Tittle : The Anxiety is The Love //SHINee
Author : devIL'21
Cast :
- Song Hyo Joon
- Choi Min Ho
- Kim Jonghyun
- Song hyun Rin
Genre : Romance, Friendship, Comedy?, mYstery
All right,,,, the FF is begin!!!
Before (On part I)
Hyo
joon yang terbangun dari lelapnya karena ingin meminum air. Kemudian ia
meraba- raba sekeliling dala tenda demi mendapatkan sebotol air minum,
dengan meraba- raba.
Dan ternyata..
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”jerit hyo joon, keras. Memekik malam yang sunyi itu dengan jeritannya yang melengking.
The Part II is Begin!!
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”jerit hyo joon, keras. Memekik malam yang sunyi itu dengan jeritannya yang melengking.
Karena jeritan yang memekik itu, semua peserta perkemahan itu terbangun
dari lelapnya. Mereka dengan sigap berlarian kearah sumber suara
jeritan itu. Dengan cepat, mereka membuka tirai depan tenda itu, dan
menemukan seorang yeojha sedang menangis disudut terpojok dalam tenda
itu.
“wae hyo joon? Gwenchanayoo?” Tanya para peserta perkemahan itu dengan bergantian mendekati hyo joon.
==Hyo Joon POV==
Aku
tidak bisa menjawab pertanyaan lemparan mereka. Aku terlalu lemah untuk
bicara, berkutikpun aku sudah tidak bisa. Tubuhku terlalu lemas untuk
bergeming. Aku diam dalam posisi terkejutanku yang tadi, tetapi semua
peserta malah menontonku.
“minggiir!!”seru seseorang mengusir para
kerumunan didepan tendaku. Tetapi, tetap saja aku tidak bisa melihat
siapa dia. Mataku tidak bisa melihat apapun dalam gelap.
“wae hyo
joon?”Tanya seseorang, tapi menurutku dia adalah min ho, kemudian
menghampiriku dengan merangkak didalam tenda itu. Setelah mengusir semua
para penonton.
Tetapi, aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Traumaku lebih tinggi daripada harus menjawab pertanyaannya.
Dengan
dibantu penerangan lampu cawan didepan tendaku, aku ditemani min ho
hanya saling terdiam. Min ho membiarkanku, mungkin dia mengerti
bagaimana keadaanku dan dia akan menunggu saat aku yang akan menjelaskan
padanya.
“min ho?”tanyaku setelah sejam mungkin, memastikan jika
orang yang menemaniku memang min ho, aku duduk memojok disudut tendaku
menatap kosong kearah depan.
“nde?”ucapnya, aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan didalam tendaku. Aku tidak bisa melihat apapun.
“ada
seseorang tadi disini”ucapku lirih dengan nada ketakutan masih
terdengar jelas, saking rasa traumaku merajai perasaanku saat itu.
“jinjja?”tanyanya, terkejut. Aku hanya membalas dengan anggukkan
“siapa?”tanyanya
lagi, ingin menyelidiki. Aku hanya menjawab dengan gelengan, jelas aku
tidak tau, aku penderita rabun senja tidak akan bisa melihat apapun
dalam kegelapan. Tetapi, aku tau, yang kuraba tadi adalah wajah, wajah
seseorang, Dan aku tidak tau,, dia namja atau yeojha
“hm.. memangnya adakah selain aku yang mengetahui tentang penyakitmu ini, disini?”tanyanya agak berbisik. Aku hanya diam.
Setelah hening beberapa saat, akhirnya sebuah sentuhan hangat
dilenganku tertarik, sehingga membuatku berbaring dalam keadaan buta.
Tapi, aku sadar, aku tidur diatas pahanya.
“tidur!!”perintah seseorang, tetapi aku yakin itu suara min ho
“besok akan menjadi hari yang melelahkan”ujarnya lagi,
Terasa nyaman bagiku dalam posisi seperti ini, tak kusangka aku sudah menjelajah dalam dunia mimpi.
==Min Ho POV==
“sepertinya sudah tidur”pikirku, setelah sadar bahwa yeojha yang berbaring pada kedua pahaku telah terlelap.
perlahan
aku meletakkan tempurung kepala hyo joon diatas tumpukkan jaketku.
Kemudian dengan diam-diam, aku keluar dari tenda biru ini tanpa
menghasilkan suara.
“cepat!! Cepat!! Kumpul kalian semua!! Hanya
dalam lima menit!!” seruku, dengan mikrofon putih yang kuambil dari
tenda hyo joon. Aku sudah berdiri memaku sambil menatap jam tanganku,
ditengah lapangan yang ditumbuhi rerumputan yang basah karena
bermandikan embun. Terdengar hiruk pikuk, heboh para peserta, sibuk
dengan kebutuhan mereka.
“set.. dul.. hana!!”seruku, menatap
keseluruh peserta perkemahan yang sudah berdiri dengan sigap dihadapanku
dengan barisan yang tertib.
“hei!! Berhenti kamu disitu!! Kamu
telaaa…t tiga detik! Baris disebelah sana!!”seruku, dengan menatap layar
jam tanganku dan menunjuk kearah rerumputan tinggi, tepi hutan yang
berada disekitar lapangan itu.
“sun..”
“kamu
kesana!!”gertakku, sebelum ia menyelesaikan ucapannya, karena aku tau ia
akan memberikan alasan klasik. Dengan langkah gontai, ia berjalan dan
setengah berlarian ketempat yang aku maksud.
“cepat,
banci!!”geramku, yang muak melihat langkah gerik kakinya yang begitu
pelan. Bagaimana tidak? Walaupun ia lebih tua daripadaku, tapi tetap
saja dia sudah kuberikan gelar ‘junior :: banci yang paling lemot’ walau
sebenarnya dia kyeopta, aku mengakui yang satu itu. KIM JONGHYUN!#gag
maksud ng_bash ya,, blingers hehehe,, mian_mian_
Ternyata hanya ia, yang terlambat.. ya sudahlah, itu lebih baik daripada amarahku bisa terlampiaskan pada banyak korban.
Pagi ini , Aku bingung pada perasaanku, aku merasa agak geram pagi ini, tapi tanpa sebab yang jelas.
“aku
telah menghitung kalian semua, dua puluh satu orang tanpa aku, Hyo Joon
dan jjong”ujarku dengan nada tinggi lewat mikrofon dalam genggamanku
“baik!
Ada yang bersedia disini menemani, hyo joon? Korlap kalian masih kurang
enak badan”tanyaku dengan nada datar untuk pernyataan yang satu ini.
Tapi, tak ada jawaban atau ajuan untuk seseorang yang bersedia sebagai
sukarelawan.
“hm.. tidak adakah?”tanyaku sekali lagi, memastikan. Tapi setelah menunggu beberapa detik, tak ada jawaban.
“tidak
mungkin aku yang diam disini, aku yang akan menggantikan hyo joon.
Baik,..”ujarku, kemudian menyapu pandangan keseluruh wajah para peserta
yang tertunduk dan adajuga yang terkesiap.
“kamu! Hyun Rin! Maju..
kamu bersedia?”seruku, didepan barisannya, saat menemukan yeojha yang
cocok untuk menemani hyo joon dikamar saat ia akan terbangun nanti.
“eh,,
sunbae.. akk-“aku sadar saat ucapan yang akan ia ucapkan adalah alasan
klasik, aku langsung melototinya sehingga membukam mulutnya dari
kata-kata manja yang akan terucap dari bibirnya.
“pergi
ketendanya! Kamu sudah tau’kan dimana tenda koprlap?”tanyaku dengan nada
ketus, saat melihat tampangnya yang dipolos-poloskan. Ia membalas
pertanyaanku itu dengan sekali anggukkan, kemudian dengan langkah
sedikit gontai tetapi, tepatnya enggan melangkah ia berjalan kearah
tenda hyo joon.
“baik! Satu permasalahan selesai.!!”seruku, tanpa
menggunakan mikrofon saat sadar suaraku telah memekik pada telinga para
peserta dengan mikrofon putih itu.
“Bagilah kelompok kalian menjadi empat kelompok!!”
“hana,
dul, set!” karena ucapanku membuat barisan para peserta itu berantakan,
mereka saling gelagapan mencari teman yang cocok. Tapi, apa daya aku
hanya memberikan tiga detik, tapi terhitung menjadi dua detik karena aku
sengaja menghitungnya cepat.
“baik!! DIAM SEMUA!!” satu kelompok mengarah kebarat, ketimur, selatan dan utara”
“cara
mainnya… temukan sungai yang mengalir, terserah bagaimanapun caranya!
kemudian tangkaplah ikan sebanyak dua puluh ekor, kemudian bawakan kayu
bakar, dan INGAT!! Tanpa ada yang harus membawa apapun!! Hanya boleh
membawa pisau dan garam!!”seruku dengan lantang, hingga membuat
kebisingan itu hanya dipenuhi oleh suaraku.
“jika ada teman kalian yang hilang, itu salah kalian!! Jangan kembali jika teman kalian ada yang hilang!!”
“mengerti?”seruku dengan lantang
“siap!”seru para peserta itu, dengan semangat walau agak gontai.
Semua
peserta itupun berhamburan, membentuk empat kelompok yang mengarah
keempat sudut dari tepi lapangan itu dan hilang dari kelebatan hutan,
semak-semak, pepohonan yang menjulang tinggi.
“jjong!! Kamu
kesini!! Kau yang akan membantu aku dalam pengintaian”seruku padanya,
hingga membuatnya agak terperanjat lalu ia berlari mengarah padaku
dengan senyum yang sumringah
“baik!”jawabnya lantang, kemudian ia mengikutiku dari belakang, berjalan pada sudut hutan.
==Hyo Joon POV==
“hoamph..”uapku
saat terbangun dari lelapku, terik matahari telah menembus dari celah
tendaku sehingga membuat mataku perih cahaya itu memperanjatkan mataku.
Aku
terbangun dari posisi berbaringku, menjadi setengah duduk dengan
melonjorkan kedua kakiku. Aku mengusap kedua sudut kelopak mataku, dan
menyapu seisi kamarku. Kosong?
Dengan gerak cepat, aku keluar dari tendaku.
Sepi sekali, batin ku. Tak sadar, matahari telah bertengger diatas
kepalaku membuatku begitu sulit untuk mematau tiap sudut pada
sekitaranku.
“hyo joon?”panggil seseorang dari suatu arah, tapi
aku tak bisa melirik kearah sumber suara itu. Terpaksa aku mengintip
lewat tanganku yang menutupi sinaran matahari yang menghujam kearah
kedua bola mataku.
Aku mendapatkan sesosok, tapi tak jelas. Dengan
langkah yang masih berat, aku mengarah pada sumber suara dengan kedua
mataku menyipit. Selain aku penderita rabun senja, aku juga tidak bisa
melihat jika terlalu silau.
Setelah beberapa jarak
dari sumber itu, aku merasa ada yang menepuk punggungku sehingga aku
harus menoleh kebelakangku. Dan..
#BAM
==Author POV==
#BAM
Sesuatu terhentak tepat dipunggung Hyo Joon hingga
#Bruk
__To Be Continued___
<<<
Part I