanyanya lagi saat aku dan wajahnya sudah saling berhadapan.
“aah,,? A-aku ha-hanya ja- jal-an ja-lan keru-mah chi-nguku, sedangkan hyung yang nagapain kesini?!”tuturku gelagapan, dan menyunggingkan senyum dengan setengah rasa cemas, dan tanganku sudah mereflek menunjuk kerumah yang ada disisi kiriku tanpa aku melihat pada rumah itu.
“tetem?Apa yang kau lakukan disini?”Tanya, seorang sosok yang muncul dari balik gerbang hitam yang menjulang tinggi, gerbang dari rumah yang kutunjuk.
“aah? Apa yang appa lakukan disini?”tanyaku, gelagapan lagi, ditambah keterkejutan yang tak terduga menoleh pada appa dan jjong hyun bergantian.
Appa mengernyitkan keningnya padaku begitupula, dengan jjong hyung.
“kau tidak melihat ini rumahmu? Ini rumahmu tem..”ujar appa, agak aneh melihat tingkahku, sekilas menoleh kebelakang, menoleh kerumah dan kembali menatapku dengan lamat-lamat dengan tampang curiga.
Aku terkesiap.
Dan bingung akan menjawab apa pada appa, ditambah lagi, jjong hyung asik menoleh kesetiap sisi seantero jalan itu, sepertinya dia tau aku menguntit seseorang.. aish,,, ==’’
 Aku benar- benar  terhimpit untuk menjawabya, aku gelagapan sehingga aku hanya bisa menjawab “hehehe,,, bercanda.. aku memang mau pulang”. Sembari tawa yang memekik walau terdengar paksa, dan menepuk punggung jjong hyung.
Kemudian, aku segera melangkah masuk menuju rumah, mengabaikan kedua namja yang menatapku dengan aneh.
^^Jjong POV^^
Aah,, malam yang membosankan?!
Aku sisipkan kedua telapak tanganku kedalam dua sisi saku jaket didepan perutku
Malam ini, lumayan dingin, dan tidak adakah yang bisa menampungku dalam malam yang sunyi ini? Huuuft…
Sembari aku asik menyapu pandangan keseluruh seantero jalan yang aku tapaki, dan bersenandung lagu favoritku. Yah,, best place..
Tiba-tiba..
#DBUK
Aku hampir saja terjembab jatuh, tetapi sebelum aku bisa menyeimbangkan tubuhku.
“ah..” aku hanya mendesah melihat seorang namja telah menabrak lengan kananku, tetapi namja itu segera berlalu, sepertinya sedang terburu-buru, menurutku.
Hanya beberapa detik kemudian, aku yang berdiri masih bingung atas tingkah namja tadi. Aku melihat taemin sedang berjalan pelan, walau agak terburu-buru sehingga dia tidak bisa menangkap sosokku. Aku malah asik melihat tingkahnya yang jalan cepat alias setengah berlari.
Ada apa dengannya?
 Aku tak bisa memperhatikan wajahnya, aku sulit melihat matanya, tetapi kepalanya seperti sedang memantau kearah gang yang ada dihadapanku.
Aku melihat taemin, tepat saat ia sudah berdiri dihadapanku yang berjarak tiga meter, ia asik memiringkan, menggoyangkan kepalanya yang ingin mencari sesuatu atau seseorang.
Perlahan, aku menepuk punggungnya.
“apa yang kau lakukan disini, taemin?”tanyaku, yang mengejutkannya, sembari tersenyum. Senyumanku tak akan pernah jera kutebarkan padanya, pada seseorang yang kusayang.
“apa yang kau lakukan, min?”tanyaku lagi, masih bingung saat ia melihatku dengan wajah gelagapan.
“aah,,? A-aku hanya ja- jal-an ja-lan keru-mah chi-nguku, sedangkan hyung yang nagapain kesini?!”ku mendengar ia menjawabnya dengan gelagapan, aneh.
Saat aku akan menjawabnya seseorang sudah muncul disampingku.
“tetem?Apa yang kau lakukan disini?”Tanya seorang namja separuh baya, masih mengenakan celana pendek sampai selutut.
Kenapa mereka ada disini?
“aah? Apa yang appa lakukan disini?”balas taemin, menantang appanya karena ia sudah terpojok saat ini.
“kau tidak melihat ini rumahmu? Ini rumahmu tem..”
                Ah? Aku baru sadar. Saat Aku baru menoleh kebelakang dan menemukan kediaman choi. Eh? Kenapa aku bisa ada disini?
“hehehe,,, bercanda.. aku memang mau pulang”jawab taemin, gelagapan dan menepuk bahuku,
Begitupula, appanya juga agak aneh melihat tingkah anaknya . Ingin aku melanjutkan introgasi pada taemin, tapi ia sudah bertingkah aneh dan meninggalkanku bersama appanya kedalam rumah.
“jjong? Benarkan? Jjong-ssi, dia kenapa? Apa dia pulang denganmu?”
“nde,, aku jjong, taemin tidak pulang denganku, aku sudah menemukannya disini.”
“ooh,,,” appa taemin hanya ber-oh saja, sekaligus manggut-manggut paham.
“lalu apa yang kau lakukan disini?”Tanya appa taemin, yang mengejutkanku sudah melupakan alasan mengapa taemin bersikap seperti itu.
Ah? Benar juga kenapa aku bisa berada disini? Aaargh.. aku ingin mengatakan, ‘ooh,, ajjshusi,, kakiku telah melangkah tanpa pasti, tetapi aku tidak sadar, berhenti dan mananti taemin disini’ aaargh..
“aku hanya mencari angin saja, aku hanya lewat jalan sini”kataku, agak gelagapan, sembari melempar senyum andalanku.
“jinjja? Bilang saja kau ingin bertemu dengan taemin,, karena aku juga pernah menjadi namja.. aku mengetahuinya”ujar ajhusi dengan nada menggoda, menyikutku dan menaik turunkan kedua alisnya secara beraturan.
Ah? Pernah namja? apa dia sekarang sudah menjadi yeojha? Ingin aku mengatakan seperti itu, tetapi tak mungkin. Itu akan menjadi memperburuk nama dan wajah didepan ajhusi karena dianggap kurang ajar.
Aku hanya bisa menjawab dengan cengir kuda.
Apa aku harus jujur pada ajhusi? Anioo… lebih baik jangan sekarang.
Setelah mengurangi rasa kecurigaan ajhusi padaku dengan sedikit penjelasan yang masuk akal tanpa menambah kecurigaan ajhusi, aku segera pamit pada ajhusi walau ia telah menawariku masuk berkali-kali.
                Aku segera melangkah pergi dari depan rumah taemin, setelah ajhusi menutup pintu gerbang rumahnya yang besar. Didalam otakku masih memikirkan taemin.
Apa yang dilakukannya tadi? Apa dia… ah? Apa yang dia lakukan?
                Setelah berpikir sebentar dan masih tenggelam dalam lautan kecurigaan dan penasaran yang menggebu, akhirnya aku melangkah kearah jalan yang telah menjadi objek utama taemin tadi.
Gelap . itu penilaianku pada sepanjang jalan ini. agak remang-remang, Hany ada satu lampu jalan yang menerangi jalan ini ditengah sedangkan panjang jalan ini dari ujung ke ujung berjarak 100 m .
Tak ada orang, gumamku saat aku sudah mencapai ujung jalan yang satunya. Lalu, apa yang dilakukan taemin?
Aah,, entahlah..
Dingin! Saat angin malam merasuk kedalam tulang-tulangku.
Sebaiknya aku pulang, terlalu malam untuk berkeliling seperti ini.
                Aku masih memikirkan itu sampai aku sudah mendarat diatas ranjang empukku dan seluruh tubuhku telah tertutup oleh geraian selimut yang panjang sampai didagu, pikiranku hanya disatu inti. Apa yang dilakukan taemin tadi?
Entahlah..
aku baru tertidur saat, aku benar-benar tertarik oleh rasa kantuk untuk memejamkan mata.
^^Taemin POV^^
Huuuft….
untung saja aku licik! Licik itu berguna pada saatnya Walau itu berdosa. Hehe Gumamku seraya jalan ugal-ugalan dan menyusup masuk lewat pintu utama rumahku, lalu segera melesat kearah kamar sebelum melayani acara introgasi oemma dan appa.
aku merebahkan tubuhku diatas tumpukkan kasur yang benar-benar empuk, menurutku saat badan ini sangat letih, aku masih asik memutar otak memikirkan kejadian tadi.
Kemana namja itu? Kemana hyung? Kenapa dia tiba-tiba hilang? Apa dia sadar aku terus membuntutinya? Seharusnya dia berbalik dan mengatakan’apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau terus membuntutiku sedari tadi? Saat aku bersama hye yoo?’
Aish!! Kenapa tidak terpikirkan? Apa yang hyung lakukan lewat rumahku? Yah! Mungkin dia mau kerumahku atau karena dia melihat jjong hyung? Aih? Lalu apa yang dilakukan jjong hyung dirumahku? Baru terpikirkan,, aku meninggalkan jjong hyung didepan rumahku. Bodohnya aku. Rutukku sembari menepuk keningku sendiri.
Aaargh… diotakku mulai bermuncullan ajuan pertanyaan yang menuntut mendapatkan jawaban yang benar.
Tapi, aku masih mem-perinti masalah pada min ho hyung..
Min ho hyung? Apa yang sebenarnya terjadi padamu?
Tanpa sadar, karena letih memperkejakan seluruh otot secara keseluruhan dari tubuhku, termasuk seluruh organku lelah difungsikan seharian dan letih seperempat hari aku telah per-kerja rodi otak dan membolak balikkan fakta, membuat otakku bekerja keras untuk berpikir akhirnya aku terlelap bersamaan dengan tuntutan para pertanyaan itu.
LAPAR!! perutku sudah berbunyi sejak tadi subuh, perutku sudah menuntut jatahnya. Karena aku terlalu letih semalam, aku langsung tertidur tanpa memberikan hak pada penghuni perutku dan memberikan kewajiban pada seluruh organ saluran pencernaanku.
Dengan sabar, walau agak muak. Aku duduk bertopang dagu, melihat oemma asik berkutat dengan para alat-alat masak-menggoreng, entahlah apa itu namanya. Aku belum pernah sama sekali, dan tidak akan menyentuh itu.
“oemma!! Cepatlah,, LAPAR!!”seruku, merengek kesakitan karena ulah perutku, dengan nada manja sembari menepuk – nepuk perutku hingga membuat paduan suara dengan suara dentuman oleh suara tepukan perutku.
“sebentar dulu!! Oemma, masih ngantuk! Kau terlalu cepat membangunkan oemma,, kenapa kau tidak makan semalam?” tutur oemma, dengan nada tinggi hingga memekak telingaku. Aku yang masih asik membuat paduan suara dibelakang oemma bersama dengan alat dapur, terkejut saat mendengar ponselku menjerit, yah,, nada dering tanda ada panggilan masuk.
Siapa yang menelpon sepagi ini? Gumamku
Menyebalkan.
Dengan langkah gontai, aku mulai berjalan melangkah pergi dari dapur meninggalkan oemma.
Aku menemukan ponselku berputar karena getarannya yang aku atur secara keras dan nada deringnya yang kuatur dengan nada yang sangat keras, memekik telinga.
“tetem!! ANGKAT PONSELMU! APPA masih ngantuk!!”terdengar dari lantai bawah, suara appa yang terdengar agak parau tetapi bergetar walau terdengar redam. Mungkin, karena appa berteriak dari kamar.
Aku enggan menjawab perintah appa, dan segera menjawab panggilan masuk itu.
Dengan suaraku yang paling lembut, dan berdeham dulu untuk mempermudah mengatur suaraku.
“annyeong?”tanyaku, memeriksa adanya sahutan dari seberang penelepon.
“ah? Siapa ini?.. jjong hyung?”
#deg
“huaaaaamph…” tanpa terduga aku ber-uap ria, astaga! Kenapa aku menguap? Memalukan!!
“… ah? Tidak,, tidak.. aku masih kelelahan saja.. ada apa hyung?.. jinjja? Ok! Tunggu aku setengah jam dan aku akan muncul disana!.. ah?... Baiklah.. tunggu sebentar, aku akan turun” aku segera menutup flap ponselku, kemudian beranjak ketirai yang menghujam kelantai didepan ranjangku, perlahan aku menggeser tirai itu dan memperhatikan sekeliling dibawah rumah.
Yap! Aku menangkap sesosok namja sedang berdiri diujung jalan itu.
Jjong hyung?
Dan tanpa sadar, aku menangkap sesosok lagi, seorang namja! dia berpapasan dengan jjong hyung dan keduanya saling melempar senyum dan sedikit perbincangan, siapa itu?
Kemudian, sosok itu melepas tudung kepalanya alias tudung jaketnya
hyung!! Itu Min Ho Hyung!! Namja itu Hyung!
Kakiku tak bisa melangkah, mataku asik terbelalak, otakku beku. Tak bisa berpikir jernih, saking keruhnya.
Sepersekian detik, aku segera melesat turun. Sudah melupakan rasa kelaparanku yang tadi karena terkejar rasa penasaran.
Apa hyung mengenalnya? Ah! Iya,, mereka satu sekolah dulu,, ==”
PABONYA AKU!! Aku sudah memvonis diriku sendiri sebagai manusia yang bodoh, sampai fakta kecil saja aku melupakannya.
Apa mungkin,, jjong hyung mengenal min ho hyung?
Aaargh,, sembari berderap, membuat hentakan yang keras pada tiap langkahku ditiap anak tangga hingga menimbulkan suara
“TETEM! Berhentilah kau membuat kebisingan sepagi ini!! Ini hari minggu!! Appa masih lelah”teriak appa, keras dari kamar disudut lantai bawah,
Tanpa memperdulikan amarah appa, aku segera berlari menuju pintu utama.
#jrek
Ah? Dikunci?
“apppaaa… mana kunci pintu? Kenapa dikunci?”tanyaku, berkesan berteriak. Aku asik mondar-mandir, gelagapan. Aku terlalu bingung! Hingga tidak bisa berpikir, dimana appa menyimpan kunci pintu depan.
“lihat disebelah kanan pintu ada yang bergelantungan”sahut appa dengan suaranya agak redam.
Kanan? Tanpa pikir aku hanya melihat ke sisi kanan pintu
“aaaaa!!”jeritku, yang memekik. Membuat kegaduhan rumah itu hanya dengan pekikan jeritanku yang menggelegar.
“waeyoo?”Tanya oemma, saat sudah menemukanku menunjuk kearah sudut kanan pintu dan menyilangkan kedua tanganku didepan dada.
“cicak?”
Aku hanya mengangguk. Aku sangat membenci pada seekor cicak, binatang yang menjijikkan.
“waeyoo?”Tanya appa, berantakan! Selimutnya masih menutup sebagian tubuhnya dan matanya agak sayu, masih berkedip-kedip
“appa sengaja ya? Aku mencari kunci! Bukan cicak?!” amarahku memuncak, dan terlupa tujuan awalku, mengapa aku bisa berlari-larian seperti ini.
“ah? Siapa yang menyuruhmu mencari cicak?”Tanya appaku polos, wajah appa yang tak berdosa membuatku bertambah kesal.
“appa bilang disebelah kanan!”
“ah?”appa menoleh kearah sisi kiri pintu dan menunjuk untaian kunci yang bergelantungan, “itu” kata appa, sembari menunjuk kearah gantungan itu dan menatap kearahku.
“kanan?”tanyaku, memastikan. Aku tau, itu KIRI!! BUKAN kanan, setahuku.
“ah?” appa masih kantuk, itu terlihat dari tingkahnya. “aha!! Itu kiri, bukan kanan!!”seru appa, seperti baru mendapatkan undian.
“aiesh,,” dengan langkah cepat, aku segera menggapai kunci itu dan segera memutar bolak balikan pada lubang kunci dan memutar kenop pintu.
“bye.. hati – hati dijalan, chingu” aku mendengar suara walau agak samar karena suara itu bersumber dari depan rumahku, sedangkan jaraknya 15 m mungkin, karena taman didepan rumahku agak luas.
Kakiku cepat melangkah, alias setengah berlarian, dan saat sudah sampai digerbang.
Dikunci?
Aaaargh.. bagaimana caranya aku melihat namja itu? Aku yakin itu min ho hyung, dengan gerakan cepat aku segera masuk lagi dan mencabut untaian kunci yang aku perkirakan itu adalah kunci gembok gerbang. Kemudian kembali ke gerbang dan berkutat bersama gembok dan kuncinya.
Akhirnya..
aku menghela napas
#deg
Denyutan jantungku sesaat terhenti, saat aku menemukan sosok dihadapanku yang sudah tersenyum manis.
“hyung?!” aku membalasnya hanya dengan senyuman, terpaksa. Senyuman senang melihatnya. Walau kedua mataku asik melirik kesisi kananku, mencoba mendapatkan sosok itu. Sosok CHOI MIN HO!!!
Dia namja yang kunanti, aku rindukan.
Kemana dia? Mana min ho hyung?
“hyung?” mulutku sudah akan mengatakan sesuatu, ingin bertanya ‘hyung? Itu min ho hyung’kan? Sunbae’ku disekolah dulu? Apa hyung mengenalnya?’ tapi, mulutku langsung membungkam. Enggan, menambah kecurigaan hyung padaku.
Aku backstreet dengan min ho hyung, hanya aku, hanna dan dia yang tau hubungan ini. #neh,, udah aku masuk’in eon :-P, sekedar minjem nama :-P
Appa dan oemma selalu tidak merestuiku, jika aku menjalin hubungan dengan orang korea. Aku tidak mengerti, mengapa. Padahal mereka juga keturunan korea, tetapi peranakan perancis dan belanda lebih Nampak pada fisik keduanya.
Sedangkan aku? Aku lebih Nampak seperti orang korea biasanya, mungkin karena factor genetic dari halmeoni lebih kuat, makanya aku lahir dengan tampang seperti orang korea.
“nde?”wajahnya yang manis karena ada hiasan dibibirnya. Aargh.. KYEOPTA!!! Aku menyukai senyumannya, senyuman yang manis hingga aku tak jera ingin memandangnya.
Aku yang asik menengok kesisi kananku, tak sadar bahwa jjong hyung sudah menampangkan wajah curiga dan mencondongkan kearah wajahku
“ah? Anioo”kataku gelagapan, terkejut karena wajahku dengannya tidak jauh. Dan kini mengutamakan perhatianku pada namja yang ada dihadapanku ini.
Entahlah tanganku sudah reflek,  pura-pura menampar dengan mengalihkan pandangan curiganya padaku. Dia hanya terkekeh.
“Jadi?”katanya, kemudian dia mengambil satu langkah mundur walau senyumnya tak turun setingkatpun.
Mingkin dia sadar, bahwa aku kurang nyaman dengan posisinya seperti itu
“ah? Jadi?!”kataku, semangat dengan kepalan tangan yang sejajar dengan bahuku,
“mau jalan-jalan pake piyama?”katanya, nada mengejek. sembari melihatku dengan memicingkan matanya dari ujung bawahku yang tak beralas kaki sampai rambutku yang masih acak-acakan.
“o-oh,, maksudku, menyuruhmu masuk dulu, sarapan pagi dulu, aku masih kelaparan”kataku gelagapan.
Untung saja aku licik?! Ah.. licik kita bersahabat!!
Padahala aku yang ingin bertemu dengan namja itu, min ho hyung ternyata sudah pergi. Dan Semoga jjong hyung tidak menyadarinya, gumamku, sembari melangkah menyusuri taman depan rumah dan begitupula dengan jjong hyung asik memperhatikan sekeliling tamanku dan mengikuti dibelakang.
”masuk”kataku, saat ia sudah berdiri diambang pintu dengan wajah canggung untuk masuk.
“jjong si?! Masuk! Masuk!”appa sudah muncul didepan pintu, dengan wajah yang penuh gairah saat melihat jjong, seperti matahari yang baru terbit, cerah! Jjongpun segera menerima paksaan seretan appa, kedalam ruang tengah.
“appaa!! Lain kali jangan dikunci lagi pintu dan gerbangnya yah?!”kataku, karena masih kesal karena kejadian tadi, dihadapan appa yang sudah tersenyum ramah pada jjong hyung.
“ah? Waeyoo?tanya appa, dengan muka polos.
Hanya beberapa detik, dan memperhatikan jjong hyung yang ada disampingnya “aaaha!! Okeoke,,,”appa seperti mendapatkan undian besar!
Ah? Aku salah ngomong?
Aish.. benar!! Dikiranya aku kesal, tidak membukakan pintu buat jjong hyung. Eergh…
Sedangkan jjong hyung hanya tersipu saat appa, menyikutnya berkali-kali dihadapanku.
Lalu, untuk melepas rasa kekhawatiran atas pemikiran appa yang salah paham tentang aku dengan jjong hyung, aku segera lari melesat, masuk kekamar bersiap-siap.
Hanya dengan celana training dan jaket hitam, aku segera keluar dan menyeret jjong hyung, walaupun sempat berkutat dengan appa karena appa juga ingin mengobrol dengan jjong hyung, dengan topic pembicaraan yang aku tidak diizinkan mengetahuinya,  yeojha tidak boleh mengetahuinya, katanya appa ‘itu urusan para namja dewasa’.
Namja? dewasa? Lalu, menurutnya aku apa?
Dengan langkah gontai, dia menerima tarikanku melangkah kedapur dan menelan beberapa sandwich yang dibuat oemma.
Kemudian aku segera keluar rumah bersama jjong hyung dengan seretan sadis, karena geli menerima godaan oemma sedangkan appa juga asik menggoda hyung.
Mungkin appa dan oemma, menyukai namja ini.
Karena hyung juga blasteran perancis-korea. Lensa matanya yang kelabu dengan matanya yang sipit, membedakannya dengan wjah lain.
Aaah… kenapa jadinya jjong hyung? Aku maunya min ho hyung!! Jeritan benakku.
“eh? Kita mau kemana hyung?”tanyaku saat sudah bingung untuk belok kanan, atau belok kiri atau lurus. Kemudian saat aku berbalik kearah jjong hyung, dan ternyata ia sudah terengah-terengah, mungkin aku terlalu sadis menyeretnya dengan berlari-lari secara ugal-ugalan.
“ah? Kita ke,,, ah,, ikut aku saja ya”katanya, kemudian dia menggandengku dan melangkah santai, sedangkan aku meneurutinya walau sejuta Tanya menggebu dalam benakku.
“senorita?”tanyaku, agak terguncang saat sadar kami sudah berdiri ditengah-tengah taman, yang dikelilingi berbagai pohon, cemara, bamboo, dan begitu ramai oleh para pengunjung.
“nde? Kau tidak suka?”Tanya jjong hyung dengan nada kecewa, begitupula dengan wajahnya mencerminkan wajah kecewa.
Ah? Tempat ini?  aaargh!!!! Kenapa harus kesini!!! Aku tidak suka tempat ini, tapi aku juga menyukainya. Hm…
Aku agak terguncang, dengan kelakuan jjong hyung yang sangat senang ketempat itu. Padahal itu adalah tempat.. ah.. aku tidak tau kesan tentang tempat itu menurutnya.. saat itu, antara dia tidak menyukainya atau mengikhlaskannya atau memang menginginkannya, aku tak tau!! Mungkin aku terlalu jahat saat itu.
Aku bergetar, dalam genggamannya. Aku merasa aneh, semua perasaanku mengaduk. Terkejut, sedih, takut, malu, entahlah. Rasanya ingin berlari dari tempat ini, dan menghilang dari hadapan jjong hyung.
mataku reflek memantau keseantero taman itu, sesuai jangkauan mataku bisa melihat.
Amu melihatnya dan sekilas, Seperti ada sebuah layar yang memperlihatkan seluruh kejadian itu secara detail. Aku bergetar, aku terlalu terguncang hingga hampir saja aku mau menangis, karena rasa bersalah itu.
^^Author POV^^
=flash Back=
“hyung?”taemin menggenggam tangan seorang namja yang duduk berdampingan denganya, erat.
Tangannya bergetar, mungkin namja itu bisa merasakannya.
Namja itu diam, membukam mulutnya. Kali ini, matanya menatap kosong kearah yang ada dihadapannya.
“huuuft… hari ini begitu dingin.. hingga merasuk kedalam jantung….. termasuk hatiku”kata namja itu, dingin, mengagetkan taemin seraya menempelkan telapak tangannya didada kirinya sehingga ,melepaskan genggaman tangan taemin yang telah mencengkeram tangannya walau rapuh karena taemin begitu gemetar.
“hyung..”
Namja itu diam, tanpa sepatah katapun terucap dari bibirnya.
Hening, begitulah angin menerpa keduanya dalam kehampaan yang menggema diantara mereka.
Tanpa sadar diantara keduanya. seorang namja yang melewati tempat itu, ia melihat keduanya diatas sebuah bangku putih dibawah pohon eak.
Ia diam, tak bergeming beberapa detik, memperhatikan kedua insan itu dan segera berlalu. Terlihat wajahnya memerah, antara marah atau kecewa dan ada kepalan ditangan kanannya.
 entahlah..
dia segera berlalu.
“hyung…”

=III To Be Continued (Flash back--à) III =

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)