Saturday, November 12, 2011

who is the traitor?

Title       :  who is the traitor?
Author  : Song Hyo In aka AudIeynha AzIs SaLam
Genre   : Romance, Action, friendship,
Length  : TwoShoot
Cast       :
= Jong Yong Hwa (Member’s CN BLUE)
= Yo Ha Na (actress)
= Jo In Sung (Actor)
= Cho Kyuhyun (Member’s Super Junior)

^^ Annyeong,, hello.,, ^^
I’m back! I ‘d like to share ff ^^
Well,, I don’t want to speak of nonsense so, Let’s to The Point?! ^^
Happy, reading guys ^^
-Hana-
                =dul=
                                -=SET!!=-
Let’s Check It Dot!!
================================================
^^ Ha Na POV ^^
Kenapa hari ini benar-benar membosankan!!
Aku melentangkan tangan, mencoba untuk merengangkan seluruh otot-otot tubuhku, rasa suntukku bangkit seperti biasa karena melihat tampang sekaligus mendengar tiap-tiap perkata dosen, sembari melangkah menaiki anak tangga, seperti biasa naik keatas gedung untuk mendapatkan suasana yang lebih baik.
I want you oh my love naman
Barabwajwo neomaneul; saranghae
Sesang modu byeonhaedo
Oh my love  neoman bomyeon
Ttwineun gaseum eonjekkajina
Neoman damgo iesseulge
[Love Girl=CN BLUE]
Dari atas? Anio… darii… sini!! Gumamku, sambil mempertajam pendengaranku.
Suara merdu yang paling khas, dan tak pernah aku lupakan?!
chagii!!
Perlahan aku memutar kenop pintu, menggeser apitan pintu lalu melangkah, mengendap-ngendap masuk ke dalam ruangan.
Seorang namja sedang bersenandung, duduk dibingkai jendela sambil  memetik tiap dawai pada gitarnya.
(L.O.V.E Girl) nae saneul japgo Fly
(L.O.V.E Girl) nareul mitgo Fly high
(L.O.V.E Boy) yes, we can fly to the sky
(L.O.V.E Boy) I want take you there baby

 
‘prok’ ‘prok’
“bagus!! chagii jadi penyayi saja?”pujiku pada yong hwa, namjachinguku,sembari keluar dari persembunyian.
Dia menyeringai “aha!! Tambah profesi lagi?”katanya, sambil tersenyum
“hehehe… lumayyan.. jadiin profesi sampingan.. siapa tahu chagii akan menjadi penyanyi terkenal, seperti…”ucapanku, terpotong, takut akan menyinggungnya, saat akan menyebutkan nama ‘lee jonghyung’ diakhir kalimatku.
Dia menyeringai pahit “sudahlah.. aku tidak akan menjadi penyanyi seperti yang kau katakan?!”jawabnya, santai.
“mianhae…”
“jangan terlalu dipikirkan,, na” wajahnya tiba-tiba cerah, dan tersenyum lebar “jadi?”
“kemana?” tanyaku, oh iya?! Kita harus ke stasiun “jadi.. jadi”sambungku, senang.
“pake?”
“bis aja.. mobil appa dibawa ama yeojha itu, kalau mobilku dipinjam anaknya”jawabku, ceplos.
“nde..” namja itu, perlahan turun dari bingkai jendela rungan itu. Kemudian menggamit tanganku, dan meletakkan gitar coklatnya ditempat biasa.

“chagii,, kyu itu siapa? Kenapa kita harus menjemputnya?”tanyaku, polos sambil menikmati kenyamananku duduk bersandar di dinding bis, bersebelahan dengan yong hwa.
“aigoo,, aku yang sok tahu, atau kau yang lupa ingatan?”tanyanya, menoleh kearahku dengan alisnya yang menyambung.
“ah? Kyu? Itu nama apa? Nickname? Nama yeojha? Namja?”
“ish.. akan kukatakan ini pada kyu?! Kyu itu CHO KYUHYUN?!”
“ah? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu”kataku, sambil memutar balikkan seluruh ingatanku dengan clue nama itu. “aha!! Kyu yang itu?!”seruku, seperti mendapat undian, dan membuat kegaduhan  didalam bis atas suaraku yang menggelegar tadi,
“nde.. jangan berisik”jawab yong hwa, dengan volumemenurun tiap suku katanya, menandakan agar aku memperkecil volume suaraku.
“mian.. mian..”kataku, memandang keseluruh isi penumpang didalam bis sembari membungkuk pada tiap penghuni bi situ.

“annyeong,,,” sapa seseoarang pada yong hwa saat aku dan yong hwa yang asik celingukan menangkap sesosok yang kami cari.
“kyu!!,, annyeong haseyo?!”seru yong hwa, senang. membuatku terperanjat.
Itu yang nam- gumamku, terpotong saat sadar aku bisa melihat wajah namja itu. Kyu? Itu si cho!!
“apa kabar?”sapa Yong hwa pada namja itu. aku hanya bisa mendengar obrolan mereka dari kejauhan, tak berkenan untuk mendekat sebelum yong hwa yang memanggilku.
Dia.. dia cho!! Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?! Cho? Hubungan dia dengan sunbae apa?
Ommona,,,,!!!
“ha na…!! sini!”panggil yong hwa diantara sela ku sedang lelah berpikir untuk menghindar di hadapan namja itu.
Kesana? Tapi…
Perlahan aku melangkah ke dua namja itu,
“annyeong”ucapku, canggung pada namja itu, seraya membungkukkan badanku.
Dan namja itu membalasnya, dengan sedikir membungkuk “annyeong”jawab namja itu, terdengar agak gusar sembari tersenyum walaupun sebelumnya terperanjat saat melihat wajahku.
Aku tau itu senyuman terpaksa!
Setelah berkenalan dengannya,  kmudian a-b-c alias obrol pembuka dengan yong hwa dan namja yang bernama kyu atau cho -nama panggilan dariku untuknya-, walaupun terdengar canggung jika berbicara dengannya, apalagi saat ‘pura-pura’ tidak terlalu saling mengenal satu sama lain.
“bukannya kalian saling mengenal?”Tanya yong hwa, sambil berjalan diantara kami.
Siapa yang mau bebohong? Menggu dia yang menjawab atau aku?
Setelah lama, aku menunggu penjelasannya, tetapi ia tak berkata apapun, akhirnya..
“ak..”ucapanku tercela saat ia juga mengatakan sesuatu, dalam waktu yang serempak.
“ah? Apa?”Tanya yong hwa, yang bingung, menoleh padaku lalu pada namja itu, bergantian.
“aku dan dia, oh, maksudku sunbae,  hanyalah teman..” teman? Aku berteman dengannya? Kapan? Aaargh.. apa yang harus aku jawab!!!  “teman… saat SD” sahut namja itu. Masuk akal? Ah! Iya,, aku dengannya, memang satu SD..
huuuft..
mengurangi pelihara dosaku.
“perasaan aku sering melihat kalian,,,dimana ya? Bukankah kalian sering bertemu saat SMA?”tanyanya, membuatku terperanjat setengah mati. Aaargh.. dimana dia tau?!
“itu urusan organisasi sekolah..”kudengar jawabnya dengan santai.
Huuuft…  pintar!! Dan yang ini baru dusta belaka.
Kenapa harus CHO!! Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?!
^^ Yong Hwa POV ^^
Aneh.. kenapa dua manusia ini saling tidak mengenal? Padahal yang aku tahu, mereka sering ketemu. Bukannya saat itu, mereka..
Aku yang masih dalam amukkan atas rasa penasaranku yang memyeruak, kedua mataku menangkap sesosok yang sejak tadi bertingkah aneh, ia mengikuti kami, tapi aku tidak tahu sejak kapan.
Siapa..?
Saat sosok itu tersenyum, walau dengan wajah yang tidak tampak jelas karena tempurung kepalanya tertutupi tudung jaketnya, tapi aku mengenalnya. Aku mengenal senyumannya yang seperti itu.
Dia lagi.
Langkahku terhenti, “kyu.. ha na.. aku mau kebelakang sebentar,, jangan kemana-mana?! Stay here..” dan mereka hanya mengangguk, menyilakan. aku segera melesat melangkah menjauh dari mereka, kemudian mengikuti sosok itu.
Aku tahu,, kali ini ia ingin berkata sesuatu lagi.
Langkah kakiku terhenti saat sosok itu terhenti terlebih dahulu, kemudian berbalik menghadapku “jo in sung,, apa yang ingin kau katakan lagi?”tanyaku, dingin. saat aku dengannya memojok ke sudut stasiun,
Perlahan ia menurunkan tudung jaketnya, sehingga wajahnya yang kyeopta terlihat. Ia menyeringai “bagaimana kabarmu, yong hwa, Sang pembunuh?”
“gak usah pake basa – basi, katakan apa maumu?”kataku, dingin. Raut wajahku mulai serius.
Namja itu mengatakan semuanya, tentang sesuatu yang tak mungkinku bisa percaya begitu saja. Walaupun, tercela kata-kata yang ingin mengejekku. Sebagai pembunuh.
“kau tak percaya juga?”namja yang bernama jo in sung itu berkata, menyusupkan kedua tangannya disaku jaket hitamnya.
“apa yang harus kupercaya? Bagaimana itu bis..”kata-kataku terpotong saat mata jo in sung melotot kearah suatu tempat, dibalik dinding yang tak jauh dari tempat kami berdiri. Akupun ikut menoleh kearah pandangannya. Tak ada siapapun.
Jo in sung menatapku, mengalihkan pandangannya pada sesuatu yang sebelumnya, ia lihat tadi “sudahlah,, ada yang sedang membuntutimu, pergilah.. yang jelas aku telah menjelaskan semua ini, mungkin sifat keras kepalamu menjadi cocok padamu seperti sifat seorang pembunuh” sekali lagi, dia menyeringai.
“terserah apa katamu”
“jagalah dirimu, pembunuh..”ucapnya, tersenyum dengan mengangkat alisnya sebelah “dan gadismu…” kemudian ia menutupi kepalanya dengan tudung jaketnya lagi, dan segera meninggalkanku.
                Kini, masalah atau sebuah rahasia besar atau kunci!!  Telah  Terkuak,, apa ini fakta atau,, hanya.. dusta yang ia buat untuk mempengaruhiku?Tapi,, ini lebih masuk akal?!
Kepalaku lelah memikirkan semuanya, sampai kejadian terburuk yang aku alami, terbayang hingga detailnya.
Ommona,, aku harus kembali!
                Dengan langkah gontai, aku mendatangi kedua manusia itu. Kecurigaanku pada mereka yang tadi telah lenyap, kata-kata jo in sung masih terngiang dikepalaku.
Apa itu benar?
^^Ha Na POV^^
Setelah mengantarkan namja yang benama kyu itu ke rumahnya, aku segera pulang sekaligus diantar yong hwa.
“bye” yong hwa, yang hanya melambaikan tangannya beberapa kali, segera melesat dari depan pintu  gedung apartemenku.
##################################
“ha na,, kita ke rumah kyu, yuk?!”
“MWO? oppa gila?!”seruku, kesal.
Bayangkan, tumpukkan proposal yang harus kukerjakan dalam semalam, ia tidak melihatnya?????
“wae?”Tanyanya polos ditambah wajahnya yang tak berdosa, seraya perlahan duduk diatas ranjangku, sedangkan aku sedang asik berkutat dengan lembaran-lembaran kertas dari printerku yang baru di print out.
“WAE?! PABO!! Aku sibuk sekarang ini?!!!! lihat!!”seruku, mecoba menyiksa alat pendengarannya, dengan suaraku yang extra memekik telinga, melotot kearah namja itu.
Dia hanya menjawab dengan ‘oh’ dan segera berkutat dengan guling dan bantalku.
“eh? oppa ngapain?!?”seruku saat sadar namja itu asik berkutat dengan peralatan tidurku, sedangkan aku asik bermata empat, dan berkutat dengan lembaran – lembaran.
“bobo”jawabnya, terdengar manja.
“bangun!”perintahku, dengan nada tinggi, beranjak bangun dari kursiku beniat menarik kakinya “bangun!” perintahku lagi, tapi tetap saja ia malah keasikkan, aku terus menarik – narik kakinya yang begitu panjang?
“oppa capek,, flu pula,,” katanya lirih, yang suaranya teredam oleh bantal.
Huuft.. untuk apa aku meladeninya, aku masih punya banyak pekerjaan, gumamku saat wajah sulli terbayang yang akan menagih proposal padaku
proposal terakhir yang akan kususun, mataku dibalik kaca mata begitu sayu, setengah lingkaran hitam dibawah kelopak mataku terlihat, aku terlalu lelah.
Jam 10 p.m.,
Ommonaaaaaaaaaaaa!! Sekarang sudah jam sepuluh? Rutukku, kemudian beranjak ke ranjang dimana sesosok makhluk alias manusia terkapar sedang asik berkutat dengan peralatan tidurku,
“oppa!! Bangun!!”seruku, memnggoncangkan tubuhnya, tetapi ia tak kunjung bangun.
Saat aku hendak menggoncang lengannya, ommona!!! Panas!!
“oppa? Kau sakit?”tanyaku, sembari menyetuh keningnya, dan memang panas.
“kau demam?”tanyaku, panic.
Apa yang harus aku lakukan?
Tapi, yong hwa hanya meringis, kemudian beringsut
“anioo,,,”jawabnya, lirih dalam posisi duduknya dengan kaki yang diselonjorkan.
“pabo! oppa panas seperti ini!”kesalku dalam kepanikan. “tapi,, oppa tidak mungkin bermalam disini”ujarku, saat terbayang wajah oemma muncul lalu menghilang
“nde..”jawabnya, lirih ditambah dengan seringainya.
“pabo?!” perlahan aku membantunya berdiri, lalu membantunya memapah walaupun kami sempat berkutat karena dia tidak mau dipapah.
Dalam keadaan angin malam  yang terus menyambut dan menyapa sejak aku dan yong hwa keluar dari apartemen, tapi aku harus mengantarnya dalam keadaan selamat ke apartemennya.
Setelah setengah jam, akhirnya aku dan yong hwa sampai dihalte dan segera menaiki bis yang jurusan ke aparteman yong hwa.
Kenapa namja ini begitu menyusahkan, selalu mempersulit pekerjaanku…
                Tapi, entah kenapa, aku merasakan yang aneh sejak aku keluar dari apartemen, perasaanku ada yang buruk akan datang.
Akhirnya, tepat jam 11. 34 aku sampai diapartemennya, membantunya berbaring diatas ranjangnya yang empuk, menutupi sekujur tubuhnya yang demam dengan geraian selimut, mengompresnya sebentar, dan memasak sedikit makanan untuknya jika ia sudah sadar nanti. saat sadar jam sudah menunjukkan 01. 00, dan kurasa yong hwa sudah baikkan, demamnya sudah turun, aku memutuskan pulang.
Tidak mungkinkan, jika aku harus bermalam diapartemen seorang namja? mana lagi aku harus menyelesaikan proposalku.
dengan langkah cepat, aku keluar dari apartemennya, kemudian menyusuri jalan. Karena terlalu larut, sepertinya bis tidak ada..
Tapi, ada yang aneh. Aku merasa diikuti seseorang. Pencuri? Penguntit? Anio..
Sembari dengan rasa panic yang meletup, langkah kakiku dipercepat, lirikan mataku ke belakang dari balik bahuku tanpa mencurigakan, tapi tetap saja, tidak mengurangi rasa takutku dan kepanikanku, orang itu tetap saja mengikutiku dibelakang.
Oemma… tolong aku?!
Tepat, saat aku akan menyusuri jalan yang begitu gelap, aku berdiri memandangi sepanjang jalan dihadapanku,
Ommona,, gelap!!
Aku benar-benar terhimpit saat ini, melewati jalan ini atau memutar?
degupan jantungku tak henti berdegup kencang, malah tiap detiknya semakin terasa kencang, angin malam yang berhembus merasuk kedalam tulangku membuatku menggigil ditambah bergetar. Orang itu tetap menguntitku.
Huuft..
Akhirnya, aku memutuskan untuk melewati jalan itu, sebagai jalan pintas agar aku bisa cepat sampai apartemenku dan bisa menyelesaikan tugas terakhirku yang tinggal disusun.
Tapi, suara langkah kaki terdengar dibelakangku, mungkin lebih cepat. Apa dia..
 tepat, saat aku masih dalam berlarian, sesuatu terhentak dipunggungku, dan..
#Bruk
^^ autor POV ^^
Seseorang menguntit ha na, sampai saat ia akan pulang.
Tak bisa dikenali, orang itu mengenakan jaket hitam, sepatu kets, celana jins, ditambah wajahnya ditutupi dengan scraft sehingga  wajahnya tak terlihat dan hanya matanya yang Nampak, juga tempurung kepalanya kecuali wajahnya ditutupi oleh tudung jaketnya, walaupun scraft yang dikenakannya tidak terlalu terlihat karena berkesan gelap pada wajahnya, diteduhkan oleh tudung kepala jaketnya.
Tepat, saat ha na yang berlari sekuat tenaganya, orang itu malah lebih cepat melangkahkan kakinya, hingga akhirnya ia hanya selangkah dari belakang ha na, ia mengehentakkan sebuah balok kayu panjang pada punggung ha na.
#BRuk
Ha na terkapar dilantai jalan. Jalan itu begitu gelap, ditambah lagi jalan itu hanya dikelilingi pepohonan, dan hanya sebuah lampu jalan yang sebagai penerang yang jauh dari ha na saat itu.
Orang itu, perlahan menggendong ha na, membawanya ke suatu tempat.
^^ Yong Hwa POV ^^
‘huamph..
ada sehelai kain menutupi keningku, masih basah..
perlahan, aku memungut kain itu dari keningku. Kemudian berusaha beringsut.
ah, ia,, aku ingat.. ha na mengantarku pulang semalam..
@ jam wekkerku menunjukkan 04.15 a.m, disamping ranjangku.
ommona.. apa ha na sudah pulang?
Badanku terasa masih letih.
 aku  berusaha menggapai ponselku yang tergeletak diatas meja tengah.Dengan gerik cepat, aku mengelik tiap keypad ponselku, hendak menelpon yeojha itu.
“kenapa tidak diangkat?”rutukku, kesal sekaligus cemas.
Apa mungkin dia masih tidur? Ah,, ia,, semalam dia kebanyakan tugas, mungkin dia masih kelelahan.
Akhirnya, aku memaksakan untuk membuyarkan seluruh kecemasanku tentang keadaan ha na dengan berpikiran positif saja.  Karena, badanku masih terasa lelah, aku segera berbaring lagi dalam buaian ranjangku yang empuk.
===
Kenapa hari ini ia tidak kesini? Gumamku, beranjak keluar dari sebuah ruangan, dimana tempat biasanya aku dengan ha na bertemu dan tempatku sebagai penenang, dimana aku bisa mencurahkan hatiku lewat bersenandung.
Rasa kecemasanku mulai bermuncullann.
Teleponku tidak diangkat, dan terakhir kali, ponselnya non aktif.
Kemana yeojha itu?
“siwon,, kau tidak melihat ha na?”tanyaku, pada siwon yang asik menggoda seorang yeojha sebagai mangsanya hari ini, dikantin kampus, setelah lelah mencari ha na diseantero kampus yang biasanya ha na datangi. Tapi, tetap saja, nihil!
Ha na tidak ada dimana-mana
“ah? Gak pernah.. wae?”ujarnya, sembari menyeringai padaku “oh iya,, sulli, tadi mengatakan kalau ha na semalaman gak pulang, setelah ia menitipkan kunci padanya semalam, karena,,”ujarnya, terpotong karena memerlukan beberapa saat untuk mengingat “oh,, dia mengantarmu pulang bukan?”
“ah? Nde,, tapi dia sudah pulang semalam”jawabku, tegas dan cepat sebelum memunculkan prasangka yang aneh – aneh tentangku.
“ehem.. lalu apa yang kalian lakukan?”tanyanya, menatapku curiga dengan alis yang tersambung
“ah,, nan apayo [aku sakit]”
“jinnja?”tanyanya, dengan curiga tetapi nada menggoda.
“eergh,, terserahlah, aku harus mencarinya”ujarku, pergi meninggalkannya setelah menjitak kepalanya, sebelum ia bisa membalasnya.
Ah.. kemana yeojha ini?!
Oh iya,, sulli?! Dia teman seapartemennya.
Setelah, lama mencari, demi menemukan sosok sulli, akhirnya aku menemukannya, sedang asik bermesraan dengan donghae.
Eergh… kenapa harus dikampus sih!
Huuft.. walau terasa enggan, aku segera menghampiri kedua insan itu.
tiba-tiba wajah ha na terbayang, kemudian hilang begitu saja, membuatku agak salah tingkah.
“sulli!!”seruku, membuat kedua insane itu terperanjat “mian-mian.. aku hanya perlu sekedar bertanya,,”kataku, pada donghae yang kesal melihatku.
“nde,, ada apa, sunbae?” Tanya sulli, membuyarkan ketakutanku pada donghae yang bisa saja menelanku karena kesal. “oh.. ha na? dia semalam tidak pulang,, bukannya, dia mengantarkan sunbae pulang?”sambungnya saat aku akan membuka mulutku.
“memang.. tapi, dia langsung pulang”jawabku, cepat
“tapi, semalaman dia tidak pulang,, aku juga sempat masuk kedalam kamar apartemennya untuk mengambil proposal yang dia kerjakan, tapi kamarnya kosong.”tutur yeojha itu, menatapku lamat-lamat, dan terlihat dari raut wajahnya ia agak cemas.
“ hm… kemana manusia ini?!”rutukku, kesal. “baiklah,, aku harus mencarinya,, mianhae, jika mengganggu aktifitas keseharian kalian,,”kataku, sempat menyeringai lalu melesat pergi dari hadapan mereka, sebelum donghae bisa melumatku.
Kemana dia?
Saat petang sudah datang, tapi, aku tidak bisa menghubunginya, apalagi menangkap sosoknya. Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang.
Tepat saat aku akan memutar kenop pintu kamar apartemenku, ada secarik kertas yang terselip dibawah pintu. Dengan agak ragu tapi penasaran, aku menarik kertas itu dan membacanya.
‘kau rindu padanya?
Aku juga rindu padanya,, nae namdongsaeng..
Aku meminjam gadismu..
‽’
-nya? Siapa, yang dimaksud? Namdongsaengku? Siapa? Gadis? Gadis?!
HA NA!! yah,, ha na!! apakah dia? Dia diculik?
Hanya ha na yang bisa ku duga sebagai yang dimaksud ‘gadis’ pada kertas ini..
Namdongsaeng? Apa.. itu junhyung? Yah…
Symbol huruf p dan ada  titik dibawahnya!! Itu.. itu symbol- gank nya!!
^^aUth0R POV^^
͢  FlasH bAcK
6 years ago
Siang itu, yong hwa bersama namdongsaengnya, jonghyun. Sepulang dari latihan bandnya distudio mereka dengan dua personil lainnya, mereka melewati jalan pintas, agar bisa pulang lebih cepat. Karena hari ini mereka akan pergi berlibur ke jeju bersama ajummanya, tetapi saat mereka melintas didalam terowongan kereta api yang sudah tua dan tidak terfungsikan lagi, tiba-tiba datang segerombolan orang yang berlarian dari dua sisi, dari belakang yong hwa dan didepan yong hwa. Diantaranya mereka membawa balok kayu panjang, adapula yang mengacungkan pisau panjang. Kedua gerombolan itu saling mengacungkan tiap senjata mereka. Semakin diperhatikan seksama, Ternyata mereka adalah kumpulan namja, dari anak – anak SMA yang akan tawuran!! Karena gerombolan yang datang dari arah datangnya yong hwa, ternyata adalah murid-murid dari sekolah yang sama dengan yong hwa. Sedangkan pihak satunya lagi adalah murid-murid dari sekolah jonghyun.
Yong hwa dan jonghyun benar-benar terperanjat sekaligus terhimpit pada keadaan saat itu. Keduanya, berlarian untuk menepi, kemudian bersandar didinding terowongan.
Yong hwa, menggenggam erat tangan namdongsaengnya, dan menyembunyikan sosok jonghyun dibalik punggungnya, keduanya menyandar pada dinding terowongan itu.
Kedua belah pihak dari kumpulan namja SMA itu akhirnya saling beradu, tawuran! Sedangkan yong hwa, perlahan tetapi melangkah cepat keluar dari terowongan ditepi dinding terowongan itu, ke arah saat ia datang sambil memunggungi jonghyun, agar ia tetap terlindung.
“tetap dibelakang saeng?! Jangan berisik?!”seru yong hwa, wajahnya ketakutan sekaligus cemas dalam keadaan seperti itu. Tapi, ia masih kesulitan karena harus bertabrakan dengan beberapa siswa dari sekolahnya. Jonghyun tidak berkata apapun, mungkin masih bergitu kaget dalam keadaan seperti itu, tetapi kakinya tetap melangkah menuruti kata-kata yong hwa.
“hyung!! Awas!!”jonghyun menghempaskan tubuhnya tepat dihadapan yong hwa, saat sebuah pisau kecil mendesing diudara mengarah Yong hwa.
#Bruk
Jonghyun jatuh, terkapar diatas tanah. Sebuah pisau tepat menancap diperut sebelah kanannya.
Keadaan masih riuh oleh kegaduhan para anak SMA ynag sedang tawuran.
Darah jonghyun terus mengalir dari perut namja yang telah terkulai lemah itu, wajah namja itu begitu pucat.
“hyung.. larilah,, aku tidak bisa menjagamu lagi..” katanya lirih,
“saeng,, bangun!! Apa yang kau lakukan? Kita akan ke rumah sakit!!” perlahan, yong hwa memapah jonghyun, sambil menangis, kecemasan atas hidup namdongsaengnya. Jonghyun meringis, sambil memegang bagian perutnya yang telah tertancap pisau kecil , dan darah namja itu terus mengalir.
Dan satu lagi, sebuah pisau kecil tepat menancap dibalik punggung jonghyun. Jonghyun langsung melemah, hingga ia jatuh terjembab dari papahan yong hwa yang menangis atas keadaan namdongsaengnya.
“jonghyun!!!” yong hwa memeluk tubuh namdongsaengnya dan mencabut sebuah pisau yang tertancap ditubuh namdongsaengnya., masih dalam tangis yang menderai dipipinya.
“hyung.. pergilah”katanya, sekali lagi lirih.
Terdengar lebih menyakitkan bagi yong hwa, tapi yong hwa malah mencoba menggendong jonghyun agar keduanya bisa keluar dari kegaduhan tawuran saat itu, secepatnya.
Dalam keadaan gentir, yong hwa menggendong namdongsaengnya, sedangkan jonghyun malah menyeringai, tapi berkesan pahit pada yong hwa. “turunkan aku hyung,, kau larilah”katanya, sekali lagi lirih. Tetapi, yong hwa tak berkata apapun, ia tetap berkonsentrasi mengangkat tubuh dongsaengnya.
Tetapi, saat sebuah pisah kecil mendesing, membelah udara, tepat di betis kiri yong hwa, membuatnya jatuh terjembab, sehingga tubuh jonghyun telepas dari gendongannya dan terhempas agak jauh darinya karena ia berlari agak kencang tadinya.
Saat ia terhempas, wajah jonghyun terlihat meringis kesakitan, darah mencuat dari mulutnya. Cucuran darahnya, menetes ditiap lantai yang ia lewati. Genangan darah yang sudah merembes ke tanah terlihat masih memerah dibawah tubuhnnya, bajunya yang putih sudah memerah karena bercakkan darah yang semakin lama semakin melebar.
Yong hwa yang melihat keadaan namdongsaengnya terkapar seperti itu, ia segera beranjak mendekati tubuh lemah itu. Tetapi, seseorang sudah berdiri disamping jonghyun, dan dia menyeringai. Kemudian, berangsur ia menghentakkan kakinya telak diatas dada jonghyun. Dan kembali lagi, jonghyun mencipratkan darah dari mulutnya, hingga menjadi aliran darah dari mulutnya.
Namja itu mengenakan pakaian yang sama dengan yong hwa,  tetapi yong hwa tak bisa melihat wajah namja itu sepenuhnya hanya bibirnya yang menyeringai, puas. Keadaan terowongan gelap, walaupun ada biasan cahaya sianar matahari yang menerangi dikedua sisi terowongan itu.
Yong hwa terperanjat! Degupan jantungnya terhenti, perasaan sakit membuncah, seperti ada yang menyayat hatinya, benar-benar sakit saat melihat jonghyun, namdongsaengnya diperlakukan seperti itu.,.
Kakinya tak bisa digerakkan, hingga ia tak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa memandangi namdongsaengnya dan perlahan merayap mendekati tubuh yang lemah itu, tetesan air matanya mengalir deras, hingga seluruh pipinya basah.
“jonghyun!!” yong hwa, terus berusaha mendekati tubuh namdongsaengnya. Tetapi, tertahan saat seseorang menginjak kaki kanannya dan berseru, “mau kemana?! Apa kaki kananmu juga mau kutusuk, hah?”
Yong hwa, mengabaikan seruan namja itu, akhirnya ia bisa menggapai tubuh namdongsaengnya. “jonghyun!! Bangun!!” seru yong hwa, menangis. Wajahnya tlah ternoda darah, jonghyun.
Joghyun malah menyeringai, “hyung.. mianhae,,” katanya lirih, aliran darah terus mengalir dari bibirnya. “jadilah penyanyi seperti yang kau inginkan, walau tanpaku”
“mianhae? Kau tidak punya salah apapun pada hyung… “ yong hwa masih menangis, mendaratkan kedua telapak tangannya dipipi jonghyun, “anioo,, kita akan menjadi penyanyi bersama,, jadi, bangunlah!! kita kerumah sakit, saeng”
Entah mengapa, jonghyun tersenyum lembut, manis.. walau cipratan darahnya yang tadi menodai diseluruh kulit wajahnya.
“JONGHYUUN!!!!”
Namdongsaengnya telah pergi ke buaian sang pencipta.
saat sepenuhnya sadar, dan setan amarah sedang menguasai dirinya. yong hwa,, mempertajam indera penglihatannya, memandang keseluruh kegaduhan dibawah terowongan.  Saat yong hwa menangkap pandangan pada seorang namja yang menggenggam sebuah pisau kecil, dan terbelalak melihat sesosok mayat jonghyun dan yong hwa, namja itu terperanjat saat mata yong hwa menatapnya penuh amarah padanya, namja itu  berangsur mundur, hingga akhirnya ia berlari  kebelakang, berlari ke sisi terowongan arah datangnya gerombolannya, ia kabur.
Tapi, yong hwa sudah menghafal wajah namja itu. Dan satu lagi faktanya, namja itu adalah murid dari sekolah yang sama dengan jonghyun.
Sehari setelah jonghyun dimakamkan, disebelah pusara oemma dan appanya. Yong hwa yang tinggal sendiri, ia segera melaporkan kejadian itu, dan ia mau menjadi sanksinya. Setelah beberapa hari, namja yang ia duga sebagai pembunuh namdongsaengnya, jonghyun tertangkap.
Tapi, saat ia di interogasi namja itu tetap saja menyangkal., namja yang bernama jun hyung . Sedangkan yong hwa bersikeras bahwa ia adalah tersangkanya. akhirnya saat pengadilan. Hakim memenangkan pihak yong hwa, dan namja itu dipenjarakan 20 tahun, tapi belum saja setahun, namja itu meninggal dalam penjara, entah kenapa..
͢  FlasH bAcK eNd
^^ Yong Hwa POV ^^
Yah,, ini tanggal 29 januari, hari kematian namja itu. Namja pembunuh namdongsaengku.
Entah, siapa yang menerorku, tiap tahun selalu saja seperti ini. Tapi, Baru kali ini, ia mengancamkanku dengan menawan seseorang.
 SHIT!! kenapa harus ha na!!
Aku tidak bisa memaafkannya, jika terjadi sesuatu dengan ha na.
Dengan perasaan tercampur, aku segera melesat, meninggalkan gedung apartemenku menuju tempat itu, tempat namja itu.

STOP!!
Well,, what do u think?
Not bad, right? He hehe,, I hope so..
This is my ff that genre is action..  but I tried hard
Thank u  for read this?!
I’m apologize, if there are something those are wrong, right?! Cause I didn’t to check it..
Don’t forget to leave comments for me (author) .. ^^
KAMSAHAMNIDA ^^

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)