Wednesday, November 9, 2011

Did You Ever Love Me [Part I]

Title : did you ever love me part 1
Author : Song Hyo In
Cast : han hyo jin aka Girendi Jun
Kim hyun jun
kim jae joong

annyeong >.
Happy Reading ^^

Let's begin!

=Hyun jun's P0V
hampa.
Saat,, Detik, menit, berlalu.. Sejak mentari menyudut dsisi langit menghujamkan sinarnya di tiap inci pada permukaan bumi
Aku masih terdiam, duduk bersandar dbingkai jendela kamarku agar bisa memantau siapapun yg berlalu lalang dr balik jendela kamarku
Hingga sang mentari menyudut, akan tenggelam
Meninggalkan semburat merah dlangit
keMana dia?
Yah, aku menunggunya
Seorang yeojha yg sedari tadi membuat hatiku janggal

Deg

itu dia!
seorang yeojha berjalan diatas trotoar tepat disamping apartemenku. Dia berbelok mengarah kepintu utama masuk keapartemen -apartemen kami-. Tapi, ada yg aneh dr gelagatnya.
Dia setengah berlari, kikuk menoleh kebelakang.
Apa dia buru-buru?
Dari atas sini, aku bisa melihat bagaimana ia meremas jaket yg dikenakannya
ada apa dengannya?
Rileks, sorot mataku berpindah keseseorang yg sedang berlarian dibelakangnya.
Namja.
Dia mengejar hyo jin?
Wae?
Mereka hanya berjarak beberapa langkah, dan sesaat kemudian namja itu sudah tepat berada dibelakang hyo jin.
Dipeluknya hyo jin dari belakang dan meletakkan dagunya diatas pundak hyo jin.
Terkejut. Tingkah namja itu membuatku terkejut dan terselimuti amarah, begitupula dengan hyo jin,
Ia tak kalah kagetnya hingga ia menggoncangkan tubuhnya agar terlepas dari pelukan itu.
Tapi, apa daya sang namja terlalu kuat.
Siapa namja itu?!

=author's POV
"lepaskan aku!" teriak hyo jin, berusaha melepaskan dirinya dari pelukan itu.
"apa kabar hyo jin?"ujar namja itu, tak menggubris kata-kata hyo jin.
hyo jin terus meronta - ronta, sampai akhirnya sang namja melepaskannya.
PLAK
semburat merah muncul pada pipi kiri namja itu, bekas tamparan hyo jin
"apa yg kau lakukan?" tanya namja yag bernama jae joong itu, sambil mengelus-elus pipinya.
hyo jin menatapnya marah. Sorot matanya yg tajam dan mematikan mengarah pada namja itu.
"kau masih marah?"
hyo jin tak berkata apapun.
"kalau kau masih marah, lakukan apapun padaku, lakukan apapun sesuai maumu agar kau memaafkanku... Pukul saja aku" namja itu meraih tangan hyo jin dan memukul - mukulkan tangan hyo jin pada bidang dadanya
"maafkan aku"
hyo jin menarik tangannya lalu membalik badannya dan mulai berjalan lagi, mengabaikan namja itu.
Tetapi, namja itu meraih tangan hyo jin dan hyo jin terpaksa menghadapnya
"apa yag kau inginkan lagi?" kata hyo jin, berat dan tatapannya yg tajam.
"aku ingin kau memaafkan-ku"ucap namja itu lirih.
Hyo jin mengatup mulutnya erat.
Sekali lagi, namja itu meraih tangannya.
"aku benar-benar minta maaf! Aku merindukanmu! Aku masih..." namja itu menatap hyo jin lekat - lekat "masih mencintaimu... Apa kau masih mencintaiku? Apa kau mau kembali padaku?"

= hyo jin's POV
dia mencintaiku? Dia masih mencintaiku?
Manusia yg paling kubenci selama hidupku, muncul dihadapanku lagi? Dan
Dia ingin aku kembali padanya?
"maafkan aku" katanya lirih
maaf?
kata itu yg aku hindari selama ini, saat aku bertemunya lagi. Semudah itu, memaafkannya setelah apa yg dilakukannya padaku?
"jeongmal mianhamnida, jeongmal saranghaeyoo..." ucapnya lirih,
tapi, hati ini.. Benar-benar masih ada untuknya.



Hyun joong!
Aku mencintainya! Dia namjachinguku! Aku akan menikah dengannya!
"tidak.. Aku mencintai namja lain.. Aku sudah menikah... Jadi, tolong.. Tinggalkan aku.. " kataku berat..
Dan hati ini, tak tega melihat sorot matanya yg melemah dan sayatan luka dihatinya lewat sorot matanya...
Apa benar dia masih mencintaiku?
"jeongmal mianhamnida"
maaf? Kenapa aku yg meminta maaf?
Apa aku menyesal menolaknya?
Seharusnya, itu yg kulakukan!
Ia pernah membuatku menderita!
Kim jae joong!

Aku langsung melangkah gontai meninggalkannya kearah apartemen.
Menyesal?
Kasihan?
Jujur, aku ingin berbalik dan mengatakan "ya, aku ingin kembali padamu.. Karena aku msih mencintaimu!"
tapi, tak mungkin! Hyun jun adalah namjachinguku... Aku mencintainya!
Otakku pening. Lelah berpikir dan berkutat dengan perasaan yg kini membalut dihatiku hingga Tanpa sadar, aku mengabaikan seseorang yang memang sudah berdiri didepan pintu kamarnya, yang bersebelahandengan pintu kamarku.
"siapa dia?" tanya namja itu dingin, saat aku memutar kenop pintu. Tanyanya itu membuatku terlonjak, sadar pada dunia nyata -dari lamunan-
"siapa dia?"tanya namja itu, bernama hyung jun, namjachinguku.
Bingung. Otakku terlalu pening untuk menjawabnya sehingga aku hanya menggeleng lalu mendorong pintu, hendak masuk sebelum ia merentangkan lengannya dihadapanku untuk menghadangku masuk.
Akupun menoleh padanya.
Sorot matanya tajam, tapi dingin.
Mengerikan.
"dia jaejoong?"

deg

dia tau darimana?
"entahlah... Biarkan aku sendiri! Jangan ganggu aku!" seruku lalu menerobos masuk, dan bisa kurasakan lengannya melemah.
Apa dia marah?
Tanpa pikir panjang aku langsung menutup pintu.

= hyung jun's POV
dia masih mencintai namja itu.
Itu yang bisa kusimpulkan saat aku bisa membaca sorot matanya yang bingung.
Seorang hyo jin tak'akan pernah kebingunan seperti itu.
***********
"hyo jin? Apa kau mencintaiku?" tanyaku, ditaman setelah 2 hari aku dan hyo jin tak saling menyapa karena kejadian itu.
Aku ingin hyo jin menjadi milikku sesungguhnya.
Hyo jin mengangguk.
Aku pun menyeringai bahagia."nado... Jeongmal saranghaeyoo.." kataku sambil merangkulnya.

= author's POV
indah. Kata itu yg bisa menggambarkan keadaan taman sesaat hyo jin dan hyung jun duduk berdua, dan menumpahkan perasaan yg menjanggal setelah mereka tidak saling menyapa.
Tetapi, semuanya berubah. Saat seorang namja muncul tiba-tiba dihadapan mereka.
"hyo jin.. Annyeong haseyo?" salamnya ramah, dengan seringainya yg manis. Tentunya membuat hyungjun dan hyo jin terkejut.
"annyeong?"ulangnya namja itu, karena hyo jin maupun hyung jun tak menanggapinya
hyo jinpun melempar senyum yg terpaksa dan melempar pandangannya kearah hyung jun disampingnya.
Hyungjun juga hanya menyeringai lalu membungkuk sekali "annyeong... Bangapseumnida.."katanya sambil tersenyum getir
namja yg bernama joon jaejoong itupun tersenyum, lalu membungkuk sekali "annyeong.. Bangapseumnida"katanya"apa aku mengganggu kalian? Aku hanya jalan-jalan dan melihat hyo jin disini"tuturnya, tapi hyo jin terlihat mengabaikannya
hyungjun menoleh kearah hyo jin lalu menjawab, "anio... Silahkan duduk" ucap hyung jun, lalu bergeser kekanan. Tapi, namja itu malah duduk bersebelahan dengan hyo jin.
Hyung jun menyeringai kesal.
"apa ini nampyeonmu, hyo jin?"tanyanya, membuat hyung jun terkejut sedangkan hyo jin tidak terlalu, karena ia sudah tau bahwa namja itu pasti akan bertanya seperti itu.
"apa dia nampyeonmu hyo jin?"
hening. Beberapa saat, hyo jin menyibakkan rambutnya, hyung jun hanya menunduk menonton rerumputan berdendang saat terpaan angin menabrak dan dihujam sinar mentari yg sudah menyudut.
Hyo jin sembunyi-sembunyi meraih kepalan tangan hyung jun dan mengangkatnya lalu meletakkannya diatas pahanya, "ne.. Dia nae nampyeon" katanya tegas, tapi itu benar-benar menyakitkan hati jaejoong...
"oh,, kyeopta" ucapnya lirih, seraya membungkuk pelan pada hyung jun yang menampangkan wajah kebingungan. Kemudian, tatapannya mengarah pada hyo jin lagi, "mianhaeyoo... Aku memang lelaki brengsek... Tapi, kau tidak perlu melakukan ini.. Tidak perlu berbohong kalau kau telah menikah... Aku sudah menanyakan jae rii bahwa kau tak pernah menikah dan kau tidak mempunyai namjachingu.." tuturnya panjang lebar. "jeongmal saranghaeyoo" dia mencondongka wajahnya kedepan wajah hyo jin, lalu ia memegang tengkuk hyo jin dan ia mendapatkan ciuman.
Hyo jin melotot, beberapa saat dia pasrah lalu melepaskan ciuman itu dan menampar pipi jaejoong.
Ia menoleh kesebelah kanan dibangku itu. Dilihatnya sosok namja, dengan tatapan pedih, berang, dan.. Itu membuat hyo jin tak bisa berkutik. Mengerikan.
Hyung jun mendaratkan tinjunya tepat dipipi kiri namja itu sesaat setelah ia berdiri dengan wajah geram. "apa yang kau lakukan!"bentaknya
"dia yeojha yang kucintai" tegas ucapannya dengan nada tak bersalah sambil mengusap pipinya.
Hyung jun memindah sorotan kearah yeojha yang dicintainya itu. Hyo jin diam tak berkutik, dari sorot matanya ia ketakutan, bingung, geram.. Tapi, ada yang aneh.. Ada perasaan yang aneh.
Dia senang?
Sial. Seorang hyung jun selalu bisa membaca semua perasaan dari yeojhachingunya itu.
Hendak dia ingin meninju namja itu, hyung jun berbalik dan meraih jaketnya dari bangkunya tadi sambil menyeringai getir. "mianhaeyoo..."katanya pada jaejoong.
Jaejoong menyeringai getir tapi berubah seringai bahagia.
"aku tau kau melindunginya.. Tapi, hanya aku namja yang bisa melindunginya dari siapapun.. Dan hanya aku namja yang tulus mencintainya" ia merangkul hyo jin. Membiarkan hyung jun berlalu.

=hyung jun's POV

"huuueft.." desahku.
Ada gempuran detak jantung yang semakin mendobrak untuk berdetak makin kuat, tanganku ingin membukam dan membuat namja itu ketakutan, oksigen sepertinya sudah tak tersedia untuk paru-parunya.
Ini terlalu perih.
Dia MASIH mencintai namja itu
Kubiarkan langkah kakiku berjalan gontai. Pelan.
Menunggu ia -hyo jin- akan mengejarku. Tapi, sampai aku dipenghujung taman. Tak ada tanda-tanda ia mengejarku.
Ia memang masih mencintai namja itu.

************
TOK TOK -
sesaat kemudian TOK TOK
hening. Hyung jun tak beranjak dari kamarnya bercorak klasik itu. Ia asik berkutat dengan guling dan membuka album-album photonya.
Sekali lagi, TOK TOK
ketukan pintu itu tak membuatnya bangkit.
Dan berhasil, suara ketukan itu berhenti. Membuat hyung jun merasa lebih rileks, tetapi
TOK
ada sesuatu yang terketuk dijendela balkon apartemennya. Hyung jun pun beranjak kesana dan menemukan beberapa kerikil berserakan di sekitar jendela, diatas lantai balkon.
TAK
sesuatu tepat mengenai keningku.
Pening.
Ternyata sebuah kerikil yang tadinya mengenai keningku.
Ku meraih kerikil itu dan mencoba melihat ke setiap arah, darimana sumber lemparan itu.
Saat mataku rileks dalam pencarian asal muasal kerikil itu, aku melihat ada tangan seseorang yang melambai padaku sambil tersenyum. Seorang yeojha dari samping balkon.
Aku melempar senyum yang dipaksakan.
"mianhamnida... Chagiya.." katanya lirih, tapi dengan wajah tak berdosa.
deg
dia meminta maaf setelah ia mencampakkanku?
Aku tersenyum getir.
"gwenchana..."jawabku, dengan senyuman paksa terbingkai lewat bibirku.
Ia menyeringai bahagia.
Dia senang.
"kenapa kau tidak membukakan pintu?"tanyanya sambil duduk dibangku kayu yang memang selalu bertengger dibalkonnya. Biasanya kursi itu yang menjadi saksi bisu saat aku dengannya mulai 'merasakan cinta'. Dia duduk dibangku kayu, begitu pula denganku, yang hanya berjarak 5 meter antara balkon kita.
"ah? Aku.. Aku dari kamar mandi,," jawabku, hampir melupakan bagaimana ia membuatku sakit hati pada kejadian tadi sore...
Aku tak tega mengabaikannya.
Senyumnya.
Wajahnya.
Selalu terbayang dalam pikiranku.
Lamunanku hanya tentangnya. Bagaimana caranya aku mengabaikannya?
Hyo jin, tak bisakah engkau menghargaiku, sebagai namjachingu mu yang tulus mencintaimu! Tapi, jaejoong... Namja yang masih di cintainya muncul lagi.
"maen kekamarku?"tanyanya, agak redam karena jarak kita memang agak jauh.
Aku menarik kursi kayu ku dan mendudukinya di sudut terkiri dari balkonku.
"andwe... Aku lebih suka saat kita seperti ini"
aku bisa melihat wajahnya dari sini. Begitu indah saat sinar bulan menerpa pada wajahnya, yeopo.
Dia menggerutu sendiri, sehingga aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. "apa yang kau katakan?"
"eobseo" jawabnya tegas.
Hening. Beberapa saat, diantara kami tidak ada yang bicara. Hanya sepoi angin malam yang menyambut keheningan itu. Menerbangkan uraian rambutnya yang hitam lekat dan wajahnya yang terpaku.
Ia sedang melamun. Saat itupun, ia begitu yeopo.
"hm.. Bagaimana dengan jaejoong?"tanyaku, sekenanya. Berharap ia tidak akan tersinggung.
"baik" jawabnya juga sekenanya.
Baik? Hubungan ia dengan jaejoong baik???? Apa benar ia...
"apa kau masih mencintaiku?"tanyanya sekenanya, dengan tatapan kosong. Membuat gejolak hatiku terguncang.
"ne.. Wae? Bagaimana denganmu?"
"seperti biasa.. Hati ini belum bisa berpindah alih.." jawabnya sekenanya, sambil terkekeh gusar.
Hebat. Dia selalu membuat hatiku terpingkal-pingkal kesenangan.
"chagiya..."panggilnya mendesah.
"eum?"aku menatapnya lekat-lekat walau jarak kita memang jauh, tapi aku bisa melihat sorot matanya.
"aku.." ia menarik napas panjang, "aku.. Minta maaf jika selama ini aku pernah membuatmu kesal, sedih," ucapannya terpotong saat aku menyelanya
"dan bla-bla-bla-,, sudahlah.. Anggap saja semua itu berlalu" tuturku sambil menyeringai.
DUBRAK
seorang yeojha tiba-tiba muncul dari balik pintu balkon apartemen hyo jin,
"hyo jin!"teriak yeojha itu lalu memeluk hyo jin secara tiba-tiba.
Aku tak mengenal yeojha itu, tapi, dia dan hyo jin sepertinya akrab.
Hyo jin melambaikan tangannya dan mengisyaratkan untuk izin masuk kedalam apartemen bersama yeojha itu.
Siapa yeojha itu?
=hyo jin's POV

"jae rii.. Ada apa malam -malam begini kesini?" tanyaku sambil menyodorkan secangkir teh padanya.
Yeojha itu mulai terisak. Membuatku kebingungan.
"waeyoo saeng?"
jae rii menyeka air matanya yang mulai mengalir dikedua pipinya.
"eonni.. Tolong aku.. Untuk kali ini dengarkan aku"katanya berat, dan matanya berkaca - kaca. Ia meraih tanganku dan meletakan diatas kedua tekukkan kakinya.
Aku pun semakin bingung.
Apa yang telah terjadi?
"wae? Jelaskan pada eonni... Eonni tak mengerti.." tuturku sambil menggeleng pelan padanya.
"eon.. Eonni harus menerima oppa!"
DYARR
seperti ada pecahan piring raksasa yang jatuh bersamaan dengan suara petir yang menggelegar.
Apa maksudnya?
"apa maksudmu saeng?"
"kau harus menerimanya kembali! Aku meminta... Bukan menyuruh... Tolong eonni.." tutur jae rii, yeodongsaeng jaejoong. -kadang ia memanggilku eonni dan kadang memanggilku dengan namaku saja, karena kita hanya berjarak beberapa bulan dan dia seangkatan denganku-.
"lupakan bagaimana ia mencampakkanmu! Lupakan bagaimana ia sering membuatmu terluka! Tapi,, ingat bagaimana sosok jaejoong terkapar tak berdaya menantimu? Menanti yeojha yang dicintainya.. Dan yeojha itu masih mencintainya" aku hanya terperangah pada ucapannya.
Semua memang adanya.
"hyo jin.. Oppa sakit! Dan ia hanya menginginkanmu!"seru jae rii, sambil menyeka tiap tetesan yang mengalir lembut dipipinya.
Sakit?
"jae rii.. Aku tak tahu" jawabku sekenanya, sambil menunduk. "dia sakit apa?"
"dia akan mati!! Segera!" jae rii semakin tenggelam dalam dukanya, dan aku?
Aku bimbang.
Apa yang baru kudengar? Apa yang ada dalam benakku, fikiranku... Apa yang harus aku lakukan!
"eonni... Aku mohon" ku lihat, wajah ter-iba yang pernah ku lihat dari sosoknya.
Tapi, ada seruan dalam hatiku 'terimalah jaejoong... Kau masih mencintainya..'
tapi, wajah hyung jun tiba - tiba muncul dalam bayangan. Membiasakan tiap pikiran untuk menerima jaejoong kembali.
"aku tidak bisa.. Aku milik hyung jun.. Dan aku memilikinya.."kataku lirih, tapi seperti terdengar menyesal.
"eonnie.. Tolong.." isaknya semakin dalam. "aku akan bicara pada hyung jun oppa"
"anio... Biar aku"
biar aku? Berarti aku menerima permintaan jae rii? Mau untuk menerima jaejoong dan mencampakkan hyung jun?

************
"aku masih mencintaimu chagiya... Tapi, sejak saat ini.. Kita putus." ucapku tegas tapi, itu benar-benar menyakitkan. Aku hanya melihat sekilas wajahnya yang polos, dan tiba-tiba aku mengatakan hubungan kita putus? Wajahnya tanpa ekspresi.
Aku langsung berlari, meninggalkannya yang masih terduduk dibangku taman yang biasanya menjadi tempat favorit kami bersama.
Aku berlarian ugal-ugalan sambil menyeka tetesan demi tetesan air mataku yang mengalir di kedua pipiku.
Aku jahat? Yah.. Aku lah seorang yeojha yang tak tau malu,,
saat aku pernah tersakiti oleh seorang namja.. Seorang namja menghilangkan bekas sayatan perih itu,, aku pun membuka pintu hati untuknya walau masih ada ruangan lain yang masih terisi oleh namja yang pernah menyakitiku. Dan kini,, namja yang masih kucintai, yang menyakitiku.. Datang dan memelas cintaku.
Lalu, yang kulakukan menerimanya dan mencampakkan namja yang telah mengisi hari-hariku dengan canda-tawa, kesenangan.
Itulah aku.. Han Hyo jin,,

=hyung jun's POV

pantas.. 2 hari ia tak menampakkan dirinya dihadapanku... Ternyata, ia ingin mengatakan ini semua.
Ia lebih memilih jaejoong daripada aku.

************
Sejak saat itu, hyo jin.. Tetanggaku, sekaligus MANTAN yeojhachinguku... Hilang.. Ia menghilang dari hidupku.
Aku tak pernah melihatnya lagi, sejak saat itu, dua hari yang lalu.
Argh! Hyung jun,, ingat! Kau kemarin dicampakkannya... Tapi, kau malah merindukannya... Apa dia merindukanmu? TIDAK!
Kata-katanya masih terngiang saat itu, 'aku masih mencintaimu'
dia masih mencintaiku. Mencintaiku tapi, ia meninggalkanku.
"huuueft"
kusenderkan badanku pada bingkai pintu dan memandang kearah balkon apartemennya.

=flash back On=
"kyaaaaaaaaaa!!!" jerit seorang, saat aku sedang asik bercengkrama dengan laptop ku.
Siapa itu?
Aku yang sadar bahwa suara itu berasal dari balkon, aku segera ke balkon apartemenku.
Aku menyapu pandangan ke setiap sudut, dan saat itu juga aku menangkap sosok yeojha sedang berdiri di ujung balkon dalam posisi berbahaya.
Dia mau bunuh diri?!
Aku pun berlari ke tepi balkon.
"hei! Apa yang kau lakukan! Umurmu masih panjang! Untuk apa bunuh diri! Itu akan-"teriakku dari balkon dengan wajah ketakutan, panik.
"heh! Kau kira aku pabo, oeh! Sini kau! Bantu aku mengusir cacing itu" teriaknya dari seberang balkonku, sambil menunjuk ke arah pecahan pot dan tanah yang berserakan.
Cacing?!
Astaga...
Aku hampir saja tertawa pecah, sebelum yeojha itu melotot kearahku dengan wajah ketakutan.
Aku pun segera ke apartemennya, lalu menuju balkonnya.
Untung saja, pintunya gak dikunci, gumamku.
Perlahan, aku memungut hewan pink yang melata itu lalu melemparnya keluar balkon.
"i did it"ucapku, sambil menyeringai bangga
ia pun bernapas lega dan turun dari posisi berbahayanya itu.
"kamsahamnida.." ucapnya walau terdengar masih terengah-engah.
"cheonmaneyo"jawabku, dan melempar senyum andalanku.
Ia membungkukkan sedikit badannya, "chonenun han hyo jin imnida,, manasseo bangapseumnida.."tuturnya, dan melempar senyum padaku.
Dia yeopo sekali..
Aku pun melakukan yang sama, "chonenun kim hyung jun imnida, bangapseumnida.."tuturku
ia mengikat rambutnya dengan ikat rambutnya. "jangan,,"
eh? Apa yang kukatakan?!
"mianhae?"tanyanya, karena ia mendengar ucapanku itu
"oebseo"
sejujurnya aku lebih menyukai, jika ia tidak mengikat rambutnya, apalagi secara ugal-ugalan seperti itu.
"aku tetangga barumu... Aku baru pindah kesini" tuturnya panjang
aku hanya menjawab oh saja. Lalu pamit padanya untuk pulang. Walaupun aku penasaran, dari sikapnya.
Ada apa dengan yeojha itu?

Sejak saat itu, saat pertama kali ku bertemu dengannya... Aku bisa membaca perasaannya.
Saat itu ia 'kesepian' dan 'sakit'

=flash back end=

dia sedang dimana saat ini?
Apa dia baik-baik saja?
Setiap kali ku lewat didepan kamar apartemennya, pintu kamarnya tertutup rapat. Selalu begitu. Akupun tak pernah melihat sosoknya lagi.
Hm....

************
=author's POV

hyo jin duduk sendiri disudut cafe, menunggu si pelayan datang menghampirinya untuk menanyakan menu makanan apa yang dipilihnya.
Lalu, saat seorang pelayan wanita datang, hyo jin pun mengatakan apa yang menjadi menunya.
Seusai itu, seorang namja menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"kau sudah lama menungguku, chagiya?" tanya namja itu, bernama jaejoong.
Hyo jin menggeleng pelan.
"kau sudah memesan?"
"hm.. Ne- tapi, minuman saja"
"ooh.." jaejoongpun mengacungkan tangannya. Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang, "ne?"
"chagiya? Kau mau makan apa?" tanyanya pada hyo jin
"terserah kau"
jaejoongpun menyebutkan makanan favoritnya sebagai pesanannya.
Setelah 10 menit kemudian, pelayan itu datang dengan pesanannya tadi.

"makanlah.."ucapnya, saat hyo jin tidak menyentuh makanan itu.
"mianhae,, aku alergi udang"
selalu,, selalu terjadi! Dia tidak pernah mengenalku, gumam hyo jin sambil menahan amarahnya lewat senyumannya yang dipaksa.

************

= hyo jin's POV

Apa aku kuat, melakukan ini semua? Menghindar dari hyung jun? Membuat diriku sendiri menderita?
Aku harus menerima namja yang kucintai tapi tak pernah mengenalku. Berbeda dengan hyung jun!
Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja?
Aku membenamkan wajahku ditumpukkan bantal, sambil meneteskan air mata sebagai pelampiasan dari perasaan yang kupendam ini.
Aku masih mencintai hyung jun.
Mencintainya, merindukan sosoknya,
merindukan senyumnya,
merindukan tawanya, merindukan semua tentang dirinya.
Hyo jin merindukan hyung jun

 to be continued

Next Part >> Did You Ever Love Me [Part II]

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)