Saturday, November 12, 2011

The Surpice

Title       : The Surprice ==”//FFReq. Member// 1Shoot
Author  : Song Hyo In aka AudIeynha AzIs SaLam
Genre   : Romance
Cast       :
-          Choi Rae Hwa
-          Choi Min Ho (member’s SHINee)
-          Cho Kyuhyun (member’s Super Junior)
-          Choi Jonghoon (member’s Ft Island)


On 28th june
^^Rae Hwa POV^^
Pagi.. begitu dingin saat cercahan sinarnya masuk menyusup kesetiap celah diruangan yang dikuasai gelap.
Aku suka pagi.
“rae hwa! Bangun!”seru jonghoon yang membangunkanku dengan, mengguncangkan tubuhku yang telah terbalut selimut tebal hingga ke daguku.
“oppa, bau! Mandi sana”sanggahku, dengan nada malas dan masuk menyusup kedalam selimut hingga sempurna, seluruh tubuhku tertutup selimut.
“jinjja?”oppa segera mengendus tubuhnya, terutama ketiaknya. Kemudian ia hanya terkekeh dan segera berlalu dari kamarku. Aku tau, dia menyadari bahwa dirinya memang bau!
Aku malah asik berkutat dengan bantal dan guling didalam selimut, tetapi..
“rae hwa!! Ada min ho nih”seketika rasa malas yang biasanya yang aku junjung tinggi saat minggu pagi buta seperti ini, hilang dalam sekejap saat mendengar nama ‘choi min ho’.
Tanpa pikir panjang, aku melompat girang dari ranjang dan segera melesat keluar kamar, tanpa ada proses melihat diri yang acak-acakan didepan cermin.
“aigooo…. Ilernya masih netes, saeng!”seru jonghoon dengan wajah dikaget-kagetkan melihatku dan menunjuk kearah daguku yang telah berdiri terkesiap menunggu kemunculan min ho oppa dihadapanku.
Dengan reflek punggung tanganku cepat, mengusap daguku secara ugal-ugalan.
Aish,, netes beneran yah tadi?

Dengan langkah cepat mengelap tanganku dibaju piyamaku.
“ish,, jorok!!”
“biyarin!! Mana min ho oppa?” tanyaku, asik menoleh keseluruh sudut ruangan tengah. Aku benar-benar bergairah pagi ini!
“min ho? Masih dirumahlah,,,”kata jonghoon oppa dengan santai
Sekejap, setan amarah yang ada didalam tubuhku tiba-tiba bangkit dan adanya niat membunuh oppaku sendiri.
“Opppaaaa!!!!!” akhirnya, acara kejar-kejaran terjadi diseantero rumah.
                Setelah melakukan rutinitas keseharianku dengan jonghoon oppa, yakni acara perkelahian dengan mengakibatkan acara ‘kejar-kejaran’ sebagai sanksinya. Aku segera melesat tidur lagi kekamar, aku sudah menetapkan hari ini akan menghabiskan akhir pekan hanya dengan TIDUR. Aku terlalu lelah karena membantu oppa mengerjakan tugasnya bersama kyu sunbae semalam.
Aaargh,,, mereka selalu memperlukanku saat ada funginya saja, gumamku.
Kembali berkutat dengan peralatan yang bisa melelapkanku untuk menjelajah kedunia mimpi.
Sudah sejam berlalu, tiba-tiba..
#Ring Ding Dong
Membuatku terperanjat, dan melihat kelayar ponselku.
‘choi Min Ho’
Dengan gerak cepat, jempolku sudah mengelik keypad ponselku
“annyeong?... nde.. wae? Anioo.. aku tidak tidur kok! Aku hanya masih ngantuk!”sergahku dengan cepat, sebelum ia memvonisku sebagai yeojha yang malas. “huaaamppph..”tak disangka aku menguap saat aku berbicara dengannya. “ah? Aku masih ngantuk! Bukan, baru bangun!”seruku, walaupun itu dusta belaka. “bagus! Percayalah.. so?.. ada apa? Kangen?... nde,, disana,, annyeong”
Tanpa kusadar, jonghoon oppa berdiri diambang pintu kamarku sudah memandangiku yang asik senyam-senyum menempelkan ponsel didaun telingaku. Ia tersenyum, dan membuatku tersipu saat mataku menemukan sosoknya.
“ekhemp!.. ada yang mau jalan-jalan,, oppa nebeng yah, sepi dirumah”ucap jonghoon oppa, sembari menaik turunkan alisnya, yang bertujuan menggodaku lewat tatapannya yang seperti itu.
“gag! Oppa mau jadi orang ketiga? Gag ah.. ntar buat rusuh lagi”kataku, kemudian melesat dan hilang dibalik pintu kamar mandi, tanpa memperdulikan oppa sudah mengomel-ria didepan kamar.
‘sudah!’ saat aku sudah memakai minidress berwarna biru muda, dengan aksessoris bando yang menghias diantara rambut hitamku yang legat, dan kalung pemberian jonghoon oppa sebagai symbol oppa-saeng saat aku ulang tahun. Sesuai perintah oppa, harus bla-bla, alias menjadi yeojha sejati untuk hari ini. perfect! Hanya,, alas kaki, kini menjadi perusak pemandangan. Aku memakai sepatu kets, selama ini aku belum pernah memakai dan membeli high heels. Aku membencinya, karena trauma.
“annyeong oppa,,, jalani hidupmu sebagai single,, saengmu yang yeoppo ini akan menjalani hidup sebagai yeojhachingu choi min ho”seruku, dan segera melesat sebelum dikejar dan mendengar omelannya yang menghabiskan waktuku dan menyiksa telingaku.
Aku duduk termangu, menanti saat kedatangan min ho oppa datang ditengah hamparan taman.
Tapi, sejam? Sua jam? Tiga jam!! Sudah berlalu, tetapi dia tak muncul-muncul dihadapanku.
Bingung? Marah? Semua perasaanku membuncah begitu saja. Akhirnya, karena setan amarah sedang merasukku, aku segera pergi, sudah melupakan kesenangan saat-saat aku akan bertemu dengan namjachinguku.
Terserah!! Aku tidak akan menunggu oppa lagi. Gumamku kemudian melesat pergi dari taman itu, dan menyusuri jalan trotoar didepan gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Langkahku terhenti saat sudah berdiri dihalte bus, dan segera mengambil posisi duduk yang paling nyaman. Entahlah,, aku mau naik bus atau meminta jonghoon oppa menjemputku? Lalu membuat Malu-ku akan habis diinjak-injak oppa karena aku tidak jadi pergi. ==’’
“rae hwa?”
Aku segera mengangkat kepalaku, dan menemukan sesosok namja dengan lengkap, kyeopta! Cho kyuhyun.
“sunbae?”
“ternyata, benar rae hwa.. apa yang kau lakukan disini sendirian? Mana jonghoon?”ujarnya, sembari duduk disamping rae hwa.
“hm..”aku bingung, akan memberikan alasan apa untuknya,”aku hanya jalan-jalan”kataku, dingin, gelagapan.
“oh”
“terus?”
“gak jadi… ada urusan lain”kataku, dingin. Dan perasaan kesal itupun muncul lagi.
“kalau begitu ikut aku?! Gimana?”tanyanya, dengan senyuman ramah padaku.
Dari pada pulang dengan tangankosong, alias pulang-pulang tanpa ada cerita yang akan kuceritakan keoppa, lebih baik aku ikut saja.
Aku mengangguk pelan, dan tersenyum manis padanya.
Kami pergi kebioskop menonton film jenis action. aku yang meminta itu, aku yang memilih filmnya,agar membuatku agak lebih baik, yang jelas bisa meluapkan amarahku yang sedang meletup-letup sedangkan sunbae menerima dan turut pada permintaanku padahal ia yang membayar.
Akhirnya, saat sudah menjelang senja, aku memilih untuk ke pantai! Yah,, pantai termasuk tempatku menghilangkan rasa penatku.
“rae hwa?”katanya, lirih dan dingin, terdengar agak ragu-ragu.
“hm?”
“waeyoo, sunbae?”kataku pelan, walaupun masih tetap menatap kedepanku.
^^Kyuhyun POV^^
Huuft.. tak hentinya oemma memperjodohkanku dengan yeojha itu. Aku membencinya! Gumamku, kabur dari rumah sebelum acara perkenalan antara keluargaku dengan keluarga sulli.
Aku jalan tak menentu kemana arahnya, entah kemana kakiku membawa sekujur tubuhku, yang jelas agar aku tidak bertemu dengan yeojha itu lagi.
Tiba-tiba saat aku akan menuju kerumah jonghoon, sebagai satu-satunya tempat perlarian yang bisa aku percaya, Aku menemukan rae hwa dihalte bis, terlihat wajahnya begitu muram.
Mungkin dia sedang kesal.
Perlahan aku menghampirinya, takut jika aku salah orang.
“rae hwa?”tanyaku memastikan apa benar dia.
“sunbae?”
 “ternyata, benar rae hwa.. apa yang kau lakukan disini sendirian? Mana jonghoon?”tanyaku, sembari duduk disampingnya, dan memperhatikannya.
“hm..” ia masih ragu-ragu ”aku hanya jalan-jalan”
 “oh” aku hanya ber-oh ria, bingung harus menanggapi apa lagi. “terus?”
“gak jadi… ada urusan lain” jawabnya, membuat keheningan sebentar
“kalau begitu ikut aku?! Gimana?” ucapku, seperti tiba-tiba ada ide yang menyeruak muncul diotakku.
Dia mengangguk.
Setelah, berdebat sebentar, dengan topic kemana kita akan pergi akhirnya kami memutuskan untuk ke bioskop. Sebenarnya bukan keputusan kami, tetapi dia cenderung yang memilih, dan aku hanya menurut saja.
Membeli, pop corn dan seperangkat makan-minum lainnya, kami segera masuk kedalam ruangan bioskop dan mengambil posisi tempat duduk.
Action? Kali ini dia lagi yang memilih. Aku hanya menerima ajuannya, yang penting bisa membuatnya tersenyum. Senyum yang yeoppo! Walaupun aku kurang suka dengan action.
Karena dengan terpaksa memilih film jenis ‘action’, membuatku agak terkantuk-kantuk, tertidur bebrapa detik, kemudian terkejut dan bangun lagi. Aku mengalaminya berkali-kali walau tanpa sepengetahuannya yang begitu bergairah menontonnya.
“udah ya? Bagus!”seruku, saat dia menggoyangkan lenganku.
“yap! Sekarang kita kepantai yah?” yeojha itu terlihat begitu senang, tak tega untuk menolak permintaannya.
“ok”
                Kamipun pergi kepantai busan, yah.. dia yang memilih tempat itu. Aku tidak mengerti, kenapa dia begitu menyukai sesuatu yang aku tidak menyukainya.
Kami duduk agak tersudut, menghindari keramaian oleh para pengunjung pantai. Kali ini aku yang memintanya, dan dia menurut saja.
“rae hwa?”kami duduk bersisian, aku melihat matanya yang begitu tenang, berbeda saat aku melihatnya tadi di halte.
Rae hwa, tersenyum seperti itulah saat bersamaku.
Apa karena aku, dia bisa tersenyum?
 “hm?” dia hanya mendesah, tanpa melihatku. mungkin ia terlalu takjub melihat pemandangan ini. Kilasan bias- bias merah, menenamani sang raja siang hilang dari pemandangan, dan tenggelam diantara langit dan lautan. “waeyoo, sunbae?”
Apakah aku harus memberi tahunya sekarang? Begitu lelah menyimpan seluruh perasaan ini.
Tapi, dia namjachingu min ho?! Ergh..!! apa yang harus aku lakukan?
Aku berpikir sejenak, apakah aku?
“rae hwa..”
“nde.. wae sunbae?”tanyanya, dan kini ia menatap mataku. Mata yang indah dan mencerminkan kecurigaan.
Huuuf…
“rae hwa, boleh aku jujur?”
Dia mengangguk. Dan matanya masih menatap kearah mataku, lamat-lamat.
“apa kau benar-benar mencintai min ho?”tanyaku, mungkin harus basa-basi dulu.
Tanpa sadar, tanganku sudah gemetar, degupan jantungku begitu cepat aku tidak bisa mengaturnya, mataku malu saat menatap matanya, dan senyumnya? Ia menebar senyumannya. Yeoppo!
Dia mengangguk mantap. Dia menunggu kata-kataku meluncur selanjutnya.
“rae hwa..” reflek, tanganku menggenggam tangannya. Dan dia menerimanya diperlakukan seperti itu. Menggiring tangannya, dan menempelkannya didada kiriku.
“kau merasakannya? Aku..”aku menghela napas, kenapa begitu sulit untuk mengatakannya? “aku menyukaimu sejak dulu”kata-kata itu meluncur begitu saja, kata-kata yang seharusnya kukatakan sejak dulu.
Sesaat aku telah mengatakannya, terasa oksigen disekitarku bisa kuhirup secara bebas, degupan jantungku sudah membaik walau cepat, tangaku yang gemetar mulai berhenti walau hawanya begitu dingin.
“min ho, oppa…”yeojha yang ada dihadapanku ini, menatap kearah belakangku, dan tatapannya berubah drastic,
“sunbae,, mianhamnida” katanya, dan segera beranjak pergi, meninggalkan aku. Meninggalkanku demi orang lain.
Seharusnya aku bisa menerima semua ini. Dia milik min ho, chinguku sendiri.
Apakah aku salah?
Aku diam, tak bergeming dari tempat itu. Sebelum ada yang menepuk pundakku.
“kau telah melakukan hal  yang seharusnya kau lakukan sebelum min ho, tapi… terima saja,, kau telah mengatakannya” ucap seorang namja dan duduk disampingku, kata-katanya dengan pelan- pelan terucap dari bibirnya.
“hehehe.. sudahlah,, kau sebagai oppanya, tetaplah menjaganya”
“tentu”katanya, bergairah dan duduk tak bergeming menatap kearah biasan mentari yang tinggal seperlimanya masih Nampak.
“eh? Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku, membuyarkan perhatiannya memandang sang mentari.
“aku?”sembari, menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“sama – sama single,, jangan terlalu meratap kehidupan…”kataku, sembari cengir kuda, merangkulnya.
Rasanya begitu bebas, dari beban yang biasanya aku pikul. Lega, puas! Walaupun aku membutuhkan jawaban apa yang akan dia katakaa, tetapi aku percaya aku akan mendapat sesosok yeojha yang aku inginkan.
“aish.. hahahahaha… cari yeojha yuk?! Kita ke… bar?! Yang bule lumayanlah,,”tawanya pecah, dan menyeretku bangun setelah ia sudah siap berdiri.
“ah? Lumayan-lumayan”
^^Min Ho POV^^
Astaga! Ini sudah jam berapa?
“halmeoni!! Aku mau pergi,, pulangnya sama eonni saja. Aku punya urusan yang lebih penting, daripada menemani halmeoni berbelanja barang-barang kuno, seperti ini”kataku, sembari menghilang dari hadapan halmeoni, kali ini aku tega dulu pada halmeoni. Aku tau, tapi ini tanggal 28 juni!! Eerghh…
Aku segera melesat, dan mengemudikan mobil sport biruku, sembari berkutat dengan ponsel dan melepon eonni untuk menjemput halmeonni.
Tapi,, ternyata eonni sedang ada bandara incheon.
Aiesh,, apa yang harus aku lakukan? Huuft..
Terpaksa dan secara ikhlas, aku kembali menjemput halmeoni dan membawanya pulang secara paksa.
“halmeoni, pulang?! Aku punya urusan lain”rengekku. Tapi, tetap saja halmeonni tidak mendengarkanku, asik memperhatikan barang-barang yang tidak aku tau fungsinya selain menjadi pajangan.
Tuhan,,, kenapa begitu sulit membuat halmeoniku terbujuk?
Aku merengek terus pada halmeonni, tapi tetap saja, dia tidak mau, dia termasuk yeojha yang tangguh dalam artian keras kepala!!
“coba tadi, kau tidak meninggalkan halmeonni disini sendirian, pasti sekarang halmeoni sudah ada dirumah, bersama barang-barang belanjaan ini”katanya, santai sembari cengir kuda. Kemudian kembali lagi berkutat dengan para penjual barang-barang yang tidak aku tau itu apa.
“halmeoniiiiiiii,,, tolong”halmeonni tidak bergeming, padahal aku sudah berjongkok dan menarik-narik longdressnya. Baru kali ini, aku merengek seperti ini dihadapan banyak orang, tetapi sering aku lakukan dirumah untuk membujuk oemma dan halmeonni, termasuk eonni.
Akhirnya, secara terpaksa aku pasrah, menerima apa yang akan terjadi.
Ponsel! Aku harus menelpon rae hwa!
Aigoo.. lowbat!!
“halmeonni,, pinjem ponsel”
“gak ada pulsa”
“tuker kartunya.”
“ambil aja dirumah ponselnya”
Aaaaaaaaargh,, seandainya halmeonni bukan halmeonniku, sudah aku tumis!
“kenapa?”Tanya halmeonni dengan wajah polosnya, melihatku yang menggemas jaketku sendiri hingga menjadi segumpal kain yang lusuh.
Bibirku sudah terlipat sempurna, bergumam marah-marah sendiri tanpa suara, mataku memelas, yang jelas menampangkan wajah meratap!
“puasin aja halmeonni,, buat aku sangat menderita”kataku, dengan nada tinggi. Membuat orang – orang yang berlalu lalang didepanku, terkejut dan menatapku aneh.
“ssst… jangan teriak-teriak, malu sama orang”
“bodo amat! Aku maunya pulang! Aku mau halmeonni pulang!”kataku, dengan nada tinggi.
Entah, baru kali ini, halmeonni.. menyeretku secara paksa dengan belanjaannya ditangan kiri ia seret juga
Hore!! Akhirnya,,, gumamku, hatiku begitu senang.
Dengan gerik cepat, dan terlatih aku segera mengemudikan mobil sportku, setelah halmeonni dan aku membuat perjanjian.
Huuuft…
“sudah! halmeonni masuk sendiri saja”
“cucu kurang ajar!! Kau menyuruh halmeonni, membawa bawaan sebanyak ini?”
“hehe,, bukannya halmeonni bisa membawanya sendiri tadi?”
“terpaksa! Cepat bawakan!!” halmeonni segera melesat sendiri, menghilang dari gerbang rumahku yang begitu menjulang tinggi berwarna coklat.
                      Dengan pasrah, walaupun amarah sedang membara dalam benakku, aku harus membawa seluruh bawaan halmeonni.
“udah halmeonni,, annyeong…..”
“belum!! Rapikan!! Taruh dirak,,”
“gak mau?!”
“aku akan bilang pada appamu, kalau kau telah meninggalkan halmeonni dipasar tadi”
                Hyaaaaaaaaaa!!! Halmeonni, kau begitu yeoppo,, tapi kau begitu licik!!
Dengan gaerak – gerik cepat, aku menaruh setiap barang-barang kuno itu dirak secara ugal-ugalan.  Entahlah,, bagaimanapun jadinya, aku harus cepat pergi!!
“annyeong halmeonii…”kataku, dan melesat pergi dari sarangku sendiri yang aku anggap begitu menyeramkan jika halmeonni berkunjung.
Akupun langsung memarkir mobilku saat sudah sampai diarea taman. Begitu berharap, jika rae hwa masih menungguku sampai sesore ini.
Aaargh,, halmeonni!!!
bangku yang biasanya menjadi langganan tempat duduk kami berdua tak ada oang , kecuali dua ekor kucing yang sedang.. sedang duduk berdampingan, sepertinya sedang tidur.
“kemana dia?”rutukku, memutar kepalaku 360 deraja berkali-kali,  berharap bisa menemukan sosoknya.
Tak ada!
Jonghoon, yah.. aku harus kerumahnya. Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk memeriksanya.
“jonghooooon,, buka pintu!”seruku, sambil menggedor-gedor pintu rumah jonghoon, sehingga menghasilkan paduan suara dengan dentuman antara tanganku dengan pintu.
“MWO!” muncul setempurung kepala dari celah dua apitan pintu. “mana saengku? Kau membawanya pulangkan?”tanyanya, dengan nada agak cemas
“anioo,, aku kira dia sudah pulang”jawabku, polos
“aih,, tanggung jawab!! Katanya dia akan pergi denganmu”
“nde,, tapi.. gara – gara halmeonni!!! Aaargh,, halmeonni!! Sekarang kemana yeojhachinguku!!” kataku, dengan nada tinggi, menggelegar.
“ish,, ya sudah kita cari sama-sama, dari pada aku diam dirumah.” Lalu ia hilang diapitan pintu, dan tiba-tiba muncul lagi saat aku mendorong pintu agar aku bisa masuk.”Diam diluar! Jangan masuk! Aku tidak akan baik padamu, sebelum kau menemukan saengku”katanya, dengan nada tinggi, membuatku terkejut dan terpaksa menunggu didepan pintu.
Aish.. hari ini aku menjadi korban atas kesadisan halmeonni.
“sudah?! Kyeopta’kan?”katanya, yang tiba – tiba muncul dari balik pintu.
“nde”jawabku, lelah menunggunya setengah jam bersiap-siap.
“kita ke pantai?!”
“eh! Kita mencari saengmu, bukan jalan-jalan”kataku, kesal. Sepertinya ia ingin mempermainkanku dan menyalahkanku atas kehilangan saengnya.
“dia sama kyu disana”
“oh”
Aku segera melajukan mobilku, setelah sadar jonghoon telah duduk manis disampingku sambil bercermin ria dispion mobilku.
                    Sesampai kami dipantai, asik memutar kepala 360 derajat berkali-kali berpindah tempat mencari kedua sosok itu.
Tiba-tiba, kedua bola mataku menangkap sosok rae hwa yang sedang..
entah lah bersama siapa. Aku ada dibalik punggung namja itu.
Dia melihatku, rae hwa melihatku. Tangannya?
                      Serasa ombak sudah menarikku kelaut dan memutarku dan menenggelamkanku. Stok oksigen sudah habis,
Aku tak bergeming beberapa detik saat melihatnya dengan kyu.
                      Dia selingkuh? Tak mungkin!! Itu kyu!! Dia chingku sendiri.
                      Aku segera berlari, mengabaikan teriakan rae hwa yang memanggilku. Kemudian segera melesat, kedalam mobil yang terparkir di area parkir terdekat.
#Bam
“waeyoo?”Tanya halmeonni kaget, saat aku menutup pintu yang menciptakan bunyi dentuman yang menggelegar. “dasar bocah!! Udah gede’ masih aja lagak kayak anak kecil?! Persis seperti haraboejinya.. ckckck” ucap halmeoni, pelan dan tenang sembari merapikan seluruh barang- barang belanjaan yang tadi dibelinya, yang menjadi satu-satunya tersangka kenapa semua kejadian hari ini bisa terjadi!!
                      aku hanya mendengar kata-kata halmeonni, tapi mengabaikannya. Perasaanku benar-benar seperi digemparkan oleh kejadian tadi. Aargh!!
#Bam
^^Rae Hwa POV^^
mwo? Rasanya seperti ada petir yang menggelegar disiang hari.
Kyu sunbae menyukaiku? Anioo.,.. mungkin dia hanya bercanda.. anio! Lihat matanya, dia benar-benar serius kali ini. Aku baru melihatnya, melihat mata yang serius seperti ini.
Dia menggenggam tanganku, aku merasakan keseriusannya.
Degupan jantungnya, benar. Begitu sangat kencang. Aigoo… >< apa yang harus aku lakukan?
Tanpa sadar, seseok namja yang tak jauh berdiri dari tempatku. Melihatku, melihatku dalam keadaan seperti ini, saat kondisi seperti ini bersama kyu?
                      Namja itu berlari
                      Tanpa pikir panjang, aku hanya mengatakan “mianhae, sunbae” dan segera melesat mengejar namja itu. Aku melihat namja itu sedang diburu amarah, aku benar- benar melihatnya begitu marah. Kepalan ditangannya. Dengan langkah secepat, yang bisa ku langkahkan kakiku semaksimalkanku, aku mengejar namja itu. Tapi, sia-sia saja. Dia pergi, entah.. kemana.
“oppa!! Sunbae!! Tanggung jawab! Aku gak mau tau!! Bagaimanapun caranya, antara cara haram atau halal, kau harus memperbaiki hubungnku dengan min ho oppa!!” seruku,geram didepan kedua namja yang asik bertawa ria didepan tv yang tengah menonton film kocak yang mengundang tawa.
“ah? Kenapa harus kami?”celetuk, jonghoon oppa dengan wajahnya yang tak berdosa.
“aish,, sunbae?!”seruku, kesal saat ia mencibir bibirnya padaku.
                      Aku tau,, dia tidak melakukan hal yang salah, dan menurutku, hal itu adalah benar. Berkata jujur sesuai apa yang ada dihatinya dan menerima kenyatan sebenarnya, bahwa aku memang mencintai min ho oppa, lebih memilih min ho oppa.
“hehehe,,,”ia hanya cengir kuda, mempertontonkan deretan giginya dan mengangkat bahunya secara serempak.
Huuft,,,
Aku menghanyutkan diriku diatas keempukan sofa ditengah-tengah kedua namjua ini yang asik tertawa pecah.
“aiesh,, kasian saengku” kata jonghoon oppa, sembari mengelus ubun-ubunku alhasil menbghancurkan  penataan rambutku.
“gak usah pegang-pegang!!”seruku, sambil mendelik. Melipat kesua tanganku didepan perut, tanpa sedikitpun ada rasa ingin berdamai dengan kedua makhluk ini.
“TING! Sunbae punya ide!!” seru kyu sunbae, saat kami bertiga asik memandangi layar tv, yang menyangkan bayangan-bayangan yang berwarna warni.
                      Setelah a-b-c alias berunding ala kami, yang biasanya dicempuri ketidak setujuan ataupun setuju. Akhirnya kami memutuskan untuk menjalani ide yang aku anggap lumayan cemerlang, dari otak kyu sunbae yang terkenal jenius disekolah.
^^Min Ho POV^^
Aku merebahkan tubuhku diatas lapisan kasurku yang begitu empuk, semoga bisa menghantam rasa letihku yang dari tadi membuntuti walaupun tidak bisa menghilangkan rasa amarahku yang sedang meletup-letup.
Jam 22:37
Aku melihat jam dindingku yang menempel didinding didepan ranjangku.
Aku belum mengatakannya. Tetapi, ia telah menghianatiku?! Apa ini pertanda kita putus? Anioo… tapi,  ia? Eergh…
Entahlah..
Semakin aku memikirkannya, tanpa sadar aku telah tertidur pulas.
== ll ==
“mianhae oppa,,” katanya begitu pelan, air matanya sudah membasahi kedua pipinya yang telah merah. Tapi, aku mengabaikannya. Aku masih tetap tegar berdiri, tidak melihat langkahnya melangkah kemana.
`saat itu rasa amarah yang menghantamku begitu meletup-letup, tak bisa memikirkan apapun.
#dubrak #ciit
Suara tabrakan ditambah, decitan bunyi rem mobil
‘huft..
“hosh.. hosh”aku terbangun dengan cucuran keringat yang begitu banyak, membasahi seluruh bajuku.
Mimpi buruk.
#Hello,, hello
Mendengar jeritan ponselku, tepat disamping telingaku, membuatku begitu terkejut dan bangun walau setengah sadar.
“annyeong.. MWO?.. Nde.. annyeong”
                      Dengan langkah getir, aku segera melesat pergi keluar dari rumah yang sudah dalam keadaan gelap, aku pergi ke mana langkah kakiku membawa tubuh ini, aku masih begitu terkejut saat menerima telepon dari jonghoon. Rae hwa, belum pulang sampai saat ini? Kemana dia? Dipantai? Tidak mungkin?!
Apa arti mimpiku tadi? Apa..?? anioo!! Seperti ada layar yang muncul dimataku, dan mengingatku pada kejadian dalam mimpiku.
Tubuh rae hwa terkapar, bersimbah darah. Tubuhnya?! Jangan ingatkan aku! Tubuhnya hancur.
Aku menggeleng sendiri, aku masih ngeri mengingat kejadian itu.
Kemana yeojha ini?!
Tadi, dia telah membuat hatiku begitu hancur menjadi serpihan-serpihan arang dan kini!! Dia mempersulitku, tepat dihari ini!!
#hello_ hello
Dengan gerik cepat, aku mengangkat teleponku,
“annyeong?.. cha-..”ingin aku mengatakan ‘chagii’ tapi, entahlah, aku masih muak atas kejadian tadi “mwo? Dimana kau? Katakan saja? Ah? Mwo? Jangan-jangan.. nde.. aku percaya,, aku percaya.. jangan melakukan sesuatu yang tidak berguna?! Jangan lakukan itu!!.. nde,, chagii.. jeongmal saranghae…” #tiit tiiit
Kenapa mati? Ada apa dengannya? Apa yang terjadi padanya? Apa ada arti dari mimpiku? Mimpi buruk!
Aku yang terselimut kabut  khawatir, segera berlarian kencang saat aku sudah mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya.
Disini? Gumamku. Saat sudah berdiri disebuah tanah lapang, yang ditumbuhi para rerumputan yang seharusnya hijau tetapi kini terlihat gelap saat kegelapan membalut mala mini. Tempat ini, dikelilingi pepohonan perdu, dan lebih banyak bamboo.
Kakiku masih letih, dan terasa gontai untuk melangkah lagi. Tetapi, mataku telah menangkap sesosok yeojha yang berdiri diatas sebuah jembatan dalam posisi berbahaya.
“rae hwa!!!”teriakku, menggelegar saat melihat yeojha itu. Reflek, kakiku sudah mengantarkan tubuh ini menghampiri sesosok itu.
“rae hwa.. jangan lakukan itu”kataku,lirih. Menggerakan tanganku naik-turun, enggan menghampiri dekat pada yeojha itu. Takut jika ia bisa nekat.
“kau tak percaya padaku”katanya lirih, dingin dan berat.
“anioo,,, aku percaya padamu..”
“kau membenciku?” tanyanya, mengejutkanku
MEMBENCIMU?? Aku tidak pernah membencimu, tapi sebaliknya aku sangat mencintaimu!!
“jeongmal saranghae” kataku, dingin mencoba langkah perlangkah mendekatinya.
“kau berbohong?”
“anioo.. untuk apa?”
“kau sudah membenciku”
“anio..” jawabku, sembari menggeleng pelan
“kau salah paham, antara aku dengan sunbae”
“kyu? Dia sudah mengatakannya tadi, lewat sms”
Jawabku, aku masih mengingat, sms kyu padaku, sebelum aku tertidur
“kau percaya?”tanyanya, sembari menaikkan kakinya setingkat pada besi pembatas di jembatan itu.
                      Apa ini arti mimpiku? Dia mati dihadapanku? Mati karena aku terlalu egois? Tidak mempercayainya.
“aku benar-benar mempercayaimu, jeongmal saranghae!!!”aku berteriak dengan nada tinggi, sembari memeluknya dan menjatuhkan tubuh kami berdua dilantai jembatan, tubuhku sesaat gemetar hebat! Aku begitu takut, saat aku menariknya akan membuatnya jatuh.
Aku memeluknya erat, takut jika akan berbuat nekat dari pada ini.
“kau bohong”katanya lirih
“anioo, perlu bukti apa?” aku masih memeluknya erat dalam posisi terkapar dilantai jembatan.
“buktikan dengan cara oppa sendiri”
Bukti? Bukti apa?
Aku terlalu bingung, untuk  memutar otakku. Mencari bukti apa untuknya?
Akhirnya, aku bersenandung lagu, Y.O.U.
Hanya lagu itu, yang terbesit diotakku kini.
#bYur
Hanya beberapa baris dari satu bait yang aku nyanyikan, tetesan air menghujam kedua tubuh kami yang masih terkapar diatas lantai dan aku masih memeluknya erat.
“jeongmal saranghae, chagi..”kataku, berat, agak menggigil.
“langitpun tau, aku sedang bersedih, dia juga bersedih atas kesedihanku”
“chagii,, saranghamnida!! Harus perlu bukti apa, untuk membuktikan bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu, ha?”kali ini aku melepas pelukanku, beranjak bangun dan menghadap wajahnya yang masih terkapar.
Dia malah tersenyum saat wajahku dan wajahnya berhadapan.
“saranghae, chagii”katanya, sembari tersenyum. Lalu mendorong pundakku, agar ia bisa bangun dari posisi terkaparnya.
“sudah!! Udah lewat jam 12!!”serunya,
Apa maksudnya?
                      Tiba-tiba hujan berhenti.
Dan dua sosok namja muncul dengan selang yang digenggamnya erat ditangan kiri salah satunya.
“sudah?”tanyanya, pada rae hwa. Setelah keduanya melangkah beberapa langkah, akhirnya aku bisa mengenali wajahnya. Jonghoon!!
                      Ada apa ini?
“bagaimana?”Tanya kyu sembari tersenyum lebar, menutupi tawanya yang akan pecah.
“aish.. aku dipermainkan disini”kataku, berat.
“saranghae, oppa.. chukkae, untuk ulang tahun kita yang kedua atas hubungan kita, dua puluh delapan juni!”bisiknya rae hwa, kemudian berlari menghilang dihadapnku. Acara kejar-mengejarpun terjadi. Dan Aku bertindak sebagai korrban disana.
STOP!! Sudah----
Aish,,jeongmal mianhamnida,, devi.. author begitu tidak romantic!! Hohoho
Makanya,, membuahkan alhasil ff seperti ini.
Karena author juga dalam keadaan tidak enak badan…hoho
Ffnya malah lebih banyakan yang kocak daripada romancenya,,
Mianhamnida yah,,
Mianhae, juga kalau ada yg rancu, author  tidak mengecek ulang..
Hehehe… mianhae,,,
^^
Kamsahamnida, bagi yang baca
Dan Jeongmal MianhAmnida jika ada kata-kata yang rancu, dan bla-bla…
RCL nya sangat dibutuhkan ya ^^

No comments:

Post a Comment

after you read this, don`t forget to LEAVE comment~

Thanks For Visited :)