Wednesday, November 16, 2011

Noona Neomu Yeoppo


Tittle      : Noona neomu yeopo
Author  : devIL'21
Genre   :  family,, [apa lagi ya? _ish,, author bingung!! Nilai sendiri ajha..]
Cast       : Lee Jin Ki [Onew] , Lee Taemin, Kim Ki Bum [key] , Kim Jonghyun [jjong], dan Choi Min ho

ini salah satu FF YAOI ^^
HAPPY READING yAhh...

                Ternyata pagi telah menyambutku, yang baru tersadar dari lelapku saat sinar sang raja kehidupan menghujam kedalam kamarku dari sela-sela jendela kamarku yang terturupi korden.
“ih! Telat lagi!”seruku, dan segera bergegas berlarian kedalam kamar madi, yang berada masih diarea kamarku. Usai mandi, mengenakan pakaian khasku, yakni baju oblong dan celana jins, serta ditambah jaket biruku yang bermotif tengkorak hitam saat menyadari suhu pagi ini begitu dingin, aku segera bergegas kearah ruang makan untuk sarapan pagi
“ajummaaa…!! Aku pergi dulu.. annyeong”seru ku, seraya berlarian kebagasi rumahku, tepat disamping rumahku, setelah aku memakai sepatu kets hitamku.
Aku segera melesat dengan kecepatan tinggi dengan mobil sport biruku, melewati beberapa tikungan, melewati gedung-gedung yang menjulang tinggi, melewati keramaian yang memenuhi sudut jalan saat semuanya sibuk untuk beraktifitas sepagi ini. Tak lupa pula, ritual pagi saat melesat dengan mobilku adalah mendengar music dan mengikuti tiap lirik – lirik lagu barat itu.
Aku yang terlalu asik menikmati ritualku itu, tanpa sadar hampir menabrak seorang yeojha yang sedang menyebrang jalan. Dan untungnya aku bisa dengan tangkas merem mendadak! Hanya berjarak satu centimeter mungkin, antara mobilku dengan tubuhnya, Sehingga yeojha itu tak tidak apa-apa,
“oueiy!! Apa kau buta, ha? Ini jalan! Bukan taman!! Asal nyebrang aja! Kamu gag bisa lihat ya?”seruku, masih didalam mobil hanya kepalaku yang melongo keluar dari jendela mobil.
“mianhae,, mianhae..”ujar yeojha itu seraya agak membungkuk sedikit badannya, tetapi matanya tak menuju kearahku walau mengarah kemobilku. Astaga, yeojha itu sangat cantik. Tepat, sesuai dengan yeojha yang aku idamkan, ditambah ia yang mengenakan kemeja, rambutnya tergurai panjang, sampai sepinggang, walau dihiasi topi pada kepalanya dan celana jins biru, serta sepatu kets hitamnya. Lengkap! Itu idamanku!!
                Sepintas terpikir saat aku harus keluar dari mobil, dan ingin membantunya, sehingga ada peluang berkenalan dengannya, tetapi urung karena aku punya urusan penting dan ternyata seorang namja muncul dari sisi jalan dan menghampiri yeojha itu.
“mianhamnida,,”ujar namja itu padaku, lalu menuntun perlahan yeojha itu kesudut jalan, menyingkir dari perlintasanku.
                Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menancap gas mobilku dan bergegas melesat, walu wajah yeojha itu selalu menghantuiku.
“oppaaaaa….!”seru bocah kecil, dongsaengku, taemin, bocah yeojha berusia Sembilan tahun yang berlari menghampiriku seraya menangis tersedu dan memelukku dipinggangku didepan gerbang sekolahnya.
“ish? Waeyoo? Ada apa? Siapa yang mengganggumu lagi?”tanyaku padanya, mengelus pelan untaian rambut pirangnya.
“min ho, oppa… min ho, menggangguku! Tadi saja, dia seperti mau menciumku, tapi aku menampar duluan pipinya! Hikz.. hikz.. dia jahat oppa”tutur dongsaengku
“ih,, lalu, waeyoo kau menangis?”Tanya ku seraya nyengir kuda.
“donghae.. dia mencubitku, tapi dia sudah kabur”ujarnya
“ih? Sebenarnya kamu ini menangis karena min ho atau donghae?”tanyaku, yang agak bingung atas penjelasan dongsaengku yang polos ini.
“sebenenarnya karena shindong”ujarnya lagi, mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
“ish? Kau suka membuat oppa makin bingung. Ya sudah.. kalau begini ceritanya kita pulang saja. Oppa masih kecapek’an, oppa’kan baru pulang dari autralia”ujarku, seraya menuntun dongsaeng kesayanganku ini kearah parkiran mobil, yang tak jauh dari posisi berdiriku.
“ne”jawab dongsaengku itu, dengan semangat. Seperti kesedihannya tadi sudah menghilang, dan senyum dibibirnya yang menghiasi bibir mungilnya, dan itu yang selalu membuatku tersenyum saat melihat senyumannya itu.
Tiba-tiba, reflek mataku menangkap sesosok yeojha yang berdiri memaku didepan gerbang sekolah taemin, sedang menyandar tapi tatapan matanya kosong.
“oppa,,, ayyo! Kita ke café’kan?”Tanya dongsaengku, mengubar lamunanku yang terpesona oleh paras yeojha itu.
“ne…”ujarku, yang berjalan pelan kearah parkiran, walupun aku sesekali melirik kearah yeojha itu berdiri.
Tiba-tiba seorang namja yang sebaya denganku, dan seorang bocah namja menghampirinya dan berlalu begitu saja, seraya tertawa, mengobrol sesuatu pada ketiganya.
======================= =======================
                Tepat jam 11.30 a.m. yang tertera dilayar jam tanganku, aku segera melesat seperti biasa, menjemput dongsaengku. Walupun seharusnya aku menjemputnya masih sejam lagi, tapi aku berniat untuk sebentar jalan-jalan keliling kota seoul, kota yang sudah aku tinggali tujuh tahun yang lalu.
“annyeong ajumma.. aku mau jalan-jalan dulu, baru aku menjemput taemin”seruku, dan langsung menuju bagasi.

                Sesuai niatku yang awalnya, aku hanya menyusuri jalan-jalan kota ramai itu. Melewati gedung-gedung tinggi yang menjulang tinggi, melewati pertokoan, dan lain sebagainya. Yang jelas ramai oleh para penghuni bermata sipit, walau beberapa juga ada wajah-wajah orang asing.
                Dan kedua kalinya, aku mendapati sosok yeojha itu. Sedang duduk manis dan bersandar dibawah sebuah pohon, terlihat sedang asik mendengarkan lagu dari ipodnya, karena terlihat ia mengotak-atik ipodnya tanpa memperhatikan ke layar ipodnya.
Tanpa ba-bi-bu, aku segera memarkir mobil sportku ditempat yang agak lengang ditepi jalan. Lalu aku agak berlarian, menghampiri yeojha itu.
“annyeong… boleh’kah aku duduk disini?”tanyaku padanya, membuatnya agak terkejut. Itu Terlihat jelas dengan sikapnya.
“ne.. silakan..”jawab yeojha itu, tapi tanpa memandang kearahku.
‘yeojha ini kenapa tidak meminta maaf lagi ya? Atau membicarakan kejadian kemarin.. apa dia lupa?’tanya batinku, yang memperhatikan seluruh organ diwajahnya.
“hm.. apakah kau orang korea asli?”tanyaku, yang memecah kesunyian diantara kami
“ne, waeyo?”ujarnya, dengan tatapan lurus, tidak memandang kearahku.
“hm.. bisakah kau mengantarku berjalan-jalan?”tanyaku, tanpa basa-basi lagi saking bingung mencari alasan yang tepat.
“mianhae,, aku tidak mengenal kota ini.”ujarnya dan beranjak berdiri, dengan wajah yang agak kesal. Membuatku malah makin bingung, bingung atas pada yang baru aku katakan.
“hei.. mianhae.. mianhae.. duduklah lagi, aku tidak memaksamu. Aku juga bukan orang jahat”ujarku, seraya menarik pelan lengan yeojha itu.
“lepaskan aku!”serunya seraya mencoba melepas cengkramanku.
“hei.. aku hanya mau berkenalan” ujarku masih mencengkram pergelangan tangannya
“lepaskan aku!! Jika tidak aku akan berteriak copet!”serunya, tanpa pikir panjang lagi, Demi tidak mencari perhatian orang-orang disekitar, aku melepaskan cengkraman itu dan membiarkannya berlalu. Sayang, padahal aku hanya berniat untuk berkenalan, tapi apa daya jika melakukan itu, dan bisa membuatku babak belur pulang-pulang. Lalu, aku kembali lagi dengan tujuan awalku, menjemput taemin disekolah.
                Saat aku sudah berada didepan gerbang sekolah dongsaengku, terlihat dongsaengku berlari dengan senyuman girang saat melihatku.
“oppa…. Min ho! Min ho.. hampir menggigitku tadi” ujar dongsaengku seraya menangis! Sebenarnya ia menangis saat mendekapku, padahal saat pertama ia melihatku ia tersenyum riang.
“ooh,,, ne,, ne,, shindong? Donghae, bagaimana?”tanyaku, menggoda dongsaengku yang polos.
“ish? Oppa!! Gag.. tadi malah siwon ama kyuhyun yang mengerjaiku. Ia melempari aku cacing diatas mejaku, saat keluar main..”tuturnya dengan menangis tersedu – sedu, seraya aku menuntunnya kearah parkiran mobilku.
“hm.. sepertinya dongsaeng oppa banyak yang suka!eh,, gag boleh suka-suka’an.. masih kecil!”ujarku, menggoda dongsaengku, seraya nyengir kuda. Dan menancap gas mobilku.
“siapa juga yang suka’!!”seru dongsaengku, mendelik dan menjulurkan lidahnya. lalu mengalihkan wajahnya dari jangkauan penglihatanku dan melipat tangannya didepan perutnya.
                Tiba-tiba saat aku sedang berkutat dengan stir mobil, reflek mataku memandang kearah depan, dari balik kaca mobil depanku. Didepan sana, didepan gerbang sekolah taemin, aku melihat yeojha cantik itu lagi, sedang berdiri dengan tatapan kosong, ditengah keramaian para anak murid yang berhamburan keluar dari sekolah. hanya beberapa menit kemudian, seorang namja yang sama saat bersamanya kemarin, keluar dari gerbang sekolah bersama seorang bocah namja kecil yang digandengnya lalu menggandeng yeojha itu, dan berlalu.
                Keeseokan harinya, aku kembali lagi ketempat kemarin, tempat aku bertemu dengannya ditaman. Dan lagi-lagi, ia hanya duduk manis dibawah pohon itu, dan mendengarkan lagu dari ipodnya. Tak segan lagi, aku menghampiri yeojha itu lagi, berharap bisa mengenalnya.
“annyeong… bolehkah aku duduk disini?”sapaku, seraya beranjak duduk disampingnya.
“annyeong.. ne,, silakan”ujarnya, membuatku bingung.
‘apakah dia tidak mengingatku?’batinku.
“hm… lee jin ki imnida, onew.. kau bisa memanggilku onew”ujarku seraya mengulurkan tanganku, agar bisa bersalaman. Tapi, ia tak membalas uluran tanganku, ‘ih? Dia cuek banget!! Membuatku lebih ingin mengenalnya?!’batinku, merasa tertantang.dan menurunkan uluran tanganku, urung mencoba bersalaman dengannya.
“oh..”desahnya.
“iremi muosimnika?”tanyaku padanya, berharap ia bisa mengerti pertanyaanku, berharap ia mau menjawabnya.
“kau bicara pada siapa?”tanyanya, membuatku lebih tersentak, dan kesal tentunya.
‘ya,, ampun!! Ada ya, yeojha seperti ini? >.< , FIGHTING!! Onew!!’seruku dalam batin, menyemangati diriku, agar rasa penasaranku ini bisa binasa atas yeojha ini
“ne.. padamu, aku berbicara padamu..”jawabku
“oh.. cukup panggil aku key”ujarnya, dengan senyum manis yang tersimpul dibibirnya, membuatku malah lebih tertantang pada yeojha ini.
“ooh.. bangapseumnida, girl”ujarku, bingung ingin mengatakan apalagi.
“ne,, bangapseumnida, oh iya.. sekarang aku harus pergi, harus menjemput seseorang, mianhamnida”ujarnya seraya beranjak berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya karena sudah kotor oleh tanah yang menempel dicelana jinsnya.
“oh,, ne, gwenchana”ujarku
“eh..” sebenarnya aku ingin mengajaknya menjemput taemin, karena aku sudah tau, pasti dia akan kesana, menjemput bocah namja itu dan namja yang sebaya denganku tapi urung karena jika aku mengajaknya, pasti dia akan sadar bahwa selama ini aku sering membuntutinya. Ya sudahlah, lain kali saja aku mengajaknya.
===========================   ===========================
                Setelah kejadian hari itu, hari dimana aku berkenalan dengan yeojha cantik itu. Yeojha yang bernama key. Benar, sejak aku mengenalnya aku sering membuntutinya, memperhatikannya dari kejauhan, menikmati kecantikannya sebagai makhluk tuhan yang aku idamkan. Tapi, apa daya aku selalu urung melakukan sesuatu padanya, jika ia tidak memperhatikanku, atau dia selalu pergi berlalu begitu saja, atau namja yang sebaya denganku itu, namja yang sering kulihat bersamanya selalu muncul secara tiba-tiba, menyapaku dan membawa key berlalu begitu saja. Ergh.. selalu membuatku penasaran, dan tertantang untuk mengenal yeojha itu lebih dalam lagi.
===========================   ===========================
                Salah satu kejadian yang membuatku malah sangat tertantang dan menyukainya, adalah saat aku bisa mengenal keluarganya, dan bisa mengenalnya lebih dalam. Kejadian ini adalah tepat setelah beberapa peretemuanku yang kelima kalinya dengannya. Dan pertemuanku yang keenam adalah pertemuanku yng terakhir, dan aku mencoba untuk melupakannya, tapi tetap saja, aku dan dia bertemu pada pertemuan kami yang ketujuh, yang membuatku sangat kesal, itupun terpaksa.
===========================   ===========================
Saat itu, pagi sudah berganti siang, setelah pertemuan kami yang kelima kalinya, Yeojha cantik itu berlalu, meninggalkanku yang berdiri termenung memperhatikannya sedang berjalan. Saat aku asik menikmati, atas makhluk tuhan ini. Ternyata ada sebuah mobil, sedang melaju kencang dari sisi kanan jalan.tepat disebelah yeojha itu berjalan. Aku menoleh bergantian kearah mobil itu dan yeojha itu. Tapi yeojha itu sepertinya tidak sadar atas keberadaan mobil itu. Suara klakson mobil itu tak berhenti berbunyi, kecepatannya pun tidak berkurang sama sekali, sepertinya si supir’lah yang menunggu agar yeojha itu yang minggir. Tanpa pikir a-b-c lagi, aku segera melesat berusaha menghampiri yeojha itu. Ya,, tepat sudah berjarak  semeter antara mobil dan  yeojha itu . aku  mendekap dan mendorongnya keluar dari posisi berbahaya itu. Akhirnya, masih dalam posisi mendekapnya, dan kami berguling- guling karena jalan itu adalah penurunan walu tidak tajam, tapi membuat sekujur tubuh kami berguling kebawah. Setelah, aku dan yeojha itu berhenti terguling aku melepaskan dekapan itu, karena yeojha itu sudah berteriak histeris dan memukul bidang dadaku.
“lepaskan aku!!”jeritnya, tanpa mendengar teriakannya yang kedua dengan suaranya yang memekik ditelingaku.
“mianhamnida”ujarku, seraya melepas dekapan itu dan beranjak berdiri, dan tentunya membantunya berdiri.
“ommo… waeyo, key? gwencahanayoo?”Tanya seorang namja yang menghampiri kami, dan membantunya berdiri, mengabaikan bantuanku.
“ne.. gwencahana, jjong”ujar key, seraya membersihkan lengannya yang sudah ditempeli debu jalanan disekujur badannya, tentunya dipakaiannya.
“ommo,, anda lagi, Kamsahamnida,, kamsahamnida,,”ujar namja itu, namja yang selalu bersama yeojha cantik itu, dan berlalu begitu saja. Tanpa ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya untuk berterima kasih padaku, padahal kata-kata itu yang aku harapkan. Ya sudahlah, dengan bantuan dari orang – orang sekitar aku bergegas kerumah sakit. Karena sadar atas lengan kiriku yang sudah mengeluarkan banyak darah.
“ommo, ini jam empat sore, bagaimana taemin, dimana dia sekarang?”rutukku seraya menyetir mobilku hanya dengan tangan kanan, karena goresan saat menyerempet jalanan aspal tadi sudah diperban, dan masih perih jika aku memfungsikan tangan kiriku. Tapi, untungnya karena aku membawa kemeja, aku bisa menutupi goresan yang telah tertutupi oleh perban itu dengan lengan kemejaku.
                Saat aku sudah tepat berdiri, didepan gerbang sekolah taemin , ternyata gerbangnya sudah ditutup, jadi, tidak ada kemungkingkanan bahwa taemin masih didalam. Aku segera merogoh ponselku dari saku celanaku.
“annyeong… ne… taemin sudah pulang, ajumma?.. jinjja?... aigoo.. sekolahnya sudah ditutup.. oh, ok! Nanti, kalau taemin sudah pulan beri tahu aku ajumma.. arasso?.. ne.. annyeong”.
Kemudian aku segera melesat kearah mobilku dan menyetirnya. Melewati, sekumpulan orang-orang yang baru selesai dengan rutinitas mereka seharian, melewati hamparan gedung yang menjulang tinggi, melwati taman-taman, seraya menyapu jalanan dengan kedua bola mataku dikedua sisi tepi jalanan.
  Tepat angka ’05:03’ tertera dilayar jam tanganku, aku mendapatkan sosok yang aku kenali sedang masuk kedalam sebuah rumah makan. Tepat, berpapasan dengan mobilku. Tanpa pikir panjang, aku berhenti dan memarkir mobilku ditepian jalan. Dan segera mengejar sosok itu.
Dalam misi pengejaranku itu, ternyata tak jauh ia melangkah, sosok itu yang menggandeng seorang namja kecil berhenti tepat didepan rumah makan itu, lalu dituntun seorang namja sebayaku yang muncul dibalik pintu rumah makan itu, namja yang aku tidak bisa melupakan wajahnya. Dan aku hanya berjarak lima meter dari mereka.
“oppaaa….”panggil seorang yeojha kecil, seraya berlari kearahku.
“taemin? Kau disini? Dengan siapa?”tanyaku beruntun, agak terkejut saat kemunculan taemin dari kerumunan itu. Aku segera menangkap tubuhnya dan mendekapnya dengan sejajar setingginya.
“ne.. oppa.. apa oppa lupa dengan dongsaengnya yang tercantik ini?”serunya masih mendekapku
“dongsaengnya oppa hanya satu, ya jelas.. berarti hanya kamu yang paling cantik!”ujarku seraya mengelus pelan rambutnya yang tergurai indah diterpa sinar senja.
“hehe.. ne.. ne.. aku disini sama min ho, aku diajak eonninya, karena takut jika aku kenapa-kenapa terpaksa aku ikut”ujarnya, seray melepas dekapan erat itu.
“ooh,, siapa?”tanyaku, seraya berharap semoga yeojha yang aku idamkan itu adalah eonninya min ho.
“oh,, itu dia!”seru dongsaengku, dan menunjuk kearah yeojha yang memang aku harapkan.
“taemin,, bawa oppamu kesini! Kita makan yuk!”seru seorang bocah namja, seraya melambaikan tangan kearah kami, dari kerumunan itu.
“otte!!”seru dongsaengku membalas ajakan bocah namja itu.
“ayyo,, oppa!! Kita kesana.. eonnienya baik sekali padaku, kau harus mengenalnya”ujar dongsaengku, dan menuntunku kearah kerumunan itu, sebenarnya saat dongsaengku mengatakan itu aku menyengir sendiri. Membayangkan bisa mengenalnya lebih dalam lagi. Mengenal yeojha yang selama ini aku idamkan, bisa lebih mengenalnya dipertemuan kami yang keenam ini, tentunya bisa menjalin hubungan yang baik dengannya.
“silahkan… aigoo.. apakah anda namja yang membantu key tadi?”Tanya namja itu yang wajahnya sudah aku hafal.
“ooh,, ne.. jin ki imnida,, lee jinki..”ujarku dengan senyuman sumringah disudut bibirku.
“ooh.. jin ki? kim jonghyun,. Panggil aku jjong saja”ujar namja itu
“anioo,, panggil saja onew, lebih akrab”ujarku, tak lupa aku mencuri pandangan kearah yeojha yang duduk berhadapan denganku, seraya menyantap hidangan yang terhidang diatas meja.
“onew? Sepertinya aku sering mendengar nama ini.. kau onew?”tanyanya, tapi tanpa menatap kearahku. Sikap inilah yang membuatku ingin semakin dekat mengenalnya.
“ne..”jawabku tegas, dan senyumanku terbentuk disudut bibirku.
“oohh.. onew..”desahnya
“jjong,, ini onew, yang sering bertemu denganku ditaman, aku sudah menceritakannya, bukan?”ujar yeojha itu, tapi tidak menatap pada jjong malah asik berkutat dengan sumpitnya.
Malah taemin, menyikut pingggangku, tapi aku mengabaikannya. Entah! Apakah dia sedang asik berkutat dengan min ho, atau apalah. Yang jelas aku lebih menikmati obrolan antara orang yang sedewasa denganku.
‘ooh,,”desah jjong, manggut-manggut mengerti. Dan sesekali adegan jjong menumpahkan beberapa sayuran dimangkok key, membuatku agak kesal. Tetapi, mana mungkin aku melakukan sesuatu pada key, jelas-jelas aku bukan siapa-siapa mereka.
“oia,, kamsahamnida yang tadi pagi”ujar namja itu, yang membuatku agak tersedak. Aku segera meraih gelas yang telah berisi jus leci, pesananku dan menyesapnya cepat agar menghilangkan rasa tersedakku.
“ne.. cheonmaneyo”ujarku dengan rasa bangga yang membukit, berharap key juga mengatakan itu padaku. Tapi, selama aku menunggu kata-kata itu terucap dari bibirnya, ia tak pernah mngatakannya hingga,
“aigoo.. ini sudah jam enam sore. Seharusnya aku dan taemin pulang sekarang, tunggu sebentar”ujarku, seraya bergegas berdiri, meninggalkan kerumunan itu, dan melesat kearah kasir. Setelah transaksi bayar-membayar, aku kembali muncul dihadapan mereka, dan berpamit pulang
“minhamnida, aku dan taemin harus pulang, karena lusa aku harus kembali keaustralia, meneruskan studyku, mianhamnida.. kamsahamnida”ujarku dengan penuh rasa bangga, agar key bisa terpesona akan kepintaranku. Tapi, tetap saja, dia membalas dengan sikap dingin. Lalu aku meninggalkan mereka dan menuntun dongsaengku keluar dari rumah makan itu.
Tapi, tiba-tiba
“onew!!”panggil seorang namja yang kukenal, jjong! ia berlari  dan menghampiriku, saat aku membalikkan badan mengarah padanya.
“waeyoo?”tanyaku, dengan penuh kebingungan walau sejuta harapan bisa dekat dengan key ada.
“ini,, datang ya”ujarnya lalu menyodorkan sebuah lembaran yang penuh dengan ukiran, tetapi tidak jelas apa tulisannya karena menggunakan huruf hangul. Sedangkan aku sudah lupa bagaimana membaca huruf hangul. Tanpa aku menyodorkan pertanyaan padanya, aku segera berlalu bersama dongsaengku. Dan membalas lambaian tangan key, jjong, dan min ho kecil, padaku dan taemin dengan senyuman.
“taemin!! Bacakan! Oppa sudah lupa huruf hangul..”ujarku seraya mengontrol stir mobilku dan nyengir kuda
“otte!! Orang korea, kok gag bisa bahasa sendiri!!”seru dongsaengku, lalu menyambar lembaran itu diatas tumpukkan kaset didalam mobil.
“biarin!! Oppa’kan orang Australia”ujarku, sombong.
“lah? Oppa kok ng-sok banget!! Nyetir make tangan kanan dong!”serunya yang baru sadar, bahwa aku telah me_nonaktifkan fungsi tangan kiriku.
“liat aja nanti”jawabku, karena sudah lebih tertarik atas apa isi lembaran itu
“ekhemp.. ekhemp!!”deham dongsaengku, merayuku karena sudah tak sabaran
“eeh? Jjong oppa ama key eonnie memang baik, apalagi jjong oppa,, ckckck,, baik sekali”ujar dongsaengku seraya membuka lemaran itu dari lapisan plastic yang membungkusi lembaran itu
“maksudnya?”
“ish!! Siapa suruh pabo!! Buta membaca hangul korea!!”seru dongsaengku, melanjutkan penghinaan atas  kebodohanku dalam membaca hangul.
“iiii… bilang aja!! Apa isi suratnya!”seruku, agak kesal. Karena seruanku itu, wajah taemin berubah cemberut, matanya sudah berkaca-kaca, jelas dia mau menangis.
“eeeeh…. Kalau orang pintar, mana ada yang cengeng!”seruku, yang membuatnya malah terlihat lebih kesal, lipatan dibibirnyapun nampak, matanya sudah berkaca-kaca,
“cup.. cup.. kalau masih nangis aku akan bilang keteman-teman taemin! Bagaimana? Ke min ho!”ancamku, karena kalau rayuan tidak bisa menghalanginya mau menangis, terpaksa aku mengambil jalan licik yakni mengancamnya. Tetesan air matanya pun jatuh lalu diusapnya agar tak terlihat olehku.
“ne.. ne.. aku gag nangis kok!”serunya, mengusap pipinya yang basah karena tetesan aira matanya mengalir dipipinya
“iya sudah,, oiya ,, maksud taemin tadi apa?”tanyaku dengan nada datar, agar ia tidak merasa tersinggung atau apalah yang bisa menyusahkanku selama perjalanan pulang.
“jjong oppa itu baik banget ama key eonnie,,”ujarnya, dengan nada parau, karena ia sudah menangis tadi
“sebaik apa?”tanyaku, mencoba membandingkanku dengannya.
“iii.. dasar pabo!! Memang menyusahkan punya oppa kayak oppa, bener-bener manusia purba!”serunya, sepertinya sedang meluapkan emosinya yang tadi. Tapi, tak apalah dihina olehnya, kebetulan dia dongsaengku. Yang jelas aku bisa mengorek tentang key.
“nanti aja ngatain oppa,, certain dulu”ujarku, memaksanya walau rasanya ingin melumat dongsaengku saking penasaranku sudah menggebu-gebu.
“ne,, oppa tau’kan key eonnie itu buta? Jjong oppa yang selalu menemaninya”ujar dongsaengku dengan polos. Mendengar pertanyaan itu, aku terkejut berat. Benar sudah, seluruh pertanyaan atas kepenasaranku bahwa key yang tak pernah menatap kearahku saat melihatku atau kejadian tadi pagi. Membuatku mengerti, mengapa ia bisa bersikap itu padaku, termasuk pada orang kain.
“jinjja?”tanyaku balik, agak menurunkan kecepatan mobilku, dan menoleh kearah dongsaengku yang duduk manis disampingku.
“aigoo… oppa, belum tau?”tanyanya balik lagi, alhasil, saling melontarkan pertanyaan.
“not yet”jawabku singkat. Tak menyangka yeojha yang aku idamkan itu adalah seorang yang buta. Tetapi, tak apalah, setidaknya jika aku menjadi namjachingunya aku yang akan selalu disampingnya, selalu menuntunnya.
“tuh’kan.. katanya ketemu udah lima kali, tapi gag sadar kalau lawan bicaranya buta!”ujar dongsaengku, sepertinya ingin menginjak harga diriku.
“iya, gitu deh”ujarku, membiarkan ia melumat harga diriku, yang jelas lebih tau tentang yeojha itu
“aigooooo….. jjong oppa dan key eonni akan menikah! Besok!”seru dongsaengku, dengan nada yang tidak bisa dijelaskan seperti senang, terkejut! Dan membuat aku tentunya merem mendadak saking terkejut. Untungnya itu dibagasi rumahku! Bukan dijalan raya, aku hanya terperangah kedepan.
“oppa!! Sakit”keluh dongsaengku memegang keningnya karena terbentur.
                  Esok harinya, terpaksa aku harus datang untuk memenuhi undangan pernikahan seorang yeojha yang sangat aku harapkan menjadi pendampingku, malah ia menikah dengan orang lain. Aku harus menerima ajakan taemin, sebelum ia bisa curiga padaku. Sejak kejadian merem mendadak dan banyaknya pertanyaan yang aku lontarkan demi mengetahui tentang key, yeojha idamanku, taemin sering curiga padaku. Oleh karena itu, untuk mengurangi perasaan penasarannya padaku, terpaksa aku harus menerima ajakannya, memenuhi undangan pernikahan.
                  Saat acara pernikahan,aku merasa hanya akulah satu-satunya yang menjadi hadirin yang paling sedih, kesal, dan lain sebagainya. Berbeda dengan dongsaengku, malah tersenyum girang memperhatikan kedua mempelai itu bersanding. Walupun sesekali, min ho mengganggunya dan aksi kejar mengejarpun terjadi ditengah acara pernikahan itu terjadi.
                  Aku hanya terperangah melihat kedua pasangan itu, si yeojha yang benar-benar cantik! Yeojha idamanku, dan sekarang milik orang lain, dengan seorang namja tampan disampingnya dengan senyum sumringah disudut bibirnya.
===========================   ===========================
                  Sejak saat itu, aku seorang lee jin ki, hanya bisa berharap mendapatkan yeojha yang baik dan cantik sepertinya, walau hanya angan-angan saja bisa mendapatkannya lagi, tapi sebgai janda?
Tidak! Aku mengharapkan seorang yeojha secantik taemin, dongsaengku yang paling cantik.

Iiiish… apa maksudnya ff ini? Gag seru!! Belum dapet fillnya,,,
‘kekekek’
Ya iyalah!! Author’kan belum berpengalaman
Kekekek’
Gomawo bagi yang idah baca,, mianhamnida bagi yang kurang suka ama ceritanya.. atau apalah…
Ne…
#deep BoW

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)