Monday, November 7, 2011

My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love? [Part 3]

Title       :  My First Love, or A Woman, who makes me feel a true love?
Genre   : romance, family
Author  : devIL'21
Cast       :
= Kang Min Hyuk
= Park Hyo In
= Song Hyo In
                                     
HAPPY READING, GUYS!!DON’T FORGET  TO LEAVE COMMENTS FOR ME!!

Let’s Begin!!
Ah iya,,,
Simbol “*****” itu menandakan peralihan waktu, tapi dengan POV cast yang sama..
Simbol “#####” itu menandakan peralihan waktu tapi dengan POV casy yang berbda..
=hana=
                                         =dul=
                                                                “SET!!!”
BEFORE                :
Song berjalan gontai.
“eergh! Kenapa sih ada namja seperti itu! Mengesalkan! Terlalu protektif denganku..” song komat kamit sendiri sambil terus berjalan.
Ia menghentakkan kakinya sampai berbunyi derapan, yang menandakan song benar – benar kesal pada min hyuk.
“dia itu siapa sih!”

*****
“saeng.. unni pulang..” song membuka pintu apartemennya, sambil celingak celingukan.
Seketika, muncullah hyo in dari dapur. “hai unni...” mulutnya celemotan dengan ice cream yang di genggamnya.
Song hanya tersenyum mendapatkan saengnya seperti itu.
Ada sedikit kebahagian yang di pancarkan oleh hyo in.
Mulai banyak perubahan pada diri hyo in.
#####
‘Ya.. hari ini, dia check up lagi..’ pikir min hyuk di sela saat ia sedang duduk di depan meja kerjanya.
Ia segera mengemas barang – barangnya.
*****
“ya! Apa yang kau lakukan di sini lagi, dok?” saat min hyuk menghempaskan dirinya pada bangku ruang tunggu tepat di samping seorang yeojha.
Yeojha itu menatap min hyuk dengan tatapan memangsa.
Min hyuk mendapat tatapan itu malah cengengesan tak berdosa. “aku ingin melihatmu..”
Yeojha itu mendengus.
“hyo in...” min hyuk menyebut nama yeojha itu dengan lembut.
Yeojha itu kembali menatapnya, dengan tatapan curiga, “kau tau dari mana nama ku?”
“hyo in-ssi..” seorang perawat memanggil sang yeojha yang sedang bersama min hyuk.
“ya.. dari sana..” kata min hyuk, polos! Sambil menunjuk ke arah sang perawat yang berjalan ke arah mereka dengan polos.
Yeojha itu mendengus, lalu segera bangkit dari posisi duduknya.
“aku akan menunggumu..” kata min hyuk sambil cengengesan.
Yeojha itu mendengus tanpa melihat ke arah min hyuk.
*****
“apa kata dokter kim?” tanya min hyuk saat song keluar dari ruang ‘check up’-nya.
“oeh? Kau kenal dokter kim?”
“aku dokter kang.. kau ingat? Kang-min-hyuk. Hampir semua dokter mengenalku.. terutama dokter yeojha yang masih single” min hyuk cengengesan.
Membuat song mendengus.
“eh? Dokter kim itu namja tau! Duda!” seru song, dengan wajah tak terdefinisikan.
Min hyuk tercekat, “namja? DUDA???” layaknya, ia sedang naik pitam.
Menatap naas kepada song.
Song terkekeh dalam hatinya. Ia mengangguk, demi meneguhkan pernyataannya.
“ya.. dia namja yang neomu-neomu-neomu kyeopta” song memasang wajah menggemaskan. Dan sukses! Membuat min hyuk kesal setengah mati.

Ada perasaan kebahagiaan tersendiri bagi song saat melihat wajah min hyuk yang memancarkan rasa kecemburuan.
Eh, cemburu?

Song tertawa dalam hatinya.
Perasaan seorang dokter pada seorang seperti ‘song hyo in’?

Min hyuk mendengus, “aku akan mencarikan dokter yang lebih cocok denganmu..” tanpa melihat ekspresi wajah song. Ia lekas menyeret song keluar dari rumah sakit.
“eh? Apa-apaan kau!”
Entah apa yang sedang di rencanakan min hyuk untuk song.

Padahal sang yeojha di belakangnya, sedang menikmati rasa kebahagiaannya atas ‘perasaan’ itu.



*****
“eh? Kenapa kita ke pantai?” tanya song, polos!
Celingukan ke setiap sisi kiri-kanan secara bergantian.
“bagus untuk kesehatan..” jawab min hyuk tanpa memandang ke arah hyo in. Sejujurnya, min hyuk ingin  menjawab, “ini tempat kita.. saat aku menyatakan perasaanku. Kau ingat?”

Baik untuk kesehatan? Apanya?
apa mungkin.. hanya dokteryang tahu?! ==”

Keduanya tanpa di sadari bergandengan –hanya min hyuk yang menyadarinya, sambil terkekeh- , menapaki tepian pantai.. kadang berlarian mengejar ombak.
“ottokhe?”
Wajah song yang awalnya begitu riang, tiba – tiba berubah menjadi muram, “biasa saja..”
Tapi, wajah song seperti itu terlihat menggemaskan di mata min hyuk. Min hyuk malah mengacak rambut hyo in.
Hyo in mendengus.

Entah apa yang di rasakan kedua insan itu.
Ada rasa.. “bahagia” yang menjamahi kedua insan itu.

Sang yeojha bersikap congkak, tetapi itu membuat sang namja merasakan “penasaran” pada sang yeojha.
Ada rasa untuk “meluluhkan” sang yeojha!  Membangkitkan rasa keingin tahuan sang namja pada sang yeojha.

Dan tentunya, rasa “bersalah” yang terus memburunya.. sang namja akan terus melindungi, menyayangi, membuat sang yeojha bahagia.
*****
Haripun telah menggelap. Tahta sang matahari tergantikan oleh sang bulan.
“hyo in.. kita pulang.. kajja”
Tanpa harus membantah seperti biasa, hyo in langsung taat dan mengekori sang namja, sambil bergandengan.

Sang namja akan terus melindunginya.
*****
Tak sampai lima belas menit, min hyuk mengemudi, hyo in yang tadinya duduk manis di samping min hyuk, kini telah tertidur pulas.
“hyo in.. ke mana aku harus mengantarmu?” min hyuk menoleh ke sampingnya sambil tetap berkutat dengan stir mobil.
Min hyuk yang melihat sang yeojha telah tertidur pulas, segera menepikan mobilnya.
Ia membenarkan sedikit posisi tidur hyo in, membuat sang yeojha semakin nyaman untuk terjun ke dunia mimpinya.

Min hyuk tersenyum sendiri, saat memikmati wajah manis yang terpampang jelas di hadapannya.
Arah pandangannya matanya tak terlepas dari wajah menggemaskan seorang yeojha yang sedang terlelap.

Seiring itu, min hyuk berpikir, “sebelum kau bertemu dengan ajalmu.. izinkan aku, untuk bersamamu.. menyatakan cinta.. membiarkan aku tetap di sisimu, seperti ini.. tolong,, aku akan selalu melindungimu, menyayangimu,, membuatnu nyaman bersamaku.. saranghae hyo in”
Dan jemari min hyuk mendarat lembut pada pipi hyo in.
Min hyuk lekas mengusap tetesan pertama air matanya yang membasahi pipinya. Seketika itu, berusaha untuk menyungginng senyumnya.
“saranghae, hyo in”

Bersamaan itu, kepuasaan menikmati menatap wajah yeopo itu. Min hyukpun ikut  terlarut pada godaan “dunia mimpi”.
*****
Hyo in memeluk erat lengan min hyuk dan menidurkan kepalanya pada bahu min hyuk “oppa..!”
Min hyuk tetap menatap ke depan.
Semburat merah sang mentari mewarnai angkasa. Sang mentari akan sepenuhnya akan meninggalkan singgasananya untuk menyombongkan dirinya, menghujamkan sinar – sinarnya di tiap inci permukaan bumi. Malah tergantikan oleh posisi sang bulan. Memancarkan cahaya putih, tanpa harus menyengatkan tiap kulit para makhluk hidup di bumi.
Semakin indah saat hamparan laut di depan mata, dan sepoi – sepoi angin laut.
“eum?” min hyuk tak berkutik.
Ia membiarkan sang yeojha merasa nyaman dengan posisi seperti itu.
“jika suatu saat nanti, aku terlebih dulu meninggalkanmu, ottokhe?” ucap hyo in, lembut.
Tanpa memandang ekspresi wajah min hyuk yang syok berat. Min hyuk tak berkutik. Apalagi, berkata sesuatu.
Ia tersentak pada pertanyaan yang di lontarkan hyo in.
Dan hyo in tak meralat pertanyaannya dan tetap menikmati posisinya seperti itu.
“mencari seseorang yang sama sepertimu” akhirnya min hyuk menjawab pertanyaan hyo in.
Entah pikirannya saat itu apa, sehingga ia menjawab pertanyaan hyo in.
Hyo in tak mengindahkan pernyataan min hyuk .
Mungkin ia merasa puas dengan pernyataan yang di berikan min hyuk.
Min hyuk tak bisa melihat bagaimana ekspresi sang yeojha.
**
Min hyuk seketika membuka matanya. “hah!” ia  terbangun dari dunia mimpinya. Sekketika, mengatur napasnya yang megap – megap.
Wajahnya memucat.
“gwenchana dok?”tanya song. Memperhatikan min hyuk dengan prihatin.
Cucuran keringat min hyuk membasahi kaos yang di kenakannya, termasuk dikedua sisi kepalanya.

Dari balik jendela mobil, suasana masih gelap. Angin malam menerbangkan apapun yang massa jenisnya tak lebih berat dari massa jenis angin itu sendiri. Itupun, sang angin bisa saja menyengat kulit penghuni bumi yang hidup secara sadis, dan kadang sampai menusuk tulang.

Min hyuk tak lama tertidur dalam mobilnya, bersama song di sampingnya juga terlelap. Tapi, beberapa saat.. min hyuk mengigau, menyebut nama “hyo in”, “hyo in”. Song yang paling peka, termasuksaat tertidur. Ia terbangun, dan mendapatkan sosok min hyuk sedang bertarung dengan dunia bawah alam sadarnya. Entah apa yang di impikannya. Dan itu membuatnya, terlihat sangat ketakutan.
Dengan ragu, song membangunkan min hyuk, awalnya hanya dengan menyebut namanya. Tapi, min hyuk tak bergeming. Akhirnya, song menepuk pelan pipi min hyuk. Dan saat itupun, min hyuk mencengkeraam tangan song, sambil bernapas megap – megap.
#####
Hyo in diam sebentar, walau tatapannya tetap menjurus ke layartelevisi.
Tiba – tiba kepalanya sakit! Sakit yang terus menyerangnya belakangan ini.
Dan itu memang sakit sekali!
Berkali – kali, ia memijit pelipisnya. Tapi, itu sia – sia. Tak bisa membantu mengurangi sakit kepala yang menyergap kepalanya.

“aaaaaaaaaaaa” hyo in menekan pada kedua sisi kepalanya.
Kali ini, adalah yang paling sakit!
Serasa, ada sesuatu yang termuat dalam kepalanya dan alhasil, membuat kepalanya begitu berat.
“hwaaa!!!!”

Hyo in terjatuh dari sofa.
Berikutnya, hyo in tubuh hyo in tergeletak di atas lantai, berhenti meringis, dan mengatup matanya.
Ia tak sadari diri.
*****
Perlahan, hyo in membuka matanya.
Mengerjabkan matanya, untuk beradaptasi dengan pencahayaan di sekitarnya.
Ia beranjak bangun, menjadi posisi duduk.
Ia memijat pelipisnya, “song unni.. hyuki oppa..”
“hyuki oppa?!”
Wajah hyo in tiba – tiba saja, berubah seperti syok.
Pasalnya, IA INGAT SEMUA! MEMORY-nya YANG HILANG TELAH KEMBALI!
“oppa.. boghosipoyo”
Walaupun ia sama sekali tak tahu, sudah seberapa lama ia tak sadarkan diri, antara hidup dan mati
*****
Lama menunggu song, hanya untuk memberitahu sang kakak bahwa ia telah mengingat semuanya!, hyo in hanya mengifesienkan waktu dengan menonton televisi.
Termasuk ia mengingat namja yang pernah ia cintai, dan itu masih berlaku sampai kini.
Kang min hyuk.

Asik menikmati tontonan di layar televisinya, hyo in di kejutkan deringan telpon.
tanpa ragu sedikitpun, ia lekas mengangkat telpon.

=by phone=
Hyo in : annyeong?
Someone : annyeong.. benarkah ini nomor telepon kediaman song hyo in?
Hyo in : ne.. waeyoo?
Someone : ini dari pihak rumah sakit incheon, nona hyo in lupa mengambil hasil tes pemeriksaan jantungnya di poli jantung rumah sakit.
Hyo in tersentak, tanpa bergeming.
Tes pemeriksaan jantung?
Tatapan kosong, pikirannya secara tiba – tiba menjadi kosong.
Someone : mianhae..
Hyo in masih tak menjawab
Someone : mianhae.. ini dengan siapa?
Hyo in terkejut.
Hyo in : aku..
Jika ia mengatakan “aku adalah adiknya hyo in..” bukankah itu akan di curigai oleh sang kakak, bahwa sang adik telah mengingat semuanya. Hyo iningin memberitahhunya sendiri pada sang kakak.
Hyo in: aku song hyo in
Someone : oh,, hyo in-ssi.. kapan anda akan mengambilnya?
Hyo in : sekarang bisa? Aku juga ingin menanyakan sesuatu
Someone : arasso. Aku akan menunggu anda.
Hyo in : baiklah.. kamsahamnida
Someone : cheonmaneyo
=by phone [end]=

*****
Hyo in berjalan uring-uringan, sesekali ia menutupi wajahnya dengan selendang yang mengalungi lehernya.
Ia takut jika ada yang mengenalinya, tapi, bukankah itu akan lebih di curigai? Pasalnya.. ia menyamar menjadi seorang yeojha yang memiliki wajah yang sama? Lekukannyapun sama?

“poli jantung” ruangan itu dengan lekas di burunya.
Walau sempat kelelahan, ie terus mencarinya.

takut bertanya pada bagian informasi, Hyo in menghabiskan waktu hanya untuk mencari ruangan itu, takut di curigai oleh orang lain yang kebetulan saja mengenalinya.
Lelah mencarinya, hampir menjelajahi seantero rumah sakit , akhirnya ia menemukan ruangan itu.
Seorang perawat berdiri di samping pintu ruangan tersebut, “hyo in-ssi..” panggilya
Hyo in dengan sigap berjalan ke arah perawat itu, sambil mengatur napasnya.
“ini..” perawat itu menyerahkan amplop persegi berukuran besar itu pada hyo in.
Hyo in lekas mengambil perkamen itu, lalu mengeluarkan beberapa lembaran dari dalamnya.
Hasil ronsen jantung, sejenis kertas transparan berwarna gelap di pegang hyo in. Lama ia ternganga pada gambar yang tak di mengertinya itu, ia langsung memperlihatkannya pada sang perawat. “suster.. bisakah kau jelaskan ini?”
Sang perawat itu tersenyum laliu mempersilakan hyo in masuk ke dalam ruangan yang “diburunya” sejak tadi. “dokter kim yang akan menjelaskannya”

Ada sedikit keraguan yang membelenggu hyo in, untuk enggan memasuki ruangan itu.

Apa maksud dari hasil pemeriksaan tes jantung unni?, tanya hyo in dalam benaknya.
Ada sebuah rahasia yang di sembunyikan sang kakak dari hyo in.
Malas, bertanya pada batin sendiri yang malah tidak akan terjawab sama sekali. Hyo in masuk ke dalam ruangan itu, dengan gontai. Otaknya terus menciptakan prasangka apa yang ada di tangannya kini, tentang “hasil pemeriksaan tes jantung song hyo in, kakaknya”.

#####

“jeongmal mianhae chagiya.. oemma saat itu hanyalah seorang wanita yang lelah di belenggu kepenatan. Tapi, appamu dengan kebaikannya, mau menerimamu.. walau ia..” yeojha separuh baya yang masih terlihat muda itu menangis terisak, tak mampu melanjutkan ceritanya di hadapan sang anak, yang lebih tegar dari dirinya.
Song tak mau menangis lagi, hanya untuk masalah ini! Menangisi masalah yang dari dulu menghantui kehidupannya! Masalah yang selalu membuatnya terperosok semakin dalam, untuk menemukan masalah – masalah lain
Song sama sekali tak mengindahkan ucapan oemmanya itu, walaupun oemmanya menangis tersedu di hadapannya.
Ia terlalu lelah merasakan keperihan yang sama, ia terlalu bosan untuk merasakan sedih lagi.
“aku menyesal telah melakukan itu padamu..” eomma song sampai berlutut di hadapan song dan memeluk song. Tapi, song tak mengindahkan perbuatan maupun ucapan sang eomma padanya.
“kau tahu.. ia hanyalah lelaki baik hati, bukan salahnya mau menikahimu, demi menghilangkan nama menjijikkanmu itu sebagai wanita telanjang dihadapan namja kurang ajar lain!!  lalu kau mencampakkannya hanya untuk kembali pada orang lain. Dan ia dengan baik hati memilih aku! Karena aku lebih..” song menarik napasnya, lalu menghembuskan dengan cepat. “andai saja saat aku lahir, aku lebih baik memilih mati! Daripada memberi beban pada seorang namja baik seperti orang tuaku satu – satunya itu!”
Eomma song tercekat, “jeongmal mianhae.. aku saja tak sanggup saat menerima kenyataan bahwa kalian kembar siam, dan kau.. jeongmal mianhae,, “
“kenapa kau tak membiarkanku mati! Hidup dengan jantung seperti ini?!” song menekan dadanya yang menutupi jantungnya.
Song lekas mengusap air matanya yang hampir mengalir di pipinya.
“aku lelah seperti ini..” song berlutut, kakinya tak mampu menopang berat tubuhnya, “appa.. apa yang harus ku lakukan pada yeojha kurang ajar ini? Membalas kejahatannya  padamu? Atau Membiarkan aku merasa keperihan sekali lagi?” song berkata dalam lirih.

#####

Sepulang dari rumah sakit, hyo in lekas pulang ke rumah.
Ada kebahagian tersendiri pada dirinya, setelah mengisi formulir sebagai pendonor jantung untuk song, kakaknya.
Walau entah kapan, ajalnya akan menjemputnya,

Bukanlah sambutan dari sang kakak yang di lihatnya. Ia melihat sang kakak dan sang eomma bersiteru.

Hyo in menangis tersedu sembari berlari menjauh dari rumah.
Ucapan oemma dan song terus menggema dalam benaknya, kejadian tadi terlihat secara visual dalam pikirannya.
Begitu sempurna, kesedihan yang di rasakan hyo in.
Rasa bersalah membelenggunya.
Rahasia, bukanlah rahasia.. tapi kenyataan yang tak pernah ia ketahui.. jelasnya, yang takingin di ketahuinya. Kini terkuak, dan semakin menghantam dirinya oleh kesalahan atas sang eomma dan termasuk dirinya yang tak pernah tau tentang kehidupan sang kakak dan sang appa yang di kiranya telah meninggalkan dirinya. Ternyata sang kakak telah lama menanggung beban yang seharusnya di tanggung bersama sebagai anak kembar siam.
Tapi, sang appa.. namja baik yang mau menikahi eomma, demi kedua “hyoin” memiliki appa. Dan rela, menerima beban lebih berat lagi.. merawat sendiri seorang anak yang “hidupnya entah akan baik-baik saja” setelah di campakkan sang istri yang telah kembali pada namja yang pernah mencintainya demi uang yang di miliki sang namja brengsek itu!
Bukankah, mereka berdua terlalu menderita?
Dan semakin menderita lagi untuk song, saat sang appa tewas karena menolong orang lain dari ancaman gangster amerika.

Hyo in mengurutkan semua penjelasan yang di terimanya dari eomma, berita, diary song, dokter kim,, dari semuanya!! HANYA IA YANG TAK TAHU, kesadisan sang eomma!! Dan penderitaan sang appa dan sang kakak.

Ia duduk di sudut taman, menangis terisak di sana.
“hyo in?” seseorang menyebut namanya, seperti mendesah. Ia lekas duduk di samping hyo in.
Hyo in menghentikan tangisnya, saat mendengar desah suara siapa yang memanggilnya. Ia mendongakkan kepalanya, demi mendapatkan sosok yang memanggilnya.
Ya, KANG MIN HYUK!
Min hyuk mengusap pipi hyo in yang basah, dengan sapu tangannya. “aku lelah menunggumu dari tadi, di sana.. tapi, kenapa kau malah ke sini dan menangis?” ucap min hyuk sekenanya.
Ia tak tahu, bagaimana perihnya perasaan hyo in yang sedang mengerumuni benaknya.
Benar – benar perih!

Hyo in hanya sanggup memandangi wajah penyayang itu, sejenak rasa perih ituterlupakan saat mendapatkan wajah namja itu. Tanpa di sadarinya, wajah namja itu adalah namja yang sering muncul dalam mimpinya selama ia koma 3 tahun,, yang tanpa di sadarinya itu. Wajah namja yang selalu di nantikan untuk menyatakan cinta padanya, namja yang telah membuatnya jatuh cinta,  membuatnya melupakan kepenatan sejenak dan termasuk kesedihan seperti saat ini. Juga, namja yang selalu di rindukannya dalam keadaan Sadar ataupun tidak!!

Min hyuk yang menyadari yeojha di hadapannya itu terus memandanginya, “apakah aku begitu kyeopta?”
Hyo in lekas mendelik lalu mengusap pipinya. Hyo in mengatur napasnya.
“hyo in,, ada apa denganmu?”tanya min hyuk.
Hyo in langsung memeluk namja di hadapannya itu. Lalu, kembali menangis terisak dalam pelukan itu.
Hanya cara ini, hyo in bisa melampiaskan rasa kerinduannya yang selama ini terus membelenggunya  tanpa di sadarinya  selama tiga tahun!!
Min hyuk sedikit tersentak pada sikap hyo in, karena untuk pertama kalinya “seorang Kang Min Hyuk di peluk oleh seorang yeojha yang di sukainya! Setelah lama ia mengenal sang yeojha.. lama meninggalnkanya”.
“waeyoo?” dengan ragu, ia membalas pelukan hyo in.
“oppa.. jeongmal saranghae.. jeongmal bogosipoyo..”
Min hyuk tercekat. Diantara kebimbangan yang mengerumuni batinnya karena tingkah yeojha di hadapannya ini. Sekarang, ia menyatakan apa yang sebenarnya ia ingin katakan!

Angin sepoi di taman itu memberikan kesan lebih nyaman dalam pelukan mereka.
Benar – benar damai.

“nado..”
*****
“oppa.. apakah hari ini kau bisa menemaniku?”
“ne.. why not?!” min hyuk menjawabnya antusias sambil terus menggandeng hyo in, dan membiarkan hyo in terus memeluk lengan min hyuk.
Kebahagian mengerumuni kedua hati mereka.

Walau ada sedikit kejanggalan yang terbesit dalam benak min hyuk, “kenapa hyo in bertingkah seperti ini? Bukankah, belakangan ini.. ia begitu jutek, cuek.. tapi, ia benar – benar manja kali ini..”
Min hyuk membuang pikiran itu jauh – jauh. Walau ada prasangka buruk yang akan terjadi.

Min hyuk merasa menyukai kedua sifatnya.. jutek, cuek ataupun manja.. min hyuk tetap mencintai seorang “Hyo In”.

= TO BE CONTINUED=

<< PART II <<

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)